{27} An-Naml / النمل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | العنكبوت / Al-‘Ankabut {29} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Qashash القصص (Cerita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 28 Tafsir ayat Ke 82.
وَأَصْبَحَ الَّذِينَ تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِالْأَمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ ۖ لَوْلَا أَنْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا ۖ وَيْكَأَنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ ﴿٨٢﴾
wa aṣbaḥallażīna tamannau makānahụ bil-amsi yaqụlụna waika`annallāha yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u min ‘ibādihī wa yaqdir, lau lā am mannallāhu ‘alainā lakhasafa binā, waika`annahụ lā yufliḥul-kāfirụn
QS. Al-Qashash [28] : 82
Dan orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukannya (Karun) itu berkata, “Aduhai, benarlah kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya). Sekiranya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya pada kita, tentu Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah kiranya tidak akan beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah).”
Orang-orang yang sebelumnya berharap bisa seperti Qarun berkata dalam penuh keterkejutan, mengambil pelajaran dan ketakutan terhadap azab yang telah menimpa Qarun akan menimpa mereka: Sesungguhnya Allah akan melapangkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya atas siapa yang Dia kehendaki dari mereka. Kalau Allah tidak melimpahkan nikmat-Nya kepada kita sehingga Dia tidak menghukum kita, niscaya Dia sudah membenamkan kita sebagaimana yang Dia lakukan terhadap Qarun. Apakah kamu tidak mengetahui bahwa orang-orang kafir itu tidak beruntung, tidak di dunia dan tidak pula di akhirat?
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu. (Al Qashash:82)
Yakni orang-orang yang menginginkan hal seperti yang diperoleh Qarun yang bergelimang dengan perhiasannya saat mereka melihatnya.
Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun, sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar. (Al Qashash:79)
Tetapi setelah Qarun dibenamkan, mereka mengatakan:
Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya. (Al Qashash:82)
Maksudnya, harta benda itu bukanlah merupakan pertanda bahwa Allah rida kepada pemiliknya. Karena sesungguhnya Allah memberi dan mencegah, menyempitkan dan melapangkan, dan merendahkan serta meninggikan. Apa yang ditetapkan-Nya hanyalah mengandung hikmah yang sempurna dan hujah yang kuat, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam sebuah hadis marfu’ yang diriwayatkan melalui Ibnu Mas’ud:
Sesungguhnya Allah membagi akhlak di antara kalian sebagaimana Dia membagi rezeki buat kalian. Dan sesungguhnya Allah memberi harta kepada orang yang Dia cintai, juga orang yang tidak dicintainya, tetapi Dia tidak memberi iman kecuali hanya kepada orang yang Dia sukai saja.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita, benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). (Al Qashash:82)
Yakni seandainya tidak ada belas kasihan Allah dan kebaikan-Nya kepada kita tentulah Dia membenamkan kita ke dalam bumi sebagaimana Qarun dibenamkan, sebab kami pernah mengharapkan hal yang semisal dengan Qarun.
Aduhai, benarlah tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah). (Al Qashash:82)
Mereka bermaksud bahwa Qarun adalah orang kafir, dan orang kafir itu tidak akan beruntung di hadapan Allah, baik di dunia maupun di akhirat.
Ulama Nahwu berselisih pendapat sehubungan dengan makna lafaz {وَيْكَأَنَّ} dalam ayat ini. Sebagian di antara mereka mengatakan bahwa maknanya ialah ‘celakalah, ketahuilah olehmu bahwa’, tetapi bentuknya di- takhfif. Pendapat yang lain mengatakan waika, dan harakat fathah yang ada pada an menunjukkan ada lafaz i’lam yang tidak disebutkan.
Pendapat ini dinilai lemah oleh Ibnu Jarir.
Tetapi pada lahiriahnya pendapat ini kuat dan tidak mengandung kemusykilan, melainkan hanya dari segi penulisannya saja di dalam mus-haf, yaitu berbentuk muttasil. Sedangkan masalah penulisan merupakan masalah idiom dan rujukannya adalah bersumber kepada bahasa Arab.
Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud ialah sama dengan alam tara (tidakkah kamu perhatikan), demikianlah menurut Qatadah. Menurut pendapat yang lainnya lagi, makna yang dimaksud ialah wai dan ka-anna secara terpisah, wai bermakna ta’ajjub atau tanbih, sedangkan ka-anna bermakna azunnu atau ahtasibu.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa pendapat yang terkuat dalam masalah ini adalah pendapat yang dikemukakan oleh Qatadah, yaitu bermakna alam tara (tidakkah engkau perhatikan).
(82) وَأَصْبَحَ الَّذِينَ تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِالأمْسِ “Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu.” Maksudnya, orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia yang mengatakan, يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ “Kalau saja kita memiliki seperti apa yang dikaruniakan kepada Qarun,” mereka berkata sambil berkeluh kesah, mengambil pelajaran dan dengan rasa takut akan ditimpa azab, وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ “Aduhai, benarlah Allah melapangkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambaNya dan menyempitkan-nya.” Maksudnya, menyempitkan rizki terhadap orang yang Dia kehendaki. Maka saat itu kami tahu bahwa pelapangan harta (rizki) kepada Qarun sama sekali tidak menunjukkan pada adanya kebaikan padanya; kami keliru dalam perkataan, “Ia sesungguhnya orang yang mendapat karunia yang sangat besar.” لَوْلا أَنْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا “Kalau Allah tidak melimpahkan karuniaNya atas kita.” Dia tidak meng-hukum kami atas perkataan yang telah kami katakan. Kalau saja bukan karuniaNya dan kemurahanNya, لَخَسَفَ بِنَا “benar-benar Dia telah menimbun kita (pula).” Dengan demikian, kebinasaan Qarun telah menjadi siksaan baginya, pelajaran dan nasihat bagi yang lain, sampai-sampai orang-orang yang membanggakannya, dapat kamu ketahui bagaimana mereka menyesal, dan pemikiran me-reka yang sebelumnya berubah. وَيْكَأَنَّهُ لا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ “Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari,” baik di dunia ini ataupun di akhirat kelak.
Dan orang-orang yang kemarin mengangan-angankan dengan penuh harapan untuk mendapatkan kedudukan seperti kedudukan yang dira-ihnya itu mengulang-ulang kata-kata penyesalan setelah mereka merenungi apa yang menimpa karun. Mereka berkata, ‘aduhai, benarlah kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, baik yang mukmin maupun yang kafir, pandai atau tidak, mulia atau hina. Dan sebaliknya, Allah membatasi dan menyempitkan rezeki bagi siapa yang dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Sekiranya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya pada kita, berupa petunjuk kepada keimanan dan menjaga kita dari keterjerumusan dalam kesesatan dan kesombongan, tentu dia telah membenamkan kita pula sebagaimana dialami oleh karun. Aduhai, benarlah kiranya tidak akan beruntung orang-orang yang mengingkari nikmat Allah, baik di dunia maupun di akhirat kelak. ’83. Begitulah akhir kisah karun yang binasa karena keangkuhannya. Kebahagiaan yang hakiki, yaitu di akhirat kelak, tidak akan diperoleh oleh orang seperti karun. Kenikmatan negeri akhirat itu kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dengan kekuasaan yang dimilikinya dan tidak berbuat kerusakan di bumi dengan melakukan kemaksiatan dan kejahatan. Dan kesudahan yang baik itu, yaitu surga, hanya bagi orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang kalbunya penuh dengan keimanan karena rasa takut kepada Allah, sehingga mereka melakukan apa yang diridai Allah.
Al-Qashash Ayat 82 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Qashash Ayat 82, Makna Al-Qashash Ayat 82, Terjemahan Tafsir Al-Qashash Ayat 82, Al-Qashash Ayat 82 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Qashash Ayat 82
Tafsir Surat Al-Qashash Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)