{24} An-Nur / النور | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشعراء / Asy-Syu’ara {26} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Furqan الفرقان (Pembeda) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 25 Tafsir ayat Ke 41.
وَإِذَا رَأَوْكَ إِنْ يَتَّخِذُونَكَ إِلَّا هُزُوًا أَهَـٰذَا الَّذِي بَعَثَ اللَّهُ رَسُولًا ﴿٤١﴾
wa iżā ra`auka iy yattakhiżụnaka illā huzuwā, a hāżallażī ba’aṡallāhu rasụlā
QS. Al-Furqan [25] : 41
Dan apabila mereka melihat engkau (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan engkau sebagai ejekan (dengan mengatakan), “Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai Rasul?
Wahai Rasul! Apabila para pendusta itu melihatmu, maka mereka akan mengejekmu dengan mengatakan: Inikah orang yang mengaku dirinya telah diutus oleh Allah sebagai Rasul kepada kita?
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan tentang ejekan yang dilontarkan oleh orang-orang musyrik kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bila mereka melihatnya, seperti yang disebut di dalam firman-Nya:
Dan apabila orang-orang kafir itu melihat kamu, mereka hanya membuat kamu menjadi olok-olok. (Al Anbiyaa:36), hingga akhir ayat.
Maksudnya, mereka menuduhnya melakukan suatu hal yang aib dan mendiskreditkannya. Maka dalam ayat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:
Dan apabila mereka melihat kamu (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan kamu sebagai ejekan (dengan mengatakan), “Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai rasul?” (Al Furqaan:41)
Mereka mengatakannya dengan nada sinis dan mengejek, semoga Allah melaknat mereka. Hal ini ditegaskan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melalui firman-Nya dalam ayat yang lain:
Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa orang rasul sebelum kamu. (Al-An’am 10, Ar-Ra’d: 32 dan Al-Anbiya: 41),
Tafsir Ayat:
Maksudnya, وَإِذَا رَأَوْكَ “Dan apabila mereka melihat kamu” wahai Muhammad, mereka yang mendustakanmu, para penentang ayat-ayat Allah, yang menyombongkan diri di muka bumi, mereka memperolok-olokkanmu, menghinamu dan mengatakan dengan nada menghina dan menyepelekan,أَهَذَا الَّذِي بَعَثَ اللَّهُ رَسُو “Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai Rasul?” Maksudnya, tidak pantas dan tidak layak kalau Allah mengutus si lelaki ini! Ini semua karena sangat memuncaknya kezhaliman dan keras kepala mereka. Mereka memutarbalikkan kenyataan. Sebab perkataan mereka ter-sebut memberikan pengertian bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, –dan ini tidak mungkin–, berada dalam jurang kehinaan dan kenistaan, dan bahwa kalau saja kerasulan itu diberikan kepada selainnya, maka yang demikian itu tentu lebih cocok.
وَقَالُوا لَوْلا نزلَ هَذَا الْقُرْآنُ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيمٍ
“Dan mereka berkata, ‘Mengapa al-qur`an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Makkah dan Tha`if) ini’.” (QS. Az-Zukhruf: 31).
Perkataan seperti ini tidak akan keluar kecuali dari (mulut) manusia yang paling bodoh, paling sesat atau paling keras kepala, dan dia berpura-pura bodoh yang tujuannya adalah mempropagandakan kebatilan yang dibawanya dengan mendiskriditkan (mencemoohkan) kebenaran dan orang yang membawanya.
Kalau tidak demikian, maka siapa saja yang memperhatikan perihal keadaan Muhammad bin Abdillah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, niscaya dia menjumpainya sebagai sosok manusia alim, unggul di dalam kecerdasan akal, ilmu, kepribadian, ketangguhan, akhlak mulia, budi pekerti luhur, kehormatan diri, keberanian, kemurahan hati, dan segala akhlak mulia; sementara orang yang menghina dan mencercanya adalah orang yang penuh dengan sifat kedunguan, kebodohan, kesesatan, kontradiksi, zhalim dan melampaui batas yang tidak ada bandingannya. Cukup (untuk mewakili) kebodohan dan kese-satannya adalah sikapnya yang selalu mencemoohkan Rasul yang agung ini, rasul yang penuh semangat dan mulia. Tujuan cemoohan dan ejekan mereka terhadapnya adalah sikap keras mereka (berpegang teguh) pada kebatilan dan untuk memperdaya orang-orang yang kurang berakal.
Pada ayat selanjutnya dijelaskan tentang sikap orang musyrik terhadap nabi Muhammad. Dan apabila mereka melihat engkau Muhammad, karena kedengkian mereka, mereka hanyalah menjadikan engkau sebagai ejekan dengan berbagai cara. Ada yang menuduhnya sebagai orang gila, tukang tenung, penyair. Mereka terus mengejek nabi (dengan me-ngatakan), ‘inikah orangnya yang diutus Allah sebagai rasul’ 42. Padahal mereka tahu bahwa nabi Muhammad tidaklah pernah berdusta. Mereka merasa bahwa nabi Muhammad telah melakukan upaya maksimal dalam berdakwah, sehingga di antara mereka saling berbisik: sungguh, hampir saja dia yakni nabi Muhammad, menyesatkan, membelokkan kita dari sesembahan kita, seandainya kita tidak tetap bertahan menyembah nya. ‘ walaupun dengan dalih yang dibuat-buat, mengelabui orang lain atau dengan jalan menakut nakuti. Dan kelak mereka akan mengetahui pada saat mereka melihat azab, baik di dunia maupun di akhirat siapa yang paling sesat jalannya, apakah nabi Muhammad yang berada pada jalur kebenaran atau mereka sendiri. Pada waktu perang badar, hal tersebut terbukti.
Al-Furqan Ayat 41 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Furqan Ayat 41, Makna Al-Furqan Ayat 41, Terjemahan Tafsir Al-Furqan Ayat 41, Al-Furqan Ayat 41 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Furqan Ayat 41
Tafsir Surat Al-Furqan Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)