{27} An-Naml / النمل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | العنكبوت / Al-‘Ankabut {29} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Qashash القصص (Cerita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 28 Tafsir ayat Ke 85.
إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَىٰ مَعَادٍ ۚ قُلْ رَبِّي أَعْلَمُ مَنْ جَاءَ بِالْهُدَىٰ وَمَنْ هُوَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ ﴿٨٥﴾
innallażī faraḍa ‘alaikal-qur`āna larādduka ilā ma’ād, qul rabbī a’lamu man jā`a bil-hudā wa man huwa fī ḍalālim mubīn
QS. Al-Qashash [28] : 85
Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan engkau (Muhammad) untuk (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur’an, benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali. Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang berada dalam kesesatan yang nyata.”
Sesungguhnya Allah yang menurunkan Al Qur’an kepadamu (wahai Rasul) dan mewajibkan atasmu untuk menyampaikannya dan berpegang teguh dengannya pasti akan mengembalikanmu ke tempat di mana kamu keluar darinya, yaitu Makkah. Katakanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang musyrikin itu: Rabb-ku lebih mengetahui siapa yang datang membawa petunjuk dan siapa yang melenceng jauh dari kebenaran.
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi. (Az Zumar:69)
As-Saddi telah meriwayatkan dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melakukan hukum-hukum) Al-Qur’an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. (Al Qashash:85) Yakni benar-benar akan mengembalikan kamu ke surga, kemudian Dia akan menanyaimu tentang Al-Qur’an.
As-Saddi mengatakan bahwa hal yang sama telah dikatakan oleh Abu Sa’id.
Al-Hakam ibnu Aban telah meriwayatkan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. (Al Qashash:85) Maksudnya, ke hari kiamat, hal yang sama diriwayatkan oleh Malik, dari Az-Zuhri.
As-Sauri telah meriwayatkan dari Al-A’masy, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. (Al Qashash:85) Yakni kepada kematian.
Hal yang sama telah disebutkan melalui berbagai jalur yang bersumber dari Ibnu Abbas r.a., tetapi pada sebagiannya disebutkan bahwa Dia benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat asalmu di dalam surga.
Menurut Mujahid, makna yang dimaksud ialah bahwa Dia benar-benar akan menghidupkan kamu pada hari kiamat nanti. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ikrimah, Ata, Sa’id ibnu Jubair, Abu Quza’ah, Abu Malik, dan Abu Saleh.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan, “Memang benar, demi Allah, sesungguhnya dia (Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) benar-benar mempunyai tempat kembali, lalu Allah membangkitkannya pada hari kiamat dan memasukkannya ke dalam surga.”
Telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas hal yang selain dari itu. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Bukhari di dalam kitab tafsir bagian dari kitab sahihnya, bahwa telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Muqatil, telah menceritakan kepada kami Ya’la, telah menceritakan kepada kami Sufyan Al-Usfuri, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. (Al Qashash:85) Yaitu ke Mekah.
Hal yang sama telah diriwayatkan pula oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. (Al Qashash:85) Yakni benar-benar akan mengembalikanmu ke Mekah, sebagaimana Dia telah mengeluarkanmu darinya.
Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. (Al Qashash:85) Artinya, benar-benar akan mengembalikan kamu ke Mekah tempat kelahiranmu.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Yahya ibnul Jazzar, Sa’id ibnu Jubair, Atiyyah, dan Ad-Dahhak hal yang semisal dengan pendapat di atas. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar yang mengatakan bahwa Sufyan pernah berkata, “Kami telah mendengar hadis berikut dari Muqatil sejak tujuh tahun yang silam, dari Ad-Dahhak yang telah menceritakan bahwa ketika Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ keluar dari Mekah dan sampai di Juhfah, beliau merasa rindu ke Mekah, maka Allah menurunkan kepadanya ayat berikut, yaitu firman-Nya: ‘Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melakukan hukum-hukum) Al-Qur’an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.’ (Al Qashash:85).” Yakni Mekah.
Ini merupakan perkataan Ad-Dahhak, yang menunjukkan bahwa ayat ini Madaniyyah, sekalipun secara keseluruhan surat ini adalah Makkiyyah, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. (Al Qashash:85) bahwa ini merupakan salah satu dari apa yang disembunyikan oleh Ibnu Abbas, yakni tentang makna yang sebenarnya.
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan berikut sanadnya dari Na’im Al-Qari’, bahwa ia pernah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. (Al Qashash:85) Yaitu ke Baitul Maqdis.
Pendapat ini —hanya Allah Yang Maha Mengetahui— merujuk ke pendapat orang yang menafsirkannya dengan pengertian hari kiamat. Karena Baitul Maqdis adalah tanah mahsyar dan tempat dibangkitkannya semua makhluk, hanya Allah-lah yang memberi taufik kepada pendapat yang benar.
Kesimpulan dari semua pendapat menunjukkan bahwa Ibnu Abbas adakalanya menafsirkannya dengan pengertian kembalinya Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ke Mekah, yaitu hari jatuhnya kota Mekah, yang menurut interpretasi Ibnu Abbas merupakan pertanda dekatnya akhir usia Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, sebagaimana penafsiran yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. (An-Nasr: 1), hingga akhir surat.
Bahwa makna ayat menunjukkan dekatnya masa kewafatan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sebagai belasungkawa yang ditujukan kepadanya.
