{27} An-Naml / النمل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | العنكبوت / Al-‘Ankabut {29} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Qashash القصص (Cerita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 28 Tafsir ayat Ke 74.
وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَائِيَ الَّذِينَ كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ ﴿٧٤﴾
wa yauma yunādīhim fa yaqụlu aina syurakā`iyallażīna kuntum taz’umụn
QS. Al-Qashash [28] : 74
Dan (ingatlah) pada hari ketika Dia (Allah) menyeru mereka, dan berfirman, “Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu sangka?”
Pada hari di mana Allah berfirman kepada orang-orang musyrikin, dia berfirman kepada mereka: Mana sekutu-sekutu kalian yang dulu di dunia kalian anggap sebagai sekutu-sekutu bagi-Ku?
Apa yang diterangkan dalam kelompok ayat ini merupakan seruan pula yang mengandung makna cemoohan dan kecaman bagi orang yang menyembah tuhan lain di samping Allah. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyeru mereka di hadapan semua saksi seraya berfirman:
Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kalian katakan? (Al Qashash:74)
Yakni semasa kalian hidup di dunia.
(74-75) Maksudnya, dan pada hari di mana Allah memang-gil orang-orang yang telah mempersekutukanNya, yang beralih dari menyembah Allah kepada selain Allah, yaitu mereka yang beranggapan bahwa Allah mempunyai sekutu-sekutu yang berhak disembah, mereka dapat memberikan manfaat dan bisa menimpa-kan bahaya. Maka nanti di Hari Kiamat, Allah hendak memper-lihatkan kelancangan dan kedustaan anggapan mereka serta pen-dustaan mereka terhadap diri mereka sendiri. Allah memanggil mereka, أَيْنَ شُرَكَائِيَ الَّذِينَ كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ “Di manakah sekutu-sekutuKu yang dahulu kamu katakan?” Maksudnya, menurut keyakinan mereka, bukan berdasarkan perintah, seperti dikatakan oleh Allah,
وَمَا يَتَّبِعُ الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ شُرَكَاءَ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وإن هم إلا يخرصون “Dan orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidak-lah mengikuti (suatu keyakinan). Tidaklah mereka mengikuti melainkan prasangka belaka, dan mereka hanyalah menduga-duga.” (Yunus: 66).
Maka apabila mereka itu telah hadir, Allah mengambil, مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ “dari tiap-tiap umat” dari umat-umat yang mendustakan شَهِيدًا “seorang saksi,” yang memberikan kesaksian atas apa yang telah terjadi di dunia, yaitu perbuatan syirik dan keyakinan mereka. Mereka (yang dipilih itu) tak ubahnya seperti orang-orang pilihan. Allah memilih dari para tokoh pendusta itu orang yang siap meng-hadapi pertengkaran dan debat membela saudara-saudara mereka. Mereka semua satu pandangan. Lalu apabila mereka telah muncul dalam persidangan, قُلْنَا هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ “Kami berkata, ‘tunjukkanlah bukti kebenaranmu’.” Maksudnya, alasan dan argumen kalian yang membuktikan kebenaran perbuatan syirik kalian. Apakah Kami telah menyuruh kalian melakukan hal itu? Apakah para rasulKu juga memerintahkannya kepada kalian? Apakah kalian menemu-kan hal itu di dalam kitab-kitab suciKu? Apakah di antara mereka ada orang yang berhak mendapat ketuhanan? Apakah mereka (para sekutu itu) berguna bagi kalian? Atau dapat mencegah azab Allah dari kalian? Atau mereka bisa melindungi kalian? Jika benar demikian, maka silahkan mereka melakukannya, jika di antara mereka ada yang mampu maka hendaklah mereka memperlihatkan-nya kepada kalian jika mereka benar-benar memiliki kemampuan.
فَعَلِمُوا “Maka tahulah mereka,” pada saat itu akan kepalsuan dan kerusakan keyakinan mereka, dan أَ أَنَّ الْحَقَّ لِلَّهِ “bahwasanya yang haq itu kepunyaan Allah” q. Pertengkaran telah menimpa mereka, argumen mereka habis, sedangkan argumen Allah جَلَّ جَلالُهُ sangat jelas.
وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ “Dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulunya mereka ada-adakan,” yaitu kedustaan dan kebohongan. Ia sirna, habis, dan lenyap. Mereka pun mengetahui bahwasanya Allah benar-benar telah berbuat adil terhadap mereka, di mana Dia tidak menempatkan siksa kecuali terhadap orang-orang yang berhak menyandangnya.
Dan sebagai bentuk kecaman dan ancaman terhadap orang-orang musyrik, ingatlah, dan ingatkan pula umatmu, wahai nabi Muhammad, pada hari ketika mereka berdiri di hadapan Allah untuk dimintakan pertanggungjawaban, dia menyeru mereka yang musyrik itu de-ngan panggilan yang menghinakan, dan berfirman, ‘di manakah sekutu-sekutu-ku yang dahulu kamu sangka sebagai tuhan-tuhan yang akan membela dan menolong kamu”75. Kaum musyrik tidak dapat menjawab. Oleh karenanya Allah menghadirkan saksi, dan untuk maksud itu, Allah berfirman; kami datangkan dari setiap umat seorang saksi, yaitu nabi dan rasul yang dahulu diutus kepada mereka, yang bersaksi atas kedurhakaan yang mereka lakukan di dunia. Lalu pada saat itu, kami katakan kepada orang-orang yang melanggar di antara mereka, ‘kemukakanlah bukti kebenaranmu yang kamu gunakan untuk membenarkan kemusyrikan’. Mereka tidak mampu mendatangkannya, maka dengan segera tahulah dan sadarlah mereka bahwa yang hak, yaitu kebenaran dalam hal ketuhanan dan lain-lain, itu hanya milik Allah dan lenyaplah dari mereka lagi binasa apa yakni kebohongan-kebohongan, yang dahulu ketika di dunia mereka selalu ada-adakan. Semua itu tidak berguna bagi mereka, dan hanya mendatangkan bahaya dan menjerumuskan mereka ke dalam neraka.
Al-Qashash Ayat 74 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Qashash Ayat 74, Makna Al-Qashash Ayat 74, Terjemahan Tafsir Al-Qashash Ayat 74, Al-Qashash Ayat 74 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Qashash Ayat 74
Tafsir Surat Al-Qashash Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)