{24} An-Nur / النور | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشعراء / Asy-Syu’ara {26} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Furqan الفرقان (Pembeda) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 25 Tafsir ayat Ke 75.
أُولَـٰئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا ﴿٧٥﴾
ulā`ika yujzaunal-gurfata bimā ṣabarụ wa yulaqqauna fīhā taḥiyyataw wa salāmā
QS. Al-Furqan [25] : 75
Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam.
Orang-orang yang memiliki sifat-sifat diatas adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih, mereka meraih pahala surga dengan derajat tertinggi, karena rahmat Allah di samping kesabaran mereka dalam menjalankan ketaatan. Di surga mereka akan mendapatkan penghormatan dan salam dari para malaikat, kehidupan yang baik dan keselamatan dari segala penyakit.
Setelah menyebutkan sifat-sifat hamba-hamba-Nya yang beriman dengan sifat-sifat yang indah dan ucapan serta perbuatannya yang agung, lalu dalam ayat berikutnya disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melalui firman-Nya:
Mereka itulah. (Al Furqaan:75)
Yakni orang-orang yang memiliki sifat-sifat tersebut
orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi. (Al Furqaan:75)
Artinya, kelak di hari kiamat mereka akan dibalasi dengan mendapat surga.
Abu Ja’far Al-Baqir, Sa’id ibnu Jubair, Ad-Dahhak, dan As-Saddi mengatakan bahwa surga dinamakan gurfah karena letaknya yang tinggi.
karena kesabaran mereka. (Al Furqaan:75)
Yaitu berkat kesabaran mereka dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang telah disebutkan di atas.
dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya. (Al-Furqan, 75)
Maksudnya, di dalam surga mereka disambut oleh para malaikat yang berebutan menyambut kedatangan mereka dengan mengucapkan penghormatan dan selamat. Mereka memperoleh penghormatan serta pengagungan, dan keselamatan terlimpahkan kepada mereka semua dan kepada para malaikat yang menyambut mereka. Sesungguhnya para malaikat masuk menemui mereka dari setiap pintu surga seraya mengucapkan, “Keselamatan atas kalian karena kesabaran kalian. Maka surga adalah sebaik-baik tempat tinggal di akhirat.”
Oleh karena cita-cita luhur dan keinginan-keinginan mereka tinggi (mulia), maka balasannya adalah dari jenis amal itu sendiri. Maka Allah membalas mereka dengan kedudukan-kedudukan tertinggi, seraya berfirman,أُولَئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا “Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi karena kesabaran mereka.” Maksudnya, tingkatan-tingkatan yang tinggi dan tempat-tempat tinggal yang sangat unik yang penuh dengan segala hal yang disukai dan sedap dipandang mata. Hal itu disebabkan karena kesabaran mereka, maka mereka meraih apa yang semestinya mereka raih, sebagaimana Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman,
وَالْمَلائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
“Sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), ‘Salam sejahtera atasmu karena kesabaranmu.’ Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar-Ra’d: 23-24).
Oleh karena itu, di sini Dia berfirman, وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلامًا “Dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya,” dari Tuhan mereka dan dari para malaikatNya yang mulia dan dari sebagian mereka terhadap sebagian yang lain, dan mereka selamat dari segala yang dapat mencemarkan dan mengotori.
Walhasil, sesungguhnya Allah جَلَّ جَلالُهُ telah menyifati mereka dengan hikmat, tenang, merendahkan diri kepadaNya dan kepada hamba-hambaNya, beretika baik, santun, berakhlak mulia, memaaf-kan orang-orang yang bodoh, berpaling dari mereka, membalas sikap buruk mereka dengan perbuatan baik, qiyamul lail (shalat malam), ikhlas dalam melakukan qiyamul lail, takut akan api neraka, memohon kepada Tuhan mereka agar diselamatkan darinya, me-ngeluarkan yang wajib dan yang sunnah dalam nafkah (pembelanjaan harta), serta sederhana dalam membelanjakannya. Dan kalau mereka telah menjadi orang-orang yang sederhana di dalam berinfak, di mana kebiasaan yang berlaku adalah mengabaikan atau berlebihan, maka kesederhanaan mereka dan keseimbangan mereka pada masalah-masalah yang lain tentu lebih utama; dan selamat dari dosa-dosa besar, bersikap ikhlas kepada Allah di dalam beribadah kepadaNya (bertauhid. Pent), menjaga diri dari darah (jiwa yang tak berdosa) dan dari kehormatan, dan segera bertaubat di saat terjadinya perbuatan dosa itu, dan mereka tidak menghadiri majelis-majelis kemungkaran, kefasikan yang bersifat perkataan ataupun perbuatan, mereka menjaga diri mereka dari perkataan sia-sia dan perbuatan hina, yang tidak ada kebaikannya padanya.
