{27} An-Naml / النمل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | العنكبوت / Al-‘Ankabut {29} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Qashash القصص (Cerita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 28 Tafsir ayat Ke 12.
۞ وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ الْمَرَاضِعَ مِنْ قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُ لَكُمْ وَهُمْ لَهُ نَاصِحُونَ ﴿١٢﴾
wa ḥarramnā ‘alaihil-marāḍi’a ming qablu fa qālat hal adullukum ‘alā ahli baitiy yakfulụnahụ lakum wa hum lahụ nāṣiḥụn
QS. Al-Qashash [28] : 12
Dan Kami cegah dia (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah dia (saudaranya Musa), “Maukah aku tunjukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik padanya?”
Dan Kami haramkan kepada Musa semua susu dari para ibu susu sebelum dia kembali kepada ibunya. Maka saudara perempuan Musa berkata: Maukah kalian bila aku tunjukkan sebuah keluarga yang bias mengasuh dan menyusuinya dengan baik, dan mereka juga sangat menyayanginya? Mereka pun pengiyakian kata-katanya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusuinya) sebelum itu. (Al Qashash:12)
Yakni pencegahan secara naluri. Demikian itu karena kemuliaan Musa di sisi Allah dan demi memelihara Musa dari menyusui kepada selain tetek ibunya, juga karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah menjadikan hal tersebut sebagai penyebab kembalinya dia kepada ibunya untuk menyusuinya secara alami. Ibunya bernama Aminah, yang sebelumnya selalu dicekam oleh rasa takut akan keselamatan bayinya itu.
Setelah saudara perempuan Musa melihat mereka (keluarga Fir’aun) kebingungan mencari seorang wanita yang air susunya mau diterima oleh bayi yang mereka bawa.
maka berkatalah saudara perempuan Musa, ‘Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahli bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?” (Al Qashash:12)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa setelah saudara perempuan Musa mengatakan hal itu kepada mereka, maka mereka menangkapnya karena merasa curiga terhadapnya, lalu mereka menanyainya, “Apakah yang menyebabkan kamu mengetahui bahwa ahli bait itu pasti akan menyayangi bayi ini dan memperlakukannya dengan kasih sayang?”
Saudara perempuan Musa menjawab, “Perlakuan baik mereka terhadap bayi ini dan kasih sayang mereka kepadanya ialah karena mereka menginginkan agar raja gembira, juga mengharapkan imbalan jasa darinya.” Berkat alasannya itu saudara perempuan Musa dilepaskan oleh mereka. Setelah ia mengatakan alasannya itu, selamatlah ia dari gangguan mereka, lalu mereka pergi bersamanya ke rumahnya. Setelah sampai di rumahnya mereka masuk dengan membawa Musa kepada ibunya. Ibu Musa menyerahkan teteknya kepada Musa, dan Musa langsung menghisapnya, yang mana hal tersebut membuat mereka sangat gembira.
Kemudian dikirimlah seorang pembawa berita gembira kepada istri Fir’aun, lalu istri Fir’aun memanggil ibu Musa untuk menghadap kepadanya. Setelah ibu Musa sampai di istana istri Raja Fir’aun, maka ia diperlakukan dengan baik dan dihormati serta diberinya hadiah yang berlimpah, sedangkan istri Fir’aun tidak mengetahui bahwa sebenarnya dia adalah ibu bayi itu yang sesungguhnya. Yang diketahui oleh istri Fir’aun hanyalah Musa cocok dengan teteknya.
Kemudian Asiah istri Fir’aun meminta kepada Aminah ibu Musa untuk tinggal di istana sambil menyusui bayi itu, tetapi ibu Musa menolak dengan alasan bahwa sesungguhnya dia mempunyai suami dan banyak anak, ia tidak mampu tinggal di istana meninggalkan mereka. Tetapi jika istri Fir’aun menyetujui, ia mau menyusuinya di rumahnya sendiri. Akhirnya istri Fir’aun menyetujui usulnya dan memberinya perbelanjaan, pakaian, hubungan yang akrab, perlakuan yang baik, dan hadiah yang berlimpah.
Pada akhirnya ibu Musa pulang ke rumahnya dengan membawa anaknya dengan hati yang puas lagi disukai. Ternyata Allah telah menggantinya dengan rasa aman yang pada sebelumnya ia selalu dicekam oleh rasa takut, dan Allah memberinya kemuliaan dan kedudukan serta rezeki yang mengalir secara berlimpah. Karena itulah di dalam sebuah hadis disebutkan:
Perumpamaan orang yang beramal karena mengharapkan rida Allah dalam amal kebaikannya adalah seperti ibu Musa, ia menyusui anaknya dan menerima upahnya.
Padahal jarak antara keadaan yang sulit dan keadaan yang menggembirakan hanyalah sehari semalam atau lebih dari itu, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Mahasuci Allah Yang di tangan (kekuasaan)Nyalah keputusan terakhir. Segala sesuatu yang dikehendaki-Nya pasti terjadi, dan segala sesuatu yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak akan terjadi. Dialah Allah yang menjadikan bagi orang yang bertakwa kepada-Nya jalan kemudahan sesudah mengalami kesusahan, dan jalan keluar sesudah kesempitan.
(12) Di antara bentuk kasih sayang Allah جَلَّ جَلالُهُ kepada Musa dan ibunya adalah Allah mencegah Musa untuk menyusui dari perempuan (lain). Maka mereka membawanya ke pasar karena rasa kasihan kepadanya, barangkali di sana ada seseorang yang mencarinya. Maka datanglah saudara perempuannya itu dalam keadaan seperti tadi, فَقَالَتْ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُ لَكُمْ وَهُمْ لَهُ نَاصِحُونَ “dan berkata, ‘Maukah aku tunjukkan kepadamu sebuah keluarga yang akan memeliharanya untukmu, dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?'” Inilah yang mereka inginkan, sebab mereka sangat mencintainya, sedangkan Allah mencegahnya dari menyusu kepada perempuan manapun, sehingga mereka khawatir kalau Musa meninggal.
Selanjutnya, dikisahkan bagaimana musa kembali ke pangkuan ibunya. Allah berfirman ; dan kami cegah dia yakni musa, dengan cara membuatnya enggan menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusuinya sebelum itu yakni sebelum musa dikembalikan kepada ibunya untuk disusui. Kelurga fir’aun pun merasa cemas. Maka berkatalah dia yakni saudara perempuan musa, ‘maukah aku tujukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik padanya ‘ saudara perempuan musa menyarankan agar ia disusui oleh perempuan yang tidak lain adalah ibunya sendiri. 13. Maka setelah keluarga fir’aun menyetujui usul agar musa disusui oleh seseorang. Yang tidak lain adalah ibunya kami kembalikan dia yakni musa kepada ibunya, agar senang hatinya dengan kebersamaan sang ibu dan anaknya tanpa rasa takut atau sembunyi-sembunyi dan agar dia tidak bersedih hati akibat berjauhan dan kecemasannya terhadap sang anak dan agar dia mengetahui dengan seyakin-yakinnya bahwa janji Allah untuk mengembalikan musa ke pangkuannya adalah benar sesuai dengan kenyataan. Demikianlah adanya, tetapi kebanyakan mereka yakni rezim fir’aun dan bahkan kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.
Al-Qashash Ayat 12 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Qashash Ayat 12, Makna Al-Qashash Ayat 12, Terjemahan Tafsir Al-Qashash Ayat 12, Al-Qashash Ayat 12 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Qashash Ayat 12
Tafsir Surat Al-Qashash Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)