{25} Al-Furqan / الفرقان | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النمل / An-Naml {27} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Asy-Syu’ara الشعراء (Penyair) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 26 Tafsir ayat Ke 123.
كَذَّبَتْ عَادٌ الْمُرْسَلِينَ ﴿١٢٣﴾
każżabat ‘ādunil-mursalīn
QS. Asy-Syu’ara [26] : 123
(Kaum) ‘Ad telah mendustakan para rasul.
Kabilah ‘Ad mendustakan Rasul mereka Hud, maka dengan itu mereka telah mendustakan seluruh Rasul, karena dakwah mereka adalah satu, dasar-dasarnya dan tujuannya.
Ini cerita dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tentang hamba dan rasul-Nya Hud a.s. Sesungguhnya dia menyeru kaumnya, yaitu kabilah Ad. Kaumnya tinggal di bukit-bukit pasir, yakni bukit yang berpasir di dekat Hadramaut, letaknya bersebelahan dengan negeri Yaman; masa mereka sesudah masa kaum Nabi Nuh, seperti yang disebutkan di dalam surat Al-A’raf melalui firman-Nya:
Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kalian sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakan kalian (daripada kaum Nuh itu). (Al-A’raf: 69)
Demikian itu karena mereka memiliki kekuatan yang hebat, tubuh yang besar serta sangat tinggi dan rezeki yang berlimpah, harta benda yang banyak, kebun-kebun, sungai-sungai, tanam-tanaman, buah-buahan, juga mempunyai anak yang banyak. Tetapi sekalipun demikian, mereka menyembah selain Allah di samping menyembah Allah, maka Allah mengutus Nabi Hud kepada mereka. Hud adalah seorang lelaki dari kalangan mereka, diangkat oleh Allah sebagai rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Dia menyeru mereka untuk mengesakan Allah dan memperingatkan mereka terhadap pembalasan dan azab-Nya jika mereka menentang-Nya. Maka dia berkata kepada mereka, seperti apa yang dikatakan oleh Nuh kepada kaumnya, hingga sampai pada firman-Nya:
Apakah kalian mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main. (Asy-Syu’ara’: 128)
Para ulama tafsir berbeda pendapat tentang makna الرِّيعِ (ar-ri)’, yang kesimpulan pendapat mereka mengatakan bahwa ia adalah daerah yang tinggi di pinggir jalan-jalan yang terkenal (yang banyak dilalui manusia). Mereka membangun di tempat tersebut bangunan yang kokoh, besar, lagi megah. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan. (Asy-Syu’ara’: 128) Yakni bangunan yang menjadi tanda lagi terkenal.
untuk bermain-main. (Asy-Syu’ara’: 128)
Yaitu sesungguhnya mereka membuat bangunan tersebut hanyalah untuk bermain-main, bukan untuk tujuan yang diperlukan, melainkan hanya sekadar bermain-main, bersenang-senang, dan unjuk kekuatan. Karena itulah maka nabi mereka mengingkari perbuatan mereka yang demikian itu, mengingat perbuatan mereka itu sama dengan menyia-nyiakan waktu, memayahkan diri tanpa ada faedahnya, serta menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat. Karena itu, disebutkan oleh firman-Nya:
dan kalian membuat benteng-benteng dengan maksud supaya kalian kekal (di dunia). (Asy-Syu’ara’: 129)
Mujahid mengatakan bahwa masani’ artinya tower-tower yang dibangun dengan kokoh dan benteng-benteng yang kuat lagi mantap. Menurut riwayat lain bersumber dari Mujahid, disebutkan tower-tower air. Qatadah mengatakan tempat pengambilan air (gudang air). Qatadah mengatakan bahwa sebagian ulama kufah ada yang membaca ayat ini dengan bacaan berikut:
dan kalian membuat benteng-benteng seakan-akan kalian hidup kekal.
Menurut qiraat yang terkenal disebutkan seperti berikut:
dan kalian membangun benteng-benteng dengan maksud supaya kalian kekal.
Yakni agar kalian tinggal di dalamnya untuk selama-lamanya. Demikian itu tidak akan terjadi bagi kalian, bahkan bangunan-bangunan itu pasti lenyap dari kalian sebagaimana telah lenyap dari orang-orang dahulu sebelum kalian.
