{24} An-Nur / النور | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشعراء / Asy-Syu’ara {26} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Furqan الفرقان (Pembeda) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 25 Tafsir ayat Ke 76.
خَالِدِينَ فِيهَا ۚ حَسُنَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا ﴿٧٦﴾
khālidīna fīhā, ḥasunat mustaqarraw wa muqāmā
QS. Al-Furqan [25] : 76
Mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.
Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya tanpa mati, sebaik-baik tempat tinggal di mana mereka tinggal di dalamnya dan sebaik-baik rumah di mana mereka berdiam di dalamnya. Mereka tidak mencari penggantinya untuk berpindah darinya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
mereka kekal di dalamnya. (Al Furqaan:76)
Mereka tinggal di dalam surga sebagai tempat menetap mereka, mereka tidak akan pergi dan tidak akan pindah darinya, tidak akan mati dan tidak akan beranjak darinya, serta tidak ingin pindah darinya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi. (Huud:108), hingga akhir ayat.
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. (Al Furqaan:76)
Yakni sebaik-baik pemandangan, sebaik-baik tempat istirahat, dan sebaik-baik tempat tinggal.
75-76 oleh karena cita-cita luhur dan keinginan-keinginan mereka tinggi (mulia), maka balasannya adalah dari jenis amal itu sendiri. Maka Allah membalas mereka dengan kedudukan-kedudukan tertinggi, seraya berfirman, ”mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi karena kesabaran mereka,” maksudnya, tingkatan-tingkatan yang tinggi dan tempat-tempat tinggal yang sangat unik yang penuh dengan segala hal yang disukai dan sedap dipandang mata. Hal itu disebabkan karena kesabaran mereka, maka mereka meraih apa yang semestinya mereka raih, sebagaimna Allah berfirman, “sedang malaikat-malaikat masuk ketempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan),’salam sejahtera atasmu karena kesabaranmu.’ Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (ar-ra’ad:23-24)
Oleh Karena itu, di sini Dia berfirman, ”dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya,” dari tuhan mereka dan dari para malaikatNya yang mulia dan dari segala bagian mereka terhadap sebagian yang lain, dan mereka selamat dari segala yang dapat mencemarkan dan mengotori.
Walhasil, sesungguhnya Allah telah menyifati mereka dengan hikmat, tenang, merendahkan diri kepadaNya dan kepada hamba-hambaNya, beretika baik, santun, berakhlak mulia, membalas sikap buruk mereka dengan perbuatan baik, qiyamul lail (shalat malam), ikhlas dalam melakukan qiyamul lail, takut akan api neraka, memohon kepada tuhan mereka agar diselamatkan drainya, mengeluarkan yang wajib dan yang Sunnah dalam nafkah (pembelanjaan harta), serta sederhana dalam membelanjakannya. Dan kalau mereka telah menjadi orang-orang yang sederhana di dalam berinfak, di mana kebiasaan yang berlaku adalah mengabaikan atau berlebihan, maka kesederhanaan mereka dan keseimbangan mereka pada masalah-masalah yang lain tentu lebih utama; dan selamat dari dosa-dosa besar, bersikap ikhlas kepada Allah di dalam beribadah kepadaNya, menjaga diri dari darah (jiwa yang tak berdosa) dan dari kehormatan, dan segera bertaubat di saat terjadinya perbuatan dosa itu, dan mereka tidak menghadiri majelis-majelis kemungkaran, kefasikan yang bersifat perkataan ataupun perbuatan, mereka menjaga diri mereka dari perkataan sia-sia dan perbuatan hina, yang tidak ada kebaikannya padanya.
Semua itu mewasiatkan wibawa dan kemanusiaan mereka, kesempurnaan dan kesucian mereka dari segala perkataan dan perbuatan yang tak ternilai. Sesungguhnya mereka serius merespon ayat-ayat Allah dengan menerima dan memahami makna-maknanya, mengamalkannya dan bersungguh-sungguh di dalam menerapkan hukum-hukumnya, dan mereka selalu berdoa kepada Allah dengan doa yang paling sempurna di dalam doa yang sangat berguna bagi mereka dan berguna bagi kaum muslimin, karena keshalihan istri-istri mereka dan anak keturunan mereka.
