{28} Al-Qashash / القصص | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الروم / Ar-Rum {30} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-‘Ankabut العنكبوت (Laba-Laba) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 29 Tafsir ayat Ke 66.
لِيَكْفُرُوا بِمَا آتَيْنَاهُمْ وَلِيَتَمَتَّعُوا ۖ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ ﴿٦٦﴾
liyakfurụ bimā ātaināhum wa liyatamatta’ụ, fa saufa ya’lamụn
QS. Al-‘Ankabut [29] : 66
biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka dan silakan mereka (hidup) bersenang-senang (dalam kekafiran). Maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya).
Perbuatan mereka, sebagian darinya bertentangan dengan sebagian yang lain; mentauhidkan Allah pada saat sulit dan mempersekutukan Allah pada saat lapang. Dan kesyirikan mereka setelah Kami memberikan nikmat kepada mereka berupa keselamatan di laut berakibat kekufuran terhadap nikmat Allah pada diri dan harta mereka. Silakan mereka melengkapi kesenangan mereka di dunia, karena mereka akan mengetahui kerusakan amal perbuatan mereka dan siksa yang pedih yang Allah sediakan untuk mereka di hari kiamat. Hal ini mengandung peringatan dan ancaman bagi mereka.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
agar mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka dan agar mereka (hidup) bersenang-senang (dalam kekafiran). (Al-’Ankabut: 66)
Huruf lam yang ada pada lafaz liyakfuru ini menurut pendapat kebanyakan ulama bahasa Arab dan tafsir serta juga ulama usul menyebutnya dengan istilah lamul ‘aqibah (sehingga artinya menjadi yang berakibat mereka mengingkari nikmat Allah dan hidup bersenang-senang dalam kekafirannya’). Karena mereka tidak bermaksud demikian pada mulanya, dan tidak diragukan lagi makna ini memang benar bila dipandang dari sudut mereka. Tetapi bila dipandang dari sudut takdir Allah atas diri mereka dan kepastian-Nya yang telah menentukan mereka demikian, maka tidak diragukan lagi lam di sini bermakna ta’lil. Penjelasan mengenai hal ini telah kami sebutkan sebelumnya dalam firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. (Al-Qassas: 8)
65-66. kemudian Allah mengharuskan kaum musyrikin dengan ketulusan mereka kepada Allah pada saat dalam keadaan sempit (kepepet) di waktu mereka mengarungi lautan dan menggunungnya gelombang, serta saat mereka sangat takut akan binasa (tenggelam), di mana mereka mengabaikan sesembahan-sesembahan mereka, dan mereka dengan tulus hanya berdoa kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Lalu, tatkala suasana sempit itu ada, -dan Allah telah menyelamatkan mereka ke daratan karena ketulusan doa mereka kepadaNYa-, ternyata mereka mempersekutukan Allah lagi dengan sembahan-sembahan yang tidak dapat menyelamatkan mereka dari kesempitan, dan tidak pula dapat menghilangkan kesulitan dari mereka.
Kenapa mereka tidak menuluskan doa kepada Allah dalam kondisi lapang dan sempit, mudah dan sulit agar mereka bisa benar-benar menjadi orang-orang mukmin sejati, yang berhak mendapat pahala dariNya, diselamatkan dari azabNya.
Akan tetapi, kesyirikan mereka tersebut adalah setelah Kami melimpahkan karunia kepada mereka, yaitu berupa keselamatan dari bahaya lautan agar kesudahannya adalah kufur terhadap apa yang telah kami anugerahkan kepada mereka dan memabalas nikmat dengan sikap buruk, serta agar mereka dapat sepenuhnya bersenang-senang di dunia ini, suatu kesenangan nyang tak ubahnya seperti bersenang-senangnya hewan. Mereka tidak mempunyai visi selain perut dan kemaluan mereka. “kelak mereka akan mengetahui,” di saat mereka berpindah dari kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat betapa dahsyatnya duka dan betapa pedihnya siksaan.
Allah membiarkan mereka bergelimang dalam kenikmatan penuh dosa sebagai istidraj. Biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah kami berikan kepada mereka, seperti selamat dari bencana, sukses setelah kegagalan, sembuh dari sakit, dan silakan mereka hidup bersenang-senang dalam kekafiran dan dosa. Maka, di akhirat kelak mereka akan mengetahui akibat perbuatan mereka dan merasakan penyesalan yang tidak berguna lagi. 67. Mengapa kaum kafir mekah enggan menyembah Allah’ tidakkah mereka memperhatikan beberapa nikmat Allah, antara lain bahwa kami telah menjadikan negeri mereka, mekah, sebagai tanah suci yang aman, padahal manusia di sekitarnya, yakni di luar mekah, saling merampok dan saling membunuh sehingga selalu diliputi kecemasan’ setelah kebenaran datang kepada mereka secara gamblang, mengapa mereka masih percaya kepada yang batil dan ingkar kepada nikmat Allah dengan tetap menyembah berhala’.
Al-‘Ankabut Ayat 66 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-‘Ankabut Ayat 66, Makna Al-‘Ankabut Ayat 66, Terjemahan Tafsir Al-‘Ankabut Ayat 66, Al-‘Ankabut Ayat 66 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-‘Ankabut Ayat 66
Tafsir Surat Al-‘Ankabut Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)