{27} An-Naml / النمل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | العنكبوت / Al-‘Ankabut {29} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Qashash القصص (Cerita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 28 Tafsir ayat Ke 32.
اسْلُكْ يَدَكَ فِي جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاءَ مِنْ غَيْرِ سُوءٍ وَاضْمُمْ إِلَيْكَ جَنَاحَكَ مِنَ الرَّهْبِ ۖ فَذَانِكَ بُرْهَانَانِ مِنْ رَبِّكَ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ ﴿٣٢﴾
usluk yadaka fī jaibika takhruj baiḍā`a min gairi sū`iw waḍmum ilaika janāḥaka minar-rahbi fażānika bur-hānāni mir rabbika ilā fir’auna wa mala`ih, innahum kānụ qauman fāsiqīn
QS. Al-Qashash [28] : 32
Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, dia akan keluar putih (bercahaya) tanpa cacat, dan dekapkanlah kedua tanganmu ke dadamu apabila ketakutan. Itulah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan engkau pertunjukkan) kepada Fir‘aun dan para pembesarnya. Sungguh, mereka adalah orang-orang fasik.”
Masukkanlah tanganmu di celah bajumu di bagian atas dadamu, lalu keluarkanlah, maka ia pun keluar bersinar putih seperti salju bukan karena sakit atau karena penyakit sopak. Genggamlah tanganmu kepada dirimu agar kamu merasa aman dari ketakutan. Dua perkara tersebut yang telah Aku perlihatkan kepadamu wahai Musa, berupa perubahan tongkat menjadi ular, menjadikan tanganmu putih bersinar bukan karena sakit atau penyakit sopak, merupakan dua mukjizat dari Rabb-mu kepada Fir’aun dan para pembesar kaumnya. Sesungguhnya Fir’aun dan para tokohnya adalah orang-orang yang kafir.
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit. (Al Qashash:32)
Yakni apabila kamu masukkan tanganmu ke leher bajumu, lalu kamu keluarkan, maka sesungguhnya tanganmu itu akan mengeluarkan sinar berkilauan seakan-akan sinar kilat yang menyilaukan. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
bukan karena penyakit. (Al Qashash:32)
Maksudnya, bukan karena terkena penyakit.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)mu bila ketakutan. (Al Qashash:32)
Mujahid mengatakan bahwa hal itu dilakukan bila merasa terkejut. Qatadah mengatakan bila merasa takut. Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam dan Ibnu Jarir mengatakan, hal tersebut dilakukan bila ia merasa takut terhadap ular itu. Tetapi makna yang dimaksud lebih umum daripada semua pendapat di atas. Jelasnya, Allah memerintahkan kepada Nabi Musa bila ia merasa takut hendaknya mendekapkan tangannya ke dadanya, apabila Musa melakukan hal tersebut, niscaya akan hilanglah rasa takutnya. Dan barangkali bila seseorang melakukan hal tersebut hanya sekadar ikut-ikutan, saat ia merasa takut, lalu ia meletakkan tangannya ke dadanya, niscaya akan lenyaplah atau menjadi ringanlah rasa takutnya dengan seizin Allah.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Ar-Rabi ibnu Taglab Asy-Syekh Saleh, telah menceritakan kepada kami Abu Isma’il Al-Muaddib, dari Abdullah ibnu Muslim, dari Mujahid yang mengatakan bahwa sebelum itu hati Musa a.s. selalu dicekam oleh rasa takut terhadap Fir’aun. Dan apabila dia melihat Fir’aun, ia membaca doa berikut:
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pertolongan kepadaMu dalam menghadapinya dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kejahatannya.
Maka Allah mencabut dari hati Musa a.s. rasa takut yang mencekamnya dan mengalihkannya ke dalam hati Fir’aun. Sejak saat itu apabila Fir’aun melihat Musa, maka ia terkencing-kencing bagaikan keledai karena ketakutan terhadap Musa.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu. (Al Qashash:32)
Yakni tongkat yang dilemparkan kemudian berubah wujud menjadi ular, dan memasukkan tangan ke leher baju, setelah dikeluarkan tangan mengeluarkan cahaya yang bukan karena penyakit. Keduanya merupakan bukti akurat yang jelas menunjukkan kekuasaan Tuhan Yang Maha Berbuat lagi Maha Melakukan apa yang dikehendaki-Nya, juga menunjukkan kebenaran predikat kenabian orang yang menimbulkan peristiwa yang bertentangan dengan hukum alam tersebut. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
(yang akan kamu kemukakan) kepada Fir’aun dan pembesar-pembesar (kerajaan)nya. (Al Qashash:32)
Yaitu kepada para pemimpin dan para pembesar kerajaan Fir’aun dan juga para pengikutnya.