Semua itu memastikan wibawa dan kemanusiaan mereka, kesempurnaan dan kesucian mereka dari segala perkataan dan perbuatan tak bernilai. Sesungguhnya mereka serius merespon ayat-ayat Allah dengan menerima dan memahami makna-maknanya, mengamalkannya dan bersungguh-sungguh di dalam menerapkan hukum-hukumnya, dan mereka selalu berdoa kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ dengan doa yang paling sempurna di dalam doa yang sangat berguna bagi mereka dan berguna bagi siapa pun yang mengikuti mereka, serta berguna bagi kaum Muslimin, karena keshalihan istri-istri mereka dan anak keturunan mereka.
Konsekuensi dari itu semua adalah mereka berupaya keras di dalam mendidik, mengajar, menasihati dan membimbing mereka. Sebab, siapa saja yang serius untuk memperoleh sesuatu, pasti dia berdoa kepada Allah untuknya, dia pasti berusaha mendapatkan sebab kausalitasnya dan mereka berdoa kepada Allah untuk mencapai derajat tertinggi yang mungkin bisa mereka capai, yaitu derajat kepemimpinan dan kejujuran.
Sungguh demi Allah, betapa mulianya sifat-sifat tersebut, betapa tingginya cita-cita mereka, betapa agungnya harapan mereka dan betapa sucinya jiwa-jiwa itu, betapa bersihnya hati itu, betapa sucinya manusia-manusia pilihan itu, dan betapa bertakwanya para penghulu itu.
Sungguh itu adalah karunia, nikmat, dan rahmat Allah terhadap mereka yang menjadikan mereka mulia, dan kelembutan-Nya yang telah mengantar mereka kepada derajat tertinggi ini.
Sungguh termasuk karunia Allah terhadap hamba-hambaNya adalah Dia menjelaskan sifat-sifat mereka, dan mengilustrasikan karakteristik mereka. Dia menjelaskan cita-cita luhur mereka dan menjelaskan pula pahala yang diperoleh agar mereka rindu (terpacu) untuk mengamalkan sifat-sifat tersebut, dan agar mereka mencurahkan segenap kemampuan untuk itu, dan agar mereka memohon kepada Tuhan yang telah menganugerahkan semua itu kepada mereka dan yang telah memuliakan mereka, yaitu Tuhan yang karuniaNya ada pada setiap masa dan tempat, dan pada setiap saat (hendaklah dia memohon) agar Dia berkenan untuk membimbing mereka sebagaimana telah membimbing mereka (orang-orang yang disebut di dalam ayat-ayat di atas).
Ya Allah, segala puji hanya untukMu, kepadaMu-lah tempat mengadu, Engkaulah tempat meminta, dan kepadaMu-lah tempat memohon keselamatan; tidak ada daya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolonganMu. Kami sama sekali tidak mampu memberikan manfaat atau mudarat kepada diri kami, kami tidak kuasa melakukan kebaikan sebesar biji sawi pun jika Engkau tidak memudahkannya bagi kami, karena sesungguhnya kami sangat lemah lagi rapuh dari segala sisi. Kami bersaksi bahwasanya Engkau, jika Engkau serahkan kami kepada diri kami (walau hanya) sekejap mata, maka berarti Engkau telah menyerahkan kami kepada kelemahan, kerapuhan dan kesalahan. Maka kami tidak yakin, ya Rabb kami kecuali dengan rahmatMu, yang dengannya Engkau menciptakan kami, memberi kami rizki, Engkau karuniakan kepada kami berbagai kenikmatan yang nampak dan yang tidak tampak, Engkau jauhkan dari kami berbagai bencana. Maka belas kasihilah kami dengan rahmat yang membuat kami tidak butuh kepada rahmat selainMu. Sesungguhnya tidak akan sia-sia orang yang memohon dan berharap kepadaMu.
Mereka itu yakni orang-orang yang memiliki sifat di atas, akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi dalam surga, yang penuh dengan segala kenikmatan lahir maupun batin atas kesabaran mereka melaksanakan semua perintah Allah. Dan di sana mereka akan disambut oleh para malaikat penjaga surga dengan penghormatan yang agung layaknya pahlawan yang kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang gemilang dan sebagi penghormatan kepada mereka, para malaikat mengucapkan salam, keselamatan akan selalu bersama kalian, selama-lamanya. 76. Di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. Di dalamnya penuh dengan segala kenikmatan lahir dan batin. Inilah penghargaan dari Allah kepada hamba yang taat kepada-Nya ketika hidup di dunia.
Al-Furqan Ayat 75 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Furqan Ayat 75, Makna Al-Furqan Ayat 75, Terjemahan Tafsir Al-Furqan Ayat 75, Al-Furqan Ayat 75 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Furqan Ayat 75
Tafsir Surat Al-Furqan Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)