{26} Asy-Syu’ara / الشعراء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | القصص / Al-Qashash {28} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Naml النمل (Semut) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 27 Tafsir ayat Ke 38.
قَالَ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَيُّكُمْ يَأْتِينِي بِعَرْشِهَا قَبْلَ أَنْ يَأْتُونِي مُسْلِمِينَ ﴿٣٨﴾
qāla yā ayyuhal-mala`u ayyukum ya`tīnī bi’arsyihā qabla ay ya`tụnī muslimīn
QS. An-Naml [27] : 38
Dia (Sulaiman) berkata, “Wahai para pembesar! Siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?”
Sulaiman berkata kepada bala tentaranya dari kalangan manusia dan jin yang Allah tundukkan untuknya: Siapa di antara kalian yang mampu membawa singgasananya yang agung sebelum mereka datang kepadaku dalam keadaan tunduk lagi patuh?
Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Yazid ibnu Ruman yang telah mengatakan bahwa setelah utusan-utusan itu kembali kepada ratunya dengan membawa pesan Nabi Sulaiman, maka ratu mereka berkata, “Sesungguhnya, demi Allah, aku mengetahui bahwa dia bukanlah seorang raja, dan kita tidak akan mampu melawannya, tiada pula artinya kebesaran kita di hadapannya.” Kemudian Ratu Balqis mengirimkan kurirnya untuk memberitahukan kepada Nabi Sulaiman bahwa ia akan datang bersama semua pembesar kaumnya untuk menyaksikan sendiri keadaan Nabi Sulaiman dan agama yang diserukannya. Kemudian Ratu Balqis memerintahkan agar singgasana yang biasa dipakai duduk olehnya diamankan. Singgasananya terbuat dari emas yang dihiasi dengan batu yaqut, zabarjad, dan mutiara, lalu disimpan di bagian yang terdalam dari tujuh ruangan yang berlapis-lapis, masing-masing ruangan dikunci pintunya. Dan Balqis berkata kepada petugas yang diserahi tugas untuk menggantikan kedudukannya selama ia pergi, “Jagalah singgasana kerajaanku ini dengan segenap kekuatan dan fasilitas yang ada pada kamu, jangan biarkan seorang manusia pun masuk ke dalamnya dan jangan sekali-kali kamu memperlihatkannya kepada seorang pun sebelum aku datang.”
Kemudian berangkatlah Balqis menuju negara Nabi Sulaiman bersama dua belas ribu iring-iringan yang terdiri dari semua raja negeri Yaman, masing-masing iringan terdiri dari ribuan prajurit. Nabi Sulaiman Menugaskan jin-jin untuk memantau perjalanan Ratu Balqis dan melaporkan kepadanya setiap hari dan malamnya. Manakala Ratu Balqis beserta iringannya telah dekat, maka Nabi Sulaiman mengumpulkan semua jin dan manusia yang berada di bawah kekuasaannya, lalu ia berkata kepada mereka: Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri? (An Naml:38)
Qatadah mengatakan bahwa ketika sampai kepada Nabi Sulaiman bahwa Balqis akan tiba dan telah diceritakan kepadanya perihal singgasana Balqis, maka ia merasa kagum dengan kisahnya. Disebutkan bahwa singgasana Balqis terbuat dari emas, kaki-kakinya terbuat dari mutiara dan batu permata, sedangkan penutupnya terbuat dari kain sutra tebal dan kain sutra tipis, dan singgasana itu diletakkan di balik pintu sembilan lapis. Maka Nabi Sulaiman tertarik ingin merampas singgasana itu, tetapi ia tidak suka bila merampasnya, sedangkan pemiliknya telah masuk Islam. Nabi Sulaiman a.s. telah mengetahui bahwa bilamana mereka telah masuk Islam, maka haramlah harta benda dan darah mereka baginya. Untuk itu ia berkata: Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri? (An Naml:38)
Hal yang sama telah dikatakan oleh Ata Al-Khurrasani, As-Saddi, dan Zuhair ibnu Muhammad.
sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri? (An Naml:38)
Bila telah demikian, berarti haram bagiku harta benda mereka karena mereka telah masuk Islam.
