{24} An-Nur / النور | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشعراء / Asy-Syu’ara {26} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Furqan الفرقان (Pembeda) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 25 Tafsir ayat Ke 38.
وَعَادًا وَثَمُودَ وَأَصْحَابَ الرَّسِّ وَقُرُونًا بَيْنَ ذَٰلِكَ كَثِيرًا ﴿٣٨﴾
wa ‘ādaw wa ṡamụda wa aṣ-ḥābar-rassi wa qurụnam baina żālika kaṡīrā
QS. Al-Furqan [25] : 38
dan (telah Kami binasakan) kaum ‘Ad dan samud dan penduduk Rass serta banyak (lagi) generasi di antara (kaum-kaum) itu.
Dan Kami binasakan kaum ‘Ad yakni kaum Nabi Hud, Tsamud yakni kaumnya Nabi Shalih dan kaum pemilik sumur (kaum Nabi Syu’ain-penj) serta umat-umat yang banyak di antara kaum Nabi Nuh, ‘Ad, Tsamud dan penduduk Rass. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali hanya Allah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan (Kami binasakan) kaum ‘Ad dan Samud dan penduduk Rass. (Al Furqaan:38)
Dalam pembahasan yang lalu telah disebutkan kisah mengenai kaum Ad dan kaum Samud bukan hanya dalam satu surat, seperti dalam surat Al-A’raf, sehingga tidak perlu diulangi lagi dalam pembahasan ini.
Adapun mengenai penduduk Rass, menurut Ibnu Juraij, dari Ibnu Abbas, disebutkan bahwa mereka adalah penduduk suatu kota dari kalangan kaum Samud. Ibnu Juraij mengatakan, Ikrimah pernah mengatakan bahwa penduduk Rass bertempat tinggal di Falj, mereka adalah penduduk Yasin. Qatadah mengatakan bahwa Falj termasuk salah satu kota yang terletak di Yamamah.
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan berikut sanadnya melalui Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan penduduk Rass. (Al Furqaan:38) Rass adalah nama sebuah sumur yang terletak di Adzerbijan. As’-Sauri meriwayatkan dari Abu Bakar, dari Ikrimah, bahwa Rass adalah nama sebuah sumur, penduduk di sekitarnya mengebumikan nabi mereka di dalam sumur itu.
Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Muhammad ibnu Ka’b yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda, “Sesungguhnya manusia yang mula-mula masuk surga kelak di hari kiamat adalah seorang hamba berkulit hitam. Demikian itu karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengutus seorang nabi kepada penduduk suatu kota, tiada yang beriman dari kalangan penduduk kota itu kecuali hamba yang berkulit hitam tersebut. Kemudian penduduk kota menangkap nabi mereka, lalu membuat sebuah sumur. Selanjutnya mereka melemparkan nabinya ke dalam sumur itu, kemudian mulut sumur itu mereka tutup dengan batu besar. Hamba itu setiap harinya berangkat mencari kayu, kemudian kayu itu ia panggul di atas pundaknya dan dijualnya kayu itu, hasilnya ia belikan makanan dan minuman. Kemudian ia membawa makanan dan minuman itu ke sumur tersebut. Lalu ia mengangkat batu besar itu dengan pertolongan dari Allah (hingga ia kuat mengangkatnya sendirian), kemudian ia mengulurkan makanan dan minuman itu ke dalam sumur. Setelah selesai, ia mengembalikan batu itu seperti sediakala. Demikianlah yang dilakukan oleh si hamba itu setiap harinya selama masa yang dikehendaki oleh Allah. Lalu pada suatu hari seperti biasanya ia mencari kayu. Setelah beroleh kayu, ia mengumpulkannya dan mengikatnya. Ketika hendak memanggulnya, tiba-tiba rasa kantuk berat menyerangnya. Ia berbaring sebentar untuk istirahat dan tertidur, maka Allah menjadikannya tertidur selama tujuh tahun. Setelah itu ia terbangun dan menjulurkan tubuhnya, lalu pindah ke sisi lambung yang lain, maka Allah menjadikannya tertidur lagi selama tujuh tahun berikutnya. Kemudian ia terbangun, lalu memanggul ikatan kayunya, sedangkan dia mengira bahwa dirinya hanya tidur selama setengah hari. Lalu ia datang ke kota dan menjual kayunya, lalu membeli makanan dan minuman seperti yang ia lakukan sebelumnya. Ia pergi menuju sumur tersebut yang di dalamnya terdapat seorang nabi yang disekap. Lalu ia mencarinya, tetapi ternyata ia tidak menjumpainya. Tanpa diketahuinya kaumnya telah sadar, lalu mereka mengeluarkan nabi itu dari dalam sumur tersebut, dan mereka beriman kepadanya serta membenarkannya. Lalu Nabi itu menanyakan kepada mereka perihal si budak hitam, apa saja yang dilakukannya? Mereka menjawab, ‘Kami tidak mengetahui,’ hingga akhirnya nabi itu wafat. Sesudah itu si budak hitam tersebut terbangun dari tidurnya.