{24} An-Nur / النور | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشعراء / Asy-Syu’ara {26} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Furqan الفرقان (Pembeda) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 25 Tafsir ayat Ke 32.
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً ۚ كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ ۖ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا ﴿٣٢﴾
wa qālallażīna kafarụ lau lā nuzzila ‘alaihil-qur`ānu jumlataw wāḥidah, każālika linuṡabbita bihī fu`ādaka wa rattalnāhu tartīlā
QS. Al-Furqan [25] : 32
Dan orang-orang kafir berkata, “Mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?” Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar).
Orang-orang kafir berkata: Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepada Muhammad sekali turun saja seperti Taurat, Injil dan Zabur? Allah kemudian berfirman: Demikianlah, Kami turunkan secara terpisah-pisah supaya Kami bisa meneguhkan hatimu dengannya dan menambah ketenanganmu. Sehingga kamu bisa memahaminya dan membawanya. Kami menjelaskannya dengan akurat dan perlahan.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan tentang sikap orang-orang kafir yang banyak menentang dan ingkar, juga keusilan mereka terhadap hal yang bukan urusan mereka, karena mereka mengatakan seperti yang disitir oleh firman-Nya:
Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? (Al Furqaan:32)
Yakni mengapa Al-Qur’an yang diwahyukan kepada Muhammad tidak diturunkan sekali turun saja, sebagaimana telah diturunkan kitab-kitab yang sebelumnya sekaligus, seperti kitab Taurat, Injil, Zabur, dan kitab-kitab samawi lainnya?
Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjawab perkataan tersebut. Sesungguhnya Dia menurunkan Al-Qur’an secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun menurut peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang berkaitan dengannya serta menurut hukum yang diperlukan, tiada lain untuk meneguhkan hati orang-orang mukmin terhadapnya. Sebagaimana yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur. (Al Israa’:106), hingga akhir ayat.
Dalam ayat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:
supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil. (Al Furqaan:32)
Qatadah mengatakan bahwa makna tartil ialah menjelaskan, yakni Kami menjelaskannya sejelas-jelasnya. Menurut Ibnu Zaid, makna yang dimaksud ialah Kami menafsirkannya dengan jelas.
Tafsir Ayat:
“Ini sebagian dari sederet usulan-usulan kaum kafir yang dibisikkan oleh jiwa mereka, maka mereka berkata, لَوْلا نزلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً “Mengapa al-Qur`an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?” Maksudnya, sebagaimana kitab-kitab suci sebelumnya diturunkan. Apa salahnya kalau ia diturunkan seperti itu? Bahkan turunnya (secara bertahap) seperti itu lebih sempurna dan lebih baik. Maka dari itu Allah berfirman, كَذَلِكَ “Demikianlah,” Kami menurunkannya secara berangsur-angsur, لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ “supaya Kami memperkuat hatimu dengannya,” sebab setiap kali bagian dari al-Qur`an turun kepadanya, maka dia makin bertambah tenang dan kokoh pendiriannya, terutama di saat adanya faktor-faktor penyebab kegelisahan. Karena sesungguhnya turunnya al-Qur`an pada saat terjadinya moment (penting) itu menjadi penawar yang sangat luar biasa dan menjadi peneguh hati yang sangat efektif daripada kalau ia telah diturunkan sebelumnya, kemudian mengingatnya ketika terjadi asbab nuzulnya. وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلا “Dan Kami membacakannya secara tartil,” maksudnya, Kami menurunkannya kepadamu dengan pelan dan secara bertahap.
Ini semua menunjukkan pada perhatian Allah جَلَّ جَلالُهُ terhadap kitabNya, yaitu al-Qur`an dan terhadap RasulNya, yaitu Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, di mana Dia menjadikan penurunan kitabNya sesuai dengan kondisi Rasulullah dan kemaslahatan agama.
Pada ayat berikut diceritakan lagi permintaan lainnya yang mengada-ada yang dikemukakan oleh orang kafir kepada nabi Muhammad. Dan orang-orang kafir berkata, ‘mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus sebagaimana kitab-kitab samawi dulu se-perti kitab taurat, zabur, dan injil, bukan berangsur-angsur sebagaimana Al-Qur’an'” demikianlah, kami turunkan Al-Qur’an secara ber-angsur-angsur agar kami memperteguh hatimu Muhammad dengannya karena setiap kali ayat Al-Qur’an turun, nabi merasa tenang karena Allah selalu menyertainya dalam suka maupun duka dan kami membacakannya secara tartil berangsur-angsur, perlahan dan benar, selama kurang lebih 23 tahun. Membaca Al-Qur’an dengan tartil, sangat di dianjurkan. Diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur, agar mudah dihafal, dihayati, dan diamalkan sedikit demi sedikit. 33. Kemudian Allah menghibur nabi Muhammad agar beliau bertambah semangat dalam berdakwah, dan tidak peduli dengan semua permintaan orang musyrik yang mengada-ada itu. Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh, seperti permintaan mereka yang mengada-ada, dengan tujuan mencederai kenabianmu. Melainkan kami datangkan kepadamu suatu jawaban yang benar dan tepat, akan melemahkan anggahan-sanggahan mereka yang batil dan penjelasan yang paling baik, sehingga akan jelas mana yang benar dan mana yang salah.
Al-Furqan Ayat 32 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Furqan Ayat 32, Makna Al-Furqan Ayat 32, Terjemahan Tafsir Al-Furqan Ayat 32, Al-Furqan Ayat 32 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Furqan Ayat 32
Tafsir Surat Al-Furqan Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)