{24} An-Nur / النور | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشعراء / Asy-Syu’ara {26} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Furqan الفرقان (Pembeda) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 25 Tafsir ayat Ke 48.
وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ ۚ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا ﴿٤٨﴾
wa huwallażī arsalar-riyāḥa busyram baina yadai raḥmatih, wa anzalnā minas-samā`i mā`an ṭahụrā
QS. Al-Furqan [25] : 48
Dan Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang sangat bersih,
Dia-lah yang meniupkan angin yang membawa awan sebagai pembawa kabar gembira dengan adanya hujan sebagai rahmat dari-Nya. Dan Kami turunkan air dari langit untuk bersuci dengannya,
Ayat ini menggambarkan kemampuan Allah Yang Mahasempurna dan kekuasaan-Nya Yang Mahabesar, yaitu bahwa Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira akan datangnya awan sesudahnya. Angin itu bermacam-macam sifat dan karakteristiknya, di antaranya ada angin yang membuyarkan awan, ada yang membawanya, ada yang menggiringnya, ada angin yang bertiup sebelum kedatangan awan yang membawa kabar gembira, ada angin yang kencang yang menyapu bumi, ada pula angin yang membuahi awan agar menurunkan hujannya. Karena itulah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih. (Al Furqaan:48)
Yakni sebagai sarana untuk bersuci. Lafaz tahur sama wazan-nya dengan lafaz sahur dan wajur serta lafaz lainnya yang semisal. Demikianlah menurut pendapat yang paling sahih mengenainya. Adapun mengenai pendapat orang yang mengatakan bahwa lafaz tahur merupakan wazan fa’ul yang bermakna fa’il atau ia sebagai isim yang di-mabni-kan untuk mubalagah dan ta’addi, maka masing-masing dari dua pendapat ini mengandung kemusykilan bila ditinjau dari segi lugah (bahasa). Pembahasan mengenai masalah ini secara rinci tidak akan diuraikan di sini.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku berikut sanadnya sampai kepada Humaid At-Tawil, dari Sabit Al-Bannani yang mengatakan bahwa ia bersama Abul Aliyah di suatu hari yang hujan masuk ke dalam kota Basrah, jalan-jalan di kota Basrah kotor karenanya. Tetapi Abul Aliyah salat, maka aku (perawi) bertanya kepadanya mengenai perbuatannya itu. Lalu ia membaca firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan: dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih. (Al Furqaan:48) Dan ia berkata bahwa kekotoran tempat salatnya itu telah disucikan oleh air hujan.
Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Salamah, telah menceritakan kepada kami Wuhaib, dari Daud, dari Sa’id ibnul Musayyab sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa Allah menurunkannya dalam keadaan amat bersih (suci lagi menyucikan), tiada sesuatu pun yang membuatnya najis.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id yang telah mengatakan bahwa pernah ditanyakan kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ”Wahai Rasulullah, bolehkah kami berwudu dari air sumur Buda’ah, sedangkan ke dalam sumur itu sering dilemparkan sampah dan bangkai anjing?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab:
Sesungguhnya air itu suci lagi menyucikan, tiada sesuatu pun yang menajiskannya.
Imam Syafii telah meriwayatkan hadis ini dan juga Imam Ahmad yang menilainya sahih, Imam Abu Daud dan Imam Turmuzi telah meriwayatkannya pula, yang dinilai oleh Imam Turmuzi sebagai hadis hasan, dan Imam Nasai telah meriwayatkannya pula.
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan berikut sanadnya, bahwa telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abul Asy’as, telah menceritakan kepada kami Mu’tamir, bahwa ia pernah mendengar ayahnya menceritakan hadis berikut dari Yasar, dari Khalid ibnu Yazid yang mengatakan, “Ketika kami berada di majelis Abdul Malik ibnu Marwan, lalu mereka (orang-orang yang hadir) membicarakan masalah air, maka Khalid ibnu Yazid mengatakan, ‘Air itu ada yang berasal dari langit (air hujan) dan ada yang berasal dari laut yang menguap, lalu menjadi awan dan menimbulkan guruh dan kilat. Adapun air yang berasal dari laut, maka ia tidak dapat menimbulkan tetumbuhan. Yang dapat menumbuhkan tetumbuhan adalah air yang berasal dari langit.”