Hal ini dikemukakan oleh Ibnu Abbas di hadapan Khalifah Umar ibnul Khattab yang menyetujui pendapatnya itu, dan Umar mengatakan, “Aku tidak mengetahui selain dari apa yang kamu ketahui.” Karena itulah adakalanya Ibnu Abbas menafsirkan firman-Nya: benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. (Al Qashash:85) dengan pengertian kematian, adakalanya pula dengan pengertian hari kiamat yang kejadiannya adalah sesudah kematian. Adakalanya pula, menafsirkannya dengan pengertian surga yang merupakan pahala dan tempat kembalinya sebagai imbalan dari tugas menunaikan risalah dan menyampaikannya kepada dua makhluk, yaitu jin dan manusia. Juga karena beliau adalah makhluk Allah yang paling sempurna dan paling fasih secara mutlak.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Katakanlah, “Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata.” (Al Qashash:85)
Yakni katakanlah kepada orang yang menentang dan mendustakanmu, hai Muhammad, dari kalangan kaummu yang musyrik dan orang-orang yang mengikuti kekafiran mereka, bahwasanya Tuhanku lebih mengetahui siapakah yang berhak mendapat petunjuk antara kalian dan aku. Dan kelak kalian akan mengetahui siapakah yang akan mendapat kesudahan yang baik, dan siapakah yang akan mendapat akibat yang terpuji dan pertolongan di dunia dan akhirat.
(85) Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ “Sesung-guhnya yang mewajibkan atasmu al-Qur`an,” maksudnya, Dzat yang menurunkannya dan mewajibkan hukum-hukum yang ada di dalamnya, yang menjelaskan halal dan haram, dan yang meme-rintahmu menyampaikannya kepada seluruh manusia dan menye-rukan hukum-hukumnya kepada seluruh orang-orang mukallaf, sangatlah tidak selaras dengan hikmahNya kalau kehidupan ini hanyalah kehidupan dunia ini saja tanpa ada pemberian pahala kepada manusia dan tanpa pemberian sanksi. Akan tetapi Dia harus mengembalikanmu kepada tempat kembali di mana orang-orang yang berbuat baik akan diberi balasan atas kebaikan mereka dan orang-orang yang berbuat buruk (akan diberi balasan) sesuai dengan kemaksiatan mereka.
Sesungguhnya kamu telah menjelaskan petunjuk (pedoman hidup) kepada mereka, dan kamu telah menerangkan jalan yang benar kepada mereka. Jika kalau mereka mengikutimu, maka itulah bagian dan kebahagiaan mereka. Dan kalau mereka enggan, me-lainkan (berbuat) durhaka terhadapmu dan melecehkan petunjuk yang kamu ajarkan serta lebih mengutamakan kebatilan yang ada pada mereka atas kebenaran, maka tidak ada lagi tempat untuk perdebatan, dan tidak ada lagi yang tersisa kecuali pemberian pem-balasan atas amal perbuatan dari Allah yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, yang mewujudkan dan yang meniadakan.
Oleh karena itu, Allah berfirman, قُلْ رَبِّي أَعْلَمُ مَنْ جَاءَ بِالْهُدَى وَمَنْ هُوَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ “Rabbku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata.” Dan sudah diketahui bahwa RasulNya adalah yang berada di atas petunjuk lagi membimbing kepada pe-tunjuk, sedangkan para lawannya adalah orang-orang yang sesat lagi menyesatkan.
Setelah diuraikan tentang negeri akhirat yang merupakan negeri tempat kembali semua makhluk, di sini ditekankan kembali bahwa semua akan menuju ke sana dan menerima balasan dan ganjaran, termasuk nabi Muhammad. Sesungguhnya Allah yang menurunkan Al-Qur’an dan mewajibkan engkau wahai nabi Muhammad untuk menyampaikan pesan-pesan Al-Qur’an dan berpegang teguh kepadanya, benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali, yaitu kota mekah, atau akhirat kelak. Inilah suatu janji dari tuhan bahwa nabi Muhammad akan kembali ke mekah sebagai orang yang menang, dan ini sudah terjadi pada tahun kedelapan hijriah, pada waktu nabi menaklukkan mekah. Ini merupakan suatu mukjizat bagi nabi Muhammad. Katakanlah wahai nabi Muhammad, kepada orang-orang musyrik, ‘tuhanku mengetahui dengan ilmu yang tiada bandingannya tentang orang yang datang membawa petunjuk dan orang yang berada dalam kese-satan yang nyata yang diketahui oleh setiap orang berakal yang memiliki pengetahuan yang benar. ’86. Dan engkau wahai nabi Muhammad tidak pernah, yakni pada masa sebelum turunnya wahyu pertama, menduga dan mengharap agar kitab Al-Qur’an itu diturunkan kepadamu, tetapi ternyata ia diturunkan oleh Allah kepadamu. Hal ini adalah sebagai rahmat yang sangat besar dari tuhanmu, bagi dirimu dan seluruh makhluk di alam raya ini, sebab itu ingatlah nikmat tersebut, dan tetaplah menyampaikannya. Janganlah sekali-kali engkau menjadi penolong bagi orang-orang kafir, .
Al-Qashash Ayat 85 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Qashash Ayat 85, Makna Al-Qashash Ayat 85, Terjemahan Tafsir Al-Qashash Ayat 85, Al-Qashash Ayat 85 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Qashash Ayat 85
Tafsir Surat Al-Qashash Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)