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya budak hitam itu adalah orang yang mula-mula masuk surga.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Ibnu Humaid, dari Salamah, dari Muhammad ibnu Ishaq, dari Muhammad ibnu Ka’b secara mursal. Akan tetapi, di dalamnya terdapat garabah dan nakarah. Barangkali di dalam hadis terdapat idraj, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Ibnu Jarir mengatakan, tidak boleh menakwilkan bahwa mereka adalah penduduk Rass yang disebut di dalam Al-Qur’an, karena Allah telah menceritakan perihal mereka, bahwa Allah telah membinasakan mereka, sedangkan yang disebut di dalam hadis ini mereka beriman dan percaya kepada nabinya. Terkecuali jika ditakwilkan bahwa peristiwa itu terjadi setelah bapak-bapak mereka binasa, lalu keturunannya beriman kepada nabi mereka. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud dengan penduduk Rass ialah orang-orang yang memiliki galian (parit), yaitu mereka yang disebut di dalam surat Al-Buruj. Hanya Allahlah Yang Maha Mengetahui.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut. (Al Furqaan:38)
Yakni umat-umat yang jumlahnya berkali lipat daripada mereka yang telah disebutkan, semuanya telah Kami binasakan.
35-40 Allah mengisyaratkan kepada kisah-kisah ini, dan Dia telah menguraikannya di dalam ayat-ayat yang lain, untuk mengingatkan orang-orang yang di ajak biacara (mukhatabin) supaya waspada diri dari tenggelam dalam mendustakan Rasul mereka, sehingga mereka bisa ditimpa azab sebagimana yang telah menimpa umat-umat yang telah berlalu yang dekat dengan masa sebelum mereka, sedangkan mereka sendiri mengetahui cerita umat-umat tersebut karena sangat terkenal dan popular di kalangan mereka. Di anatra mereka ada yang telah melihat jejak-jejak (artefak) mereka dengan mata kepala, seperti kaum Nabi Shaleh di al-hijr, dan seperti negeri yang diguyur hujan buruk rupa batu sijjil; mereka melaluinya di pagi dan malam hari saat bepergian jauh. Sebab umat-umat tersebut tidaklah lebih jahat daripada mereka, dan para rasul merekapun tidaklah lebih baik daripada rasul kaum musyrikin itu;
“apakah orang-orang kafirmu (hai kuam musyrikin) lebih baik daripada mereka itu, atau apakah kamu telah mempunyai jaminan kebebasan (dari azab) dalam kitab-kitab yang dahulu?” (al-qamar:43)
Akan tetapi yang telah menghalangi mereka untuk beriman, meskipun mereka telah menyaksikan tanda-tanda, adalah bahwa mereka tidak mengharapkan kebangkitan dan kehidupan kembali setelah mati. Mereka sama sekali tidak mengharapkan perjumpaan dengan Rabb mereka, dan mereka tidak takut kepada ancamanNya. Maka dari itu mereka terus dalam sikap menentang. Sebab, jika tidak, maka sesungguhnya bukti-bukti telah sampai kepada mereka hingga tidak ada keraguan, tidak ada syubhat, tidak ada suatu kerancuan dan tidak ada kebimbangan.
Dan telah kami binasakan kaum ‘ad yaitu kaumnya nabi hud di kawasan yaman dan Samud yaitu kaum nabi saleh di mada’in dan penduduk rass yaitu penduduk sumur tempat seorang nabi di buang di dalamnya, atau pengikut nabi isa yang dimasukkan ke dalam parit lalu dibakar oleh raja yang musyrik serta banyak lagi generasi di antara kaum-kaum itu yang telah dibinasakan oleh Allah karena dosa-dosa mereka. 39. Dan masing-masing telah kami jadikan perumpamaan bagi yang lain. Kami telah jelaskan kepada mereka akan kebenaran para rasul kami dengan dalil yang sangat jelas dan masing-masing telah kami hancurkan sehancur-hancurnya dengan cara kami sendiri, baik dengan air bah, angin kencang yang panas, hujan batu, suara yang menggelegar, bumi yang ambles, penjungkirbalikan bumi, dan lain sebagainya.
Al-Furqan Ayat 38 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Furqan Ayat 38, Makna Al-Furqan Ayat 38, Terjemahan Tafsir Al-Furqan Ayat 38, Al-Furqan Ayat 38 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Furqan Ayat 38
Tafsir Surat Al-Furqan Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)