{24} An-Nur / النور | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشعراء / Asy-Syu’ara {26} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Furqan الفرقان (Pembeda) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 25 Tafsir ayat Ke 42.
إِنْ كَادَ لَيُضِلُّنَا عَنْ آلِهَتِنَا لَوْلَا أَنْ صَبَرْنَا عَلَيْهَا ۚ وَسَوْفَ يَعْلَمُونَ حِينَ يَرَوْنَ الْعَذَابَ مَنْ أَضَلُّ سَبِيلًا ﴿٤٢﴾
ing kāda layuḍillunā ‘an ālihatinā lau lā an ṣabarnā ‘alaihā, wa saufa ya’lamụna ḥīna yaraunal-‘ażāba man aḍallu sabīlā
QS. Al-Furqan [25] : 42
Sungguh, hampir saja dia menyesatkan kita dari sesembahan kita, seandainya kita tidak tetap bertahan (menyembah)nya.” Dan kelak mereka akan mengetahui pada saat mereka melihat azab, siapa yang paling sesat jalannya.
Sesungguhnya hampir saja dia menyesatkan kita dari ibadah kepada berhala-berhala kita karena kuatnya argument dan penjelasannya, sekiranya kita tidak konsisten untuk tetap beribadah kepada berhala-berhala tersebut. Mereka kelak akan mengetahui ketika melihat azab yang pantas untuk mereka dapatkan, siapa yang lebih sesat agamanya, apakah mereka atau Muhammad?
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang menyitir ucapan orang-orang kafir:
Sesungguhnya hampirlah ia menyesatkan kita dari sembahan-sembahan kita. (Al Furqaan:42)
Mereka bermaksud bahwa dia hampir saja membelokkan mereka dari menyembah berhala, sekiranya mereka tidak sabar dan tabah serta tetap menyembah berhala-berhala sembahan mereka. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman mengancam mereka:
Dan mereka kelak akan mengetahui di saat mereka melihat azab. (Al Furqaan:42), hingga akhir ayat.
Maka dari itu mereka mengatakan, إِنْ كَادَ لَيُضِلُّنَا عَنْ آلِهَتِنَا “Sesungguhnya hampirlah ia menyesatkan kita dari sembahan-sembahan kita.” [Si lelaki ini] dengan menjadikan sembahan-sembahan itu hanya satu sembahan saja, لَوْلا أَنْ صَبَرْنَا عَلَيْهَا “seandainya kita tidak sabar (menyembah)nya,” tentu dia telah menyesatkan kita. Mereka beranggapan, –semoga Allah memperburuk mereka–, bahwa kesesatan itu adalah tauhid, dan bahwa petunjuk (kebenaran) itu adalah kesyirikan yang mereka anut. Maka dari itu mereka saling meng-ingatkan agar selalu sabar dalam kesyirikan itu,
وَانْطَلَقَ الْمَلأ مِنْهُمْ أَنِ امْشُوا وَاصْبِرُوا عَلَى آلِهَتِكُمْ
“Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata), ‘Pergi-lah kamu dan tetaplah (menyembah) ilah-ilahmu’.” (Shad: 6).
Dan di sini mereka mengatakan, لَوْلا أَنْ صَبَرْنَا عَلَيْهَا “Seandainya kita tidak sabar (menyembah)nya,” sabar itu terpuji dalam segala kondisi, kecuali dalam kondisi seperti ini. Sebab kondisi yang satu ini adalah sabar atas sebab kausalitas yang dapat menimbulkan murka, dan sabar atas perbuatan menumpuk kayu bakar Neraka Jahanam.
Sedangkan orang-orang beriman, mereka seperti yang difirmankan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ tentang mereka,
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Nasihat menasihatilah supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihatilah supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr: 3).
Ketika ini merupakan klaim mereka bahwa merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk, sedangkan Rasulullah adalah sesat, padahal sudah pasti bahwa mereka sudah tidak mempunyai alasan lagi, maka Allah mengancam mereka dengan azab, dan Dia informasikan bahwa mereka pada saat itu حِينَ يَرَوْنَ الْعَذَابَ “di saat mereka melihat azab” mereka akan mengetahui dengan pengetahuan yang hakiki مَنْ “siapa” dia أَضَلُّ سَبِيلا “yang paling sesat jalannya.”
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلا
“Dan (ingatlah) hari (ketika) orang yang zhalim itu menggigit dua tangannya, seraya berkata, ‘Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul’.” (QS. Al-Furqan: 27).
Padahal mereka tahu bahwa nabi Muhammad tidaklah pernah berdusta. Mereka merasa bahwa nabi Muhammad telah melakukan upaya maksimal dalam berdakwah, sehingga di antara mereka saling berbisik: sungguh, hampir saja dia yakni nabi Muhammad, menyesatkan, membelokkan kita dari sesembahan kita, seandainya kita tidak tetap bertahan menyembah nya. ‘ walaupun dengan dalih yang dibuat-buat, mengelabui orang lain atau dengan jalan menakut nakuti. Dan kelak mereka akan mengetahui pada saat mereka melihat azab, baik di dunia maupun di akhirat siapa yang paling sesat jalannya, apakah nabi Muhammad yang berada pada jalur kebenaran atau mereka sendiri. Pada waktu perang badar, hal tersebut terbukti. 43. Sudahkah engkau, wahai rasul melihat orang yang menjadikan keinginannya sebagai tuhannya, dengan selalu mengikuti hawa nafsunya. Orang-orang jahiliah, seperti dituturkan oleh ibnu abbas, selalu berganti sesembahan. Manakala ada sesembahan yang dipandang lebih baik, mereka akan mengganti sesembahan yang lama dengan yang baru. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya’ engkau, wahai rasul, tidak akan bisa menahan mereka dari kesesatan, karena tugas kamu adalah menyampaikan ajaran.
Al-Furqan Ayat 42 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Furqan Ayat 42, Makna Al-Furqan Ayat 42, Terjemahan Tafsir Al-Furqan Ayat 42, Al-Furqan Ayat 42 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Furqan Ayat 42
Tafsir Surat Al-Furqan Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)