Telah diriwayatkan dari Ikrimah yang pernah mengatakan bahwa tiada setetes air pun yang diturunkan Allah dari langit, melainkan dapat menumbuhkan suatu tumbuhan di muka bumi, atau suatu mutiara di laut. Selain Ikrimah mengatakan bahwa kalau jatuh ke bumi menumbuhkan jewawut, dan kalau jatuh ke laut menumbuhkan mutiara.
Tafsir Ayat:
Maksudnya, Dia semata yang berbelas kasih terhadap hamba-hambaNya dan mencurahkan rizkiNya terhadap mereka, yaitu dengan meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira (dekat) sebelum kedatangan rahmatNya, yaitu hujan. Dengan angin itu, awan pun datang dan bergumpal, dan menjadi kepingan, lalu ia menjatuhkan dan mencurahkan hujan dengan izin Sang Maha Pemerintah, yang Maha Pengatur agar menjadi berita gembira bagi manusia dengan adanya hujan itu sebelum turun, dan agar mereka bisa bersiap-siap untuk menghadapinya sebelum ia datang secara mendadak sekaligus; وَأَنزلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا “dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih” membersihkan dari hadats dan najis, dan menyucikan dari kekeruhan dan berbagai kotoran, dan di dalamnya terdapat berkah dari berkahNya, yaitu bahwa Allah menurunkannya untuk menghidupkan (menyuburkan) kembali tanah yang gersang, sehingga tumbuh berbagai aneka macam tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohon di atasnya, dari tanaman yang bisa dimakan oleh manusia dan hewan ternak.
وَنُسْقِيَهُ مِمَّا خَلَقْنَا أَنْعَامًا وَأَنَاسِيَّ كَثِيرًا “Dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.” Maksudnya, Kami memberi minum kalian (dengannya) dan binatang-binatang ternak kalian. Bukankah Dia yang telah meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira itu dan menjadikannya (memiliki) banyak fungsi, dan Dia menurunkan air yang bersih penuh berkah dari langit, padanya terkandung rizki manusia dan hewan ternak mereka; Dialah semata yang berhak disembah, dan tidak ada sesuatu apa pun yang bisa diper-sekutukan denganNya.
Dan dialah Allah yang memerintahkan para malaikat-Nya untuk meniupkan angin menggiring awan dari berbagai penjuru, sebagai pembawa kabar gembira bagi segenap manusia sebelum kedatangan rahmat-Nya berupa hujan sebagai kasih sayang kepada makhluk-Nya, dan kami turunkan dari langit yang sudah dipenuhi uap air, air yang sangat bersih, yang bisa dipergunakan untuk berbagai macam keperluan hidup. 49. Manfaat dari adanya hujan adalah agar dengan air hujan itu kami menghidupkan negeri yang tadinya mati kering kerontang, tandus, menjadi negeri yang hijau menyegarkan, karena ditumbuhi berbagai tanaman, dan dengan hujan itu pula kami memberi minum kepada sebagian apa yang telah kami ciptakan, berupa hewan-hewan ternak dan manusia yang banyak. Semua binatang yang melata di bumi ini sangat memerlukan air. Tanpa air, mereka tidak akan mampu bertahan hidup. Inilah anugerah Allah yang perlu direnungkan manusia. Akan tetapi tidak semua manusia menyadarinya.
Al-Furqan Ayat 48 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Furqan Ayat 48, Makna Al-Furqan Ayat 48, Terjemahan Tafsir Al-Furqan Ayat 48, Al-Furqan Ayat 48 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Furqan Ayat 48
Tafsir Surat Al-Furqan Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)