{28} Al-Qashash / القصص | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الروم / Ar-Rum {30} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-‘Ankabut العنكبوت (Laba-Laba) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 29 Tafsir ayat Ke 67.
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا حَرَمًا آمِنًا وَيُتَخَطَّفُ النَّاسُ مِنْ حَوْلِهِمْ ۚ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَكْفُرُونَ ﴿٦٧﴾
a wa lam yarau annā ja’alnā ḥaraman āminaw wa yutakhaṭṭafun-nāsu min ḥaulihim, a fa bil-bāṭili yu`minụna wa bini’matillāhi yakfurụn
QS. Al-‘Ankabut [29] : 67
Tidakkah mereka memperhatikan, bahwa Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, padahal manusia di sekitarnya saling merampok. Mengapa (setelah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang batil dan ingkar kepada nikmat Allah?
Apakah orang-orang kafir Makkah tidak menyaksikan bahwa Allah telah menjadikan Makkah sebagai wilayah haram yang aman, penduduknya merasa aman terhadap diri dan hartanya, sementara orang-orang di sekitarnya yang berada di luar haram dalam keadaan ketakutan tidak mendapatkan keamanan? Apakah mereka beriman kepada syirik dan kafir kepada nikmat Allah yang Allah khususkan untuk mereka, sehingga mereka tidak menyembah Allah semata tidak selainnya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, menceritakan tentang kebaikan yang telah dianugerahkan-Nya kepada orang-orang Quraisy pada tanah suci-Nya, yang telah Dia jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di situ maupun di padang pasir. Barang siapa yang memasukinya, maka amanlah dia, karena itu mereka berada dalam keamanan yang besar. Sedangkan orang-orang Arab di sekitar mereka saling merampok satu sama lainnya dan saling membunuh, sebagaimana yang disebutkan oleh firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy. (Al-Quraisy: 1), hingga akhir surat.
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang batil dan ingkar kepada nikmat Allah? (Al-‘Ankabut: 67)
Yakni apakah rasa syukur mereka atas nikmat-nikmat yang besar itu dilakukan oleh mereka dengan mempersekutukan Allah dan menyembah berhala-berhala serta sekutu-sekutu selain-Nya?
mereka menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? (Ibrahim:28)
Mereka kafir kepada Nabi Allah dan hamba serta Rasul-Nya (yakni Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), padahal yang patut mereka lakukan ialah memurnikan penyembahan hanya kepada Allah dan tidak mem-persekutukan-Nya dengan sesuatu pun dan membenarkan Rasul-Nya, mengagungkannya, dan menghormatinya. Tetapi sebaliknya mereka mendustakannya, memeranginya, dan mengusirnya dari kalangan mereka. Karena itulah maka Allah mencabut nikmat-nikmat yang telah Dia berikan kepada mereka, dan sebagian dari mereka ada yang terbunuh dalam Perang Badar. Setelah itu kekuasaan berada di tangan Allah, Rasul-Nya, dan kaum mukmin, Allah menaklukkan kota Mekah di tangan Rasul-Nya, dan mengalahkan kaum musyrik serta menjadikan mereka orang-orang yang terhina.
Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan karuniaNya terhadap mereka berupa tanah haram yang aman, dan bahwa sesungguhnya mereka adalah para penduduknya yang berada dalam suasana aman, lapang dan penuh rizki, sementara masyarakat yang berada di sekitarnya (di luar tanah haram) selalu dirampok dan merasa cemas. Lalu kenapa mereka tidak menyembah Tuhan yang telah memberi mereka makan (sehingga bebas) dari kelaparan dan menentramkan mereka dari rasa takut? أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ “Maka mengapa mereka masih percaya kepada yang batil” yaitu kesyirikan yang mereka anut, perkataan dan berbagai perbuatan yang batil (palsu), وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ “dan kepada nikmat Allah,” mereka يَكْفُرُونَ “ingkar?” Ke mana akal pikiran mereka pergi? Dan hati nurani mereka hilang? Mereka lebih mementingkan kesesatan daripada hidayah, kebatilan daripada kebenaran, dan kesengsaraan daripada kebahagiaan; di mana dan kapan saja mereka berada, maka mereka adalah manusia yang paling zhalim.
Mengapa kaum kafir mekah enggan menyembah Allah’ tidakkah mereka memperhatikan beberapa nikmat Allah, antara lain bahwa kami telah menjadikan negeri mereka, mekah, sebagai tanah suci yang aman, padahal manusia di sekitarnya, yakni di luar mekah, saling merampok dan saling membunuh sehingga selalu diliputi kecemasan’ setelah kebenaran datang kepada mereka secara gamblang, mengapa mereka masih percaya kepada yang batil dan ingkar kepada nikmat Allah dengan tetap menyembah berhala’68. Jika demikian adanya, siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan kepada Allah dengan perilaku syiriknya atau orang yang mendustakan yang hak, yakni kerasulan nabi Muhammad dan kebenaran Al-Qur’an sebagai kitab yang datang dari Allah, ketika yang hak itu datang kepadanya dengan bukti-bukti yang sangat jelas’ padahal, perilaku semacam itu termasuk kekafiran yang diancam dengan neraka. Bukankah dalam neraka jahanam ada tempat bagi orang-orang kafir’ pasti. Neraka jahanam adalah tempat kembali orang-orang kafir untuk selama-lamanya.
Al-‘Ankabut Ayat 67 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-‘Ankabut Ayat 67, Makna Al-‘Ankabut Ayat 67, Terjemahan Tafsir Al-‘Ankabut Ayat 67, Al-‘Ankabut Ayat 67 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-‘Ankabut Ayat 67
Tafsir Surat Al-‘Ankabut Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)