Sulaiman telah mengetahui bahwa mereka pasti akan berangkat menuju kepadanya. Maka dia segera berkata kepada jin dan manusia yang hadir di sisinya, أَيُّكُمْ يَأْتِينِي بِعَرْشِهَا قَبْلَ أَنْ يَأْتُونِي مُسْلِمِينَ “Siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri?” Maksudnya, agar kita dapat menguasainya sebelum mereka menyerahkan diri, sehingga harta mereka menjadi terpeli-hara. قَالَ عِفْريتٌ مِنَ الْجِنِّ “Berkatalah Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin.” Ifrit adalah jin yang paling kuat lagi sangat aktif sekali, أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat membawanya lagi dapat dipercaya.” Secara zahir, Sulaiman saat itu ada di negeri Syam, sehingga perjalanan pulang pergi antara dia dengan negeri Saba` kira-kira sejauh perjalanan 4 bulan: Dua bulan untuk pergi dan dua bulan untuk pulang. Namun demikian Ifrit berkata, “Aku berkomitmen untuk membawanya, bagaimanapun besar dan beratnya serta jauhnya perjalanan, sebelum engkau beranjak dari tempat dudukmu yang saat ini sedang engkau duduki.” Biasanya pertemuan yang panjang itu adalah selama panjangnya waktu dhuha kira-kira sepertiga hari. Ini adalah kebiasaan yang panjang. Dan kadang-kadang kurang dari itu atau lebih. Inilah raja yang agung yang beberapa gelintir dari para pengikutnya mempunyai kekuatan dan kemampuan seperti itu.
Yang lebih dahsyat dari itu lagi adalah bahwa, قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari al-Kitab.” Para ahli tafsir mengatakan, “Seorang lelaki shalih yang ada di sisi Sulaiman, namanya Ashaf bin Barkhiya`. Dia mengetahui nama Allah yang teragung, yang kalau Allah dimohon dengannya pasti mengabulkan, dan kalau diminta dengannya pasti memberi, أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip,” dengan berdoa kepada Allah menggunakan nama Allah yang teragung itu, hingga singgasana itu hadir saat itu juga. Dia pun berdoa kepada Allah, maka singgasana itu datang.
Allah yang lebih mengetahui maksudnya, apakah ini yang dimaksud, atau dia adalah orang yang mempunyai ilmu dari al-Kitab yang dengannya dia mempunyai kemampuan untuk mengambil benda yang jauh dan menjangkau sesuatu yang sulit فَلَمَّا رَآهُ “maka tatkala dia melihat singgasana itu,” maksudnya, Sulaiman melihatnya, مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ “terletak di hadapannya,” maka dia memuji kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ atas ketentuanNya, kerajaanNya dan kemudahan segala perkara baginya, dan قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُر “dia pun berkata, ‘Ini termasuk karunia Rabbku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau mengingkari’.” Maksudnya, untuk mengujiku dalam hal ini. Jadi, Sulaiman ‘alaihissalam sama sekali tidak terpedaya dengan kerajaan, kekuasaan dan kemampuannya, seperti kebiasaan para raja jahiliyah, bahkan dia mengetahui bahwa itu semua adalah ujian dari Rabbnya. Maka dari itu dia takut kalau tidak bisa mensyukuri nikmat ini.
Kemudian dia menjelaskan bahwa kesyukuran itu manfaatnya sama sekali bukan untuk Allah, melainkan kembali kepada orang yang bersyukur itu sendiri, seraya berkata, وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ “Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesung-guhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Rabbku Mahakaya lagi Mahamulia,” Mahakaya dari segala amalnya, Mahamulia lagi banyak kebaikannya, meliputi orang yang bersyukur dan yang mengingkari. Hanya saja mensyukuri nikmat-nikmatNya akan menambah nikmat itu sendiri, sedangkan mengingkarinya menyebabkan kemusnahannya.
Melihat kesungguhan nabi sulaiman yang akan menyerang kerajaannya, akhirnya ratu balqis menuruti apa yang diperintahkan oleh sulaiman. Berangkatlah sang ratu dan pengikutnya dari yaman menuju palestina. Namun sebelum ratu balqis sampai di palestina, nabi sulaiman, mengadakan sayembara terlebih dahulu. Dia sulaiman berkata, ‘wahai para pembesar! siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri” nabi sulaiman mendengar akan kemewahan singgasana ratu balqis. Dan balqis sangat bangga dengan singgasananya itu. Dia ingin melakukan kejutan terhadap ratu balqis, sebagai bagian dari taktik pamer kekuatan sebagai bukti akan kekuasaannya yang jauh lebih besar dari kekuasaan ratu balqis. 39. Mendengar seruan nabi sulaiman, ‘ifrit dari golongan jin menawarkan diri dan berkata, “wahai sulaiman, akulah yang akan membawanya yaitu singgasana ratu balqis itu, kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu; yaitu antara pagi hari sampai siang, untuk mengurusi rakyat dan seluk beluk kerajaan. Dan sungguh, aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya, tidak akan melakukan tindakan yang tidak terpuji. “.
An-Naml Ayat 38 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Naml Ayat 38, Makna An-Naml Ayat 38, Terjemahan Tafsir An-Naml Ayat 38, An-Naml Ayat 38 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Naml Ayat 38
Tafsir Surat An-Naml Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)