{27} An-Naml / النمل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | العنكبوت / Al-‘Ankabut {29} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Qashash القصص (Cerita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 28 Tafsir ayat Ke 59.
وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَىٰ حَتَّىٰ يَبْعَثَ فِي أُمِّهَا رَسُولًا يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا ۚ وَمَا كُنَّا مُهْلِكِي الْقُرَىٰ إِلَّا وَأَهْلُهَا ظَالِمُونَ ﴿٥٩﴾
wa mā kāna rabbuka muhlikal-qurā ḥattā yab’aṡa fī ummihā rasụlay yatlụ ‘alaihim āyātinā, wa mā kunnā muhlikil-qurā illā wa ahluhā ẓālimụn
QS. Al-Qashash [28] : 59
Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri, sebelum Dia mengutus seorang rasul di ibukotanya yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan (penduduk) negeri; kecuali penduduknya melakukan kezaliman.
Rabb-mu (wahai Rasul) tidak membinasakan negeri-negeri di seputar Makkah di zamanmu sehingga Dia mengutus induknya (yaitu Makkah) seorang Rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka. Dan Kami tidak membinasakan penduduk suatu negeri, kecuali bila penduduknya adalah orang-orang zalim terhadap diri mereka dengan kekufuran kepada Allah dan kemaksiatan kepada-Nya. Dalam keadaan tersebut mereka berhak dihukum dan diazab.
Di dalam ayat ini terkandung dalil yang menunjukkan bahwa nabi yang ummi yaitu Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang diutus dari Ummul Qura (Mekah) adalah utusan bagi semua penduduk kota, baik dari kalangan bangsa Arab maupun non-Arab. Sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:
agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. (Al An’am:92)
Katakanlah, “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua.” (Al A’raf:158)
supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Qur’an (kepadanya). (Al An’am:19)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan barang siapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya. (Huud:17)
Lengkapnya dalil adalah firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat, atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. (Al Israa’:58), hingga akhir ayat.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberitahukan bahwa Dia akan membinasakan setiap kota sebelum hari kiamat, padahal Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman dalam ayat yang lain:
dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (Al Israa’:15)
Maka Allah menjadikan terutusnya Nabi yang ummi mencakup semua kota, karena dia telah diutus oleh Dia kepada ibu kotanya yang merupakan kota yang paling dahulu, semua kota menginduk kepadanya.
Di dalam kitab Sahihain telah disebutkan bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Aku diutus untuk bangsa yang berkulit merah dan yang berkulit hitam.
Karena itulah maka kenabian dan kerasulan ditutup olehnya, tiada nabi dan tiada rasul lagi sesudahnya, bahkan syariatnya tetap berlaku sepanjang masa sampai hari kiamat.
Menurut pendapat yang lain, firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
sebelum Dia mengutus di ibu kota itu seorang rasul. (Al-Qashash-59)
Bahwa yang dimaksud dengan ummiha ialah ibu kota dan kota-kota yang terbesarnya. Demikianlah menurut pendapat Zamakhsyari, dan Ibnul Jauzi serta selain keduanya, pendapat ini tidak terlalu menyimpang dari kebenaran.
(59) Di antara kebijaksanaan dan rahmatNya adalah Dia tidak menyiksa umat (bangsa) hanya karena berdasarkan kekafiran mereka sebelum ditegakkannya hujjah terhadap mereka, yaitu dengan diutusnya para Rasul kepada mereka. Maka dari itu Dia berfirman, وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَى “Dan tidaklah Rabbmu membinasakan kota-kota,” maksudnya, karena kekafiran dan kezhaliman mereka, حَتَّى يَبْعَثَ فِي أُمِّهَا “sehingga Dia mengutus di ibukota itu,” maksudnya, di kampung-kampung dan di kota-kota tempat mereka tinggal dan yang serupa dengannya, di mana mereka biasa pulang pergi, di mana segala sesuatu di sekitarnya mencari rumput, yaitu suatu daerah yang kabar beritanya tidak samar lagi (terkenal), رَسُولا يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا “seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada me-reka,” yang membuktikan kebenaran ajaran yang dibawanya dan keshahihan sesuatu yang mereka serukan, sehingga perkataan (seruan)nya sampai kepada orang yang jauh dan yang dekat. Beda halnya kalau para rasul diutus di kota-kota yang jauh dan daerah-daerah yang terpencil. Yang demikian ini akan membuat dakwah tersembunyi (tidak dikenal) dan bersifat kasar (kurang luwes). Sedangkan kota-kota besar adalah tempat di mana diperkirakan dakwah akan lebih mudah diketahui dan lebih bisa tersebar. Dan biasanya penduduk kota itu lebih tidak kasar daripada orang lain (orang-orang badui, yang tidak berbudaya), وَمَا كُنَّا مُهْلِكِي الْقُرَى إِلا وَأَهْلُهَا ظَالِمُونَ “dan tidak pernah pula Kami membinasakan kota-kota kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezhaliman,” dengan berbuat kekufuran dan berbagai maksiat, mereka berhak ditimpa azab.
Walhasil, bahwa Allah جَلَّ جَلالُهُ tidak akan mengazab seseorang ke-cuali karena kezhalimannya dan adanya penegakan hujjah atasnya.
Jangan menduga bahwa kehancuran negeri-negeri terjadi dengansewenang-wenang. Tidak, Allah maha adil, dan karena itu tuhanmu tidak mungkin akan membinasakan negeri-negeri di sekitar mekah dan atau penduduknya pada masamu, wahai nabi Muhammad, betapa pun besarnya kedurhakaan mereka, sebelum dia mengutus seorang rasul di ibukotanya, yaitu mekah, yang membacakan ayat-ayat kami kepada mereka; dan tidak pernah pula terjadi kami membinasakan penduduk negeri setelah kami mengutus rasul atau pemberi peringatan; kecuali penduduknya melakukan kezaliman terhadap diri mereka sendiri dengan kufur dan maksiat kepada Allah, sehingga mereka pantas menerima hukuman. 60. Kaum musyrik enggan beriman karena khawatir diculik, ditawan dan dirampas hartanya. Sebenarnya, bahaya yang harus ditakuti itu adalah yang bersumber dari Allah akibat kedurhakaan. Kerugian jiwa dan harta di dunia tidak seberapa kerugian di akhirat akibat durhaka kepada tuhan. Dan ketahuilah bahwa apa saja; kekayaan, jabatan, keturunan dan lainnya, yang diberikan oleh Allah melalui siapa pun kepada kamu, maka itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya yang bersifat terbatas dan sementara, sehingga akan segera lenyap dan binasa; sedang apa yang di sisi Allah di akhirat kelak, yang disediakan untuk untuk orang-orang yang taat kepada-Nya, adalah lebih baik karena tidak mengandung bahaya dan mudarat, dan di samping itu lebih kekal karena tidak akan punah sama sekali. Tidakkah kamu menggunakan akal pikiran sehingga kamu mengerti mana yang baik dan mana yang buruk’.
Al-Qashash Ayat 59 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Qashash Ayat 59, Makna Al-Qashash Ayat 59, Terjemahan Tafsir Al-Qashash Ayat 59, Al-Qashash Ayat 59 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Qashash Ayat 59
Tafsir Surat Al-Qashash Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)