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik. (Al Qashash:32)
Artinya, keluar dari jalan ketaatan kepada Allah lagi menentang perintah dan agama-Nya.
(31) وَأَنْ أَلْقِ عَصَاكَ “Dan lemparkanlah tongkatmu,” lalu Musa melemparkannya. فَلَمَّا رَآهَا تَهْتَزُّ “Maka tatkala dia melihatnya bergerak-gerak” berusaha keras bergerak. Dan ia memiliki bentuk yang me-nakutkan كَأَنَّهَا جَانٌّ “seolah-olah dia seekor ular,” yang sangat besar, وَلَّى مُدْبِرًا وَلَمْ يُعَقِّبْ “larilah dia berbalik ke belakang tanpa menoleh.” Mak-sudnya, Musa lari karena hatinya dikuasai rasa takut. Lalu Allah berkata kepadanya, يَا مُوسَى أَقْبِلْ وَلا تَخَفْ إِنَّكَ مِنَ الآمِنِينَ “Hai Musa, datang-lah kepadaKu dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang aman.” Ini adalah cara pengembalian rasa aman yang paling baik dan menghilangkan rasa takut. Sebab FirmanNya, أَقْبِلْ “Datanglah,” menunjukkan perintah mengharuskan ia datang dan mewajibkan dia taat. Akan tetapi, karena bisa jadi kedatangan-nya masih diselimuti rasa takut, maka dikatakan kepadanya, وَلا تَخَف “dan jangan kamu takut,” suatu perintah kepadanya akan dua hal, yaitu datang, dan hendaknya dalam hatinya tidak ada rasa takut. Akan tetapi ada kemungkinan lain, yaitu bisa jadi dia datang dalam keadaan tidak ada rasa takut, akan tetapi dia tidak memper-oleh penjagaan dan rasa aman dari hal yang tidak diinginkan, maka dari itu dikatakan, إِنَّكَ مِنَ الآمِنِينَ “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang aman.” Maka semenjak itu hilanglah yang dikha-watirkan dari segala sisi. Maka Musa ‘alaihissalam datang tanpa ada rasa takut dan tidak pula tertakut-takuti, melainkan dia tenang dan merasa yakin dengan berita dari Rabbnya. Imannya telah bertam-bah dan keyakinannya menjadi sempurna. Ini adalah satu ayat (mukjizat) yang diperlihatkan oleh Allah kepadanya sebelum dia pergi kepada Fir’aun, agar benar-benar berada dalam keyakinan yang prima, supaya dia lebih berani menghadapinya, lebih kuat dan lebih teguh.
Masukkanlah tanganmu ke dalam celah terbuka yang terdapat pada leher bajumu, niscaya dia akan keluar putih bercahaya tanpa cacat atau bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu ke dadamu apabila ketakutan agar hilang rasa takut dan kembali tenang. Jangan panik ketika kamu menyaksikan tongkat itu berubah menjadi ular atau saat tanganmu berubah putih berkilau. Tongkat yang dapat berubah menjadi ular dan tangan yang bersinar itulah dua mukjizat dari tuhanmu yang akan engkau pertunjukkan kepada fir’aun dan para pembesarnya. Sungguh, mereka adalah orang-orang fasik, yang keluar dari ketaatan kepada Allah. ‘ 33. Masih dalam keadaan takut dan sambil memohon pertolongan Allah, dia musa berkata mengingat kesalahan yang pernah dilaku-kannya, ‘ya tuhan pemelihara-ku, sungguh aku ketika berada di mesir sekian tahun yang lalu telah membunuh tanpa sengaja seorang dari golongan mereka, yakni penduduk negeri mesir, sehingga aku takut mereka akan membunuhku sebagai tindak balasan. Kalau mereka membunuhku maka aku tidak bisa menyampaikan risalah-Mu.
Al-Qashash Ayat 32 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Qashash Ayat 32, Makna Al-Qashash Ayat 32, Terjemahan Tafsir Al-Qashash Ayat 32, Al-Qashash Ayat 32 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Qashash Ayat 32
Tafsir Surat Al-Qashash Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)