Konsekuensi dari itu semua adalah mereka berupaya keras di dalam mendidik, mengajar, menasihati dan membimbing mereka. Sebab, siapa saja yang serius untuk memperoleh sesuatu, pada dia berdoa kepada Allah untuknya, dia pasti berusaha mendapatkan sebab kualitasnya dan mereka berdoa kepada Allah untuk mencapai derajat tinggi yang mungkin bisa mereka capai, yaitu derajat kepemimpinan dan kejujuran.
Sungguh demi Allah, betapa mulianya sifat-sifat tersebut, betapa tingginya cita-cita mereka, betapa agungnya harapan mereka dan betapa sucinya jiwa-jiwa itu, betapa bersihnya hati itu, betapa sucinya manusia-manusia pilihan itu, dan betapa bertakwanya para penghulu itu.
Sungguh itu adalah karunia, nikmat, dan rahmat Allah terhadap mereka yang menjadikan mereka mulia, dan kelembutanNya yang telah mengantar mereka kepada derajat tertinggi ini.
Sungguh termasuk karunia Allah terhadap hamba-hambaNYa adalah Dia menjelaskan sifat-sifat mereka, dan mengilustrasikan karakteristik mereka. Dia menjelaskan cita-cita luhur mereka dan menjelaskan pula pahala yang diperoleh agar mereka rindu (terpacu) untuk mengamalkan sifat-sifat tersebut, dan agar mereka mencurahkan segenap kemampuan untuk itu, dan agar mereka memohon kepada tuhan yang telah menganugerahkan semua itu kepada mereka dan yang telah memuliakan mereka, yaitu Tuhan yang karuniaNya ada pada setiap masa dan tempat, dan pada setiap saat (hendaklah dia memohon) agar Dia berkenan untuk menbimbing mereka sebagaimana telah membingbing mereka.
Ya Allah, segala puji hanya untukMu, kepadaMu-lah tempat mengadu, Engkau-lah tempat meminta, dan kepadaMulah tempat memohon keselamatan; tidak ada daya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolonganMu. Kami sama sekali tidak mampu memberikan manfaat atau mudarat kepada diri kami, kami tidak kuasa melakukan kebaikan sebesar biji sawi pun jika Engkau tidak memudahkannya bagi kami, karena sesungguhnya kami sangat lemah lagi rapuh dari segala sisi. Kami bersaksi bahwasannya Engkau, jika Engkau serahkan kami kepada diri kami (walau hanya) sekejap mata, maka berarti Engkau telah menyerahkan kami kepada kelemahan, kerapuhan dan kesalahan. Maka kami tidak yakin, ya Rabb kami kecuali dengan rahamatMu, yang dengannya Engkau menciptakan kami, memberi kami rizki, Engkau karuniakan kami kepada kami berbagai kenikmatan yang nampak dan yang tidak tampak, Engkau jauhkan drai kami berbagai bencana. Maka belas kasihilah kami dengan rahmat yang membuat kami tidak butuh kepada rahmat selainMu. Sesungguhnya tidak akan sia-sia orang yang memohon dan berharap kepadaMu.
Di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. Di dalamnya penuh dengan segala kenikmatan lahir dan batin. Inilah penghargaan dari Allah kepada hamba yang taat kepada-Nya ketika hidup di dunia. 77. Pada akhir surah ini Allah menjelaskan tentang ke mahabesar dan mahakaya-Nya:katakanlah, wahai rasul, pada orang-orang musyrik itu, ‘tuhanku tidak akan mengindahkan dan mempedulikan kamu, kalau tidak karena ibadahmu dan munajatmu kepada-Nya. Tetapi bagaimana kamu beribadah kepada-Nya, padahal sungguh, kamu telah mendustakan-Nya’ mendustakan rasul-Nya dan adanya hari akhirat. Karena itu, kelak azab pasti menimpamu. ‘.
Al-Furqan Ayat 76 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Furqan Ayat 76, Makna Al-Furqan Ayat 76, Terjemahan Tafsir Al-Furqan Ayat 76, Al-Furqan Ayat 76 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Furqan Ayat 76
Tafsir Surat Al-Furqan Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)