{28} Al-Qashash / القصص | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الروم / Ar-Rum {30} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-‘Ankabut العنكبوت (Laba-Laba) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 29 Tafsir ayat Ke 49.
بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ ۚ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ ﴿٤٩﴾
bal huwa āyātum bayyinātun fī ṣudụrillażīna ụtul-‘ilm, wa mā yaj-ḥadu bi`āyātinā illaẓ-ẓālimụn
QS. Al-‘Ankabut [29] : 49
Sebenarnya, (Al-Qur’an) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang berilmu. Hanya orang-orang yang zalim yang mengingkari ayat-ayat Kami.
Sebaliknya Al Qur’an adalah ayat-ayat yang nyata dan jelas petunjuknya kepada kebenaran yang dijaga oleh para ulama. Tiada yang menolak dan mendustakan ayat-ayat Kami melainkan orang-orang yang zalim lagi menentang yaitu orang-orang yang mengetahui kebenaran namun menyimpang darinya.
Dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
Sebenarnya Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. (Al-‘Ankabut: 49)
Al-Qur’an ini adalah ayat-ayat yang jelas yang menunjukkan kepada perkara yang hak, di dalamnya terkandung perintah, larangan, dan kebaikan, dihafal oleh semua ulama. Allah telah memberikan kemudahan kepada mereka untuk membacanya, menghafalnya, dan menafsirkannya, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al Qamar:17, 22, 32, 40)
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Tiada seorang nabi pun melainkan dianugerahi sesuatu yang serupa dengan apa yang diimani (dipercayai) oleh manusia (di masanya), dan sesungguhnya yang diberikan kepadaku hanyalah wahyu yang diturunkan Allah kepadaku, maka aku berharap semoga aku adalah yang paling banyak pengikutnya di antara mereka (para nabi).
Di dalam hadis Iyad ibnu Hammad yang terdapat di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan bahwa:
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman: Sesungguhnya Aku akan mengujimu dan menjadikanmu sebagai ujian serta akan menurunkan kepadamu sebuah kitab yang tidak akan tercuci (terhapuskan) oleh air, kamu dapat membacanya dalam keadaan tidur dan terjaga.
seandainya air dipakai untuk mencuci tempat yang dituliskan padanya Al-Qur’an, tentulah tempat itu tidak diperlukan lagi, dan karena disebutkan di dalam sebuah hadis yang mengatakan:
Seandainya Al-Qur’an itu ditulis pada lembaran kulit, maka api tidak dapat membakarnya (Al-Qur’an).
Karena Al-Qur’an itu telah dihafal di dalam dada para penghafalnya, sering dibaca oleh lisan dan menarik hati serta mengandung mukjizat, baik dari segi lafaz maupun maknanya. Untuk itulah maka disebutkan di dalam kitab-kitab terdahulu sehubungan dengan sifat umat Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ini, bahwa kitab-kitab mereka berada di dalam dada mereka.
Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa makna firman-Nya: Sebenarnya Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. (Al-‘Ankabut: 49) Sebenarnya pengetahuan yang menyatakan bahwa kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Qur’an) sesuatu kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu ayat-ayat yang jelas, itu semuanya telah dihafal di dalam dada orang-orang yang telah dianugerahi ilmu dari kalangan Ahli Kitab.
Pendapat ini dinukil oleh Ibnu Jarir dari Qatadah dan Ibnu Juraij, sedangkan riwayat di atas hanya dinukil dari Al-Hasan Al-Basri. Menurut hemat kami, riwayat tersebutlah yang diketengahkan oleh Al-Aufi dari Ibnu Abbas, lalu dikatakan oleh Ad-Dahhak, yang merupakan pendapat yang terkuat. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. (Al-‘Ankabut: 49)
Tiada yang mengingkarinya, atau yang mengurangi haknya, atau yang menolaknya selain orang-orang yang aniaya. Yakni orang-orang yang melampaui batas lagi angkuh, mereka yang mengetahui kebenaran, tetapi berpaling darinya, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih. (Yunus:96-97)
Tafsir Ayat:
Maksudnya, bahkan sebenarnya al-Qur`an ini, آيَات بَيِّنَات “adalah ayat-ayat yang nyata” tidak tersembunyi, فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْم “di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu,” mereka adalah para pemuka manusia dan kaum cendikia mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berakal lagi sempurna di antara mereka. Lalu apabila al-Qur`an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang seperti mereka, maka mereka menjadi hujjah atas orang-orang selain mereka. Maka ketidakpercayaan selain mereka (terhadap al-Qur`an) tidak berarti apa pun (tidak berbahaya), dan hal itu tidak akan terjadi kecuali karena kezhaliman.
Maka dari itu, Allah berfirman, وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلا الظَّالِمُونَ “Dan tidaklah yang mengingkari ayat-ayat Kami melainkan orang-orang yang zhalim,” sebab tidak mengingkari al-Qur`an ini kecuali orang jahil, yang berbicara tanpa landasan ilmu dan tidak berpedoman kepada para ahli ilmu, padahal dia mempunyai kemampuan untuk mengenalnya dengan yang sebenarnya. Adapun orang yang berpura-pura jahil (bodoh) yang mengetahui bahwa al-Qur`an itu benar, maka dia pasti menolaknya; yang mengetahui kebenarannya, maka pasti ia menyalahinya.
Sebenarnya Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang jelas, tidak ada sedikit pun keraguan padanya, yang terpelihara di dalam dada orang-orang yang berilmu, baik melalui tradisi hafalan turun-temurun sehingga tidak seorang pun dapat mengubahnya maupun dari segi pemahaman dan pengamalannya. Hanya orang-orang yang zalim yang mengingkari ayat-ayat kami dengan menutup diri dari kebenaran Al-Qur’an. 50. Andaikata kaum kafir mekah dan orang yahudi mau membuka hati pasti mereka akan mengakui Al-Qur’an bukan hasil karya nabi Muhammad, melainkan mukjizat yang agung. Namun, mereka justru meminta mukjizat inderawi seperti yang didatangkan Allah kepada para nabi terdahulu. Dan mereka berkata kepada nabi Muhammad untuk menjatuhkan mentalnya, ‘mengapa tidak diturunkan mukjizat-Mukjizat dari tuhannya yang bisa dilihat oleh mata seperti mukjizat-Mukjizat para nabi sebelumnya” katakanlah, ‘mukjizat-Mukjizat itu bukan urusanku. Semuanya terserah kepada Allah, apakah dia membekali para rasul-Nya dengan mukijzat inderawi atau bukan. Aku hanya seorang pemberi peringatan yang jelas, yang diperkuat dengan argumentasi dan bukti-bukti yang kuat. ‘.
Al-‘Ankabut Ayat 49 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-‘Ankabut Ayat 49, Makna Al-‘Ankabut Ayat 49, Terjemahan Tafsir Al-‘Ankabut Ayat 49, Al-‘Ankabut Ayat 49 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-‘Ankabut Ayat 49
Tafsir Surat Al-‘Ankabut Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)