Ibnu Abu Hatim rahimahullah telah meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Al-Hakam ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Al-Walid, telah menceritakan kepada kami Ibnu Ajian, telah menceritakan kepadaku Aun ibnu Abdullah ibnu Atabah, bahwa Abu Darda r.a. ketika menyaksikan pembaharuan yang dilakukan oleh kaum muslim di Al-Gautah terhadap bangunan-bangunan mereka dan penanaman pepohonan. Maka ia berdiri di masjid mereka, lalu berseru, “Hai penduduk kota Dimasyq.” Maka mereka berkumpul kepadanya, dan ia memuji serta menyanjung Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, sesudah itu ia mengatakan, “Tidakkah kalian malu, tidakkah kalian malu, kalian mengumpulkan apa yang tidak kalian makan, dan kalian membangun apa yang tidak kalian huni, dan kalian mengangan-angankan hal yang tidak dapat kalian raih. Sesungguhnya telah terjadi di masa sebelum kalian banyak generasi yang menghimpunkan (keduniawian) sebanyak-banyaknya, mereka membangun bangunan-bangunan yang kokoh, dan mereka berangan-angan yang menyebabkan mereka tenggelam di dalamnya, pada akhirnya mereka teperdaya oleh angan-angan mereka, apa yang telah mereka kumpulkan semuanya musnah, dan rumah-rumah mereka menjadi kuburan-kuburan (mereka). Ingatlah, sesungguhnya kaum Ad memiliki kuda dan hewan kendaraan yang memenuhi antara kawasan Ad dan Yaman. Maka siapakah yang mau membeli harta peninggalan kaum Ad dengan harga dua dirham (yakni tiada artinya lagi)?”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan apabila kalian menyiksa, maka kalian menyiksa sebagai orang-orang kejam dan bengis. (Asy-Syu’ara’: 130)
Yakni mereka mempunyai ciri khas kuat, kasar, dan sewenang-wenang.
Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. (Asy-Syu’ara’: 131)
Maksudnya, sembahlah Tuhan kalian dan taatlah kepada rasul kalian.
Selanjutnya Nabi Hud mengingatkan mereka akan nikmat-nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada mereka:
Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepada kalian apa yang kalian ketahui. Dia telah menganugerahkan kepada kalian binatang-binatang ternak dan anak-anak, dan kebun-kebun dan mata air, sesungguhnya aku takut kalian akan ditimpa azab hari yang besar. (Asy-Syu’ara’: 132-135)
Yaitu jika kalian mendustakan dan menentang-Nya. Nabi Hud menyeru mereka dengan metode targib (anjuran) dan tarhib (peringatan), tetapi hal itu tidak bermanfaat bagi mereka.
Tafsir Ayat:
Qabilah yang disebut Ad telah mendustakan rasul mereka, yaitu Hud. Dan pendustaan mereka terhadapnya (juga) merupakan pendustaan terhadap para rasul lainnya karena kesamaan dakwah mereka, إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ “Ketika berkata kepada mereka saudara mereka,” senasab, yaitu هُودُ “Hud” dengan lembut dan bahasa yang santun, أَلا تَتَّقُون “Mengapa kamu tidak bertakwa” kepada Allah, (padahal) dulu kalian meninggalkan syirik dan peribadatan kepada selainNya. إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِين “Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan kepadamu.” Maksudnya, aku telah diutus oleh Allah kepada kalian sebagai rahmat dan perhatianNya terhadap kalian, sedangkan aku adalah orang kepercayaan, kalian mengetahui hal itu dariku.
Setelah itu dilanjutkan dengan FirmanNya, فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ “Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.” Maksudnya, tunaikanlah hak-hak Allah جَلَّ جَلالُهُ, yaitu takwa, dan tunaikanlah hakku, yaitu menaati apa saja yang aku perintahkan kepada kalian dan apa-apa yang aku larang. Hal ini adalah kewajiban agar kalian mengikutiku dan taat kepadaku, dan sudah tidak ada penghalang yang dapat mencegah kalian untuk beriman. Sebab aku tidak meminta upah apa pun atas penyampaian dan nasihatku kepada kalian, sehingga kalian tidak merasa terbebani dengan tanggungan, إِنْ أَجْرِيَ إِلا عَلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ “upahku tidak lain hanyalah dari Rabb semesta alam,” yang telah melimpahkan nikmat-nikmatNya kepada mereka dan mencurahkan berbagai karunia dan kemurahanNya kepada mereka, terutama sesuatu yang dilimpahkanNya kepada para wali dan para nabiNya.
123. Kaum ‘ad yang mendiami tanah yaman telah mendustakan para rasul. Mendustakan satu rasul, sama saja dengan mendustakan seluruh rasul, karena mereka adalah satu kesatuan, yaitu sebagai utusan Allah. 124. Ketika saudara mereka sendiri yang satu negeri dan satu kabilah yaitu hud berkata kepada mereka dengan tulus ikhlas mengajak mereka ke jalan yang benar, ‘mengapa kamu tidak bertakwa'”.
Asy-Syu’ara Ayat 123 Arab-Latin, Terjemah Arti Asy-Syu’ara Ayat 123, Makna Asy-Syu’ara Ayat 123, Terjemahan Tafsir Asy-Syu’ara Ayat 123, Asy-Syu’ara Ayat 123 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Asy-Syu’ara Ayat 123
Tafsir Surat Asy-Syu’ara Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206 | 207 | 208 | 209 | 210 | 211 | 212 | 213 | 214 | 215 | 216 | 217 | 218 | 219 | 220 | 221 | 222 | 223 | 224 | 225 | 226 | 227
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)