{29} Al-‘Ankabut / العنكبوت | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | لقمان / Luqman {31} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ar-Rum الروم (Bangsa Romawi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 30 Tafsir ayat Ke 7.
يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ ﴿٧﴾
ya’lamụna ẓāhiram minal-ḥayātid-dun-yā wa hum ‘anil-ākhirati hum gāfilụn
QS. Ar-Rum [30] : 7
Mereka mengetahui yang lahir (tampak) dari kehidupan dunia; sedangkan terhadap (kehidupan) akhirat mereka lalai.
Karena mereka hanya mengetahui apa yang nampak dari dunia dan perhiasannya. Sementara mereka melalaikan perkara akhirat dan hal-hal yang bermanfaat bagi mereka di sana, bahkan sama sekali tidak memikirkannya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedangkan mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. (Ar Ruum:7)
Artinya, kebanyakan manusia tidak memiliki ilmu melainkan hanya yang menyangkut masalah dunia, mata pencahariannya, dan semua urusannya. Mereka benar-benar cerdik dan pandai dalam meraih dan menciptakan berbagai macam pekerjaannya. Sedangkan terhadap perkara-perkara agama dan hal-hal yang bermanfaat bagi mereka di negeri akhirat nanti, mereka lalai. Seakan-akan seseorang dari mereka kosong pengetahuannya tentang ilmu akhirat, hatinya tidak tergerak terhadapnya, dan pikirannya kosong darinya.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan, “Demi Allah, kecintaan seseorang dari mereka kepada dunianya benar-benar mencapai batas yang tak terperikan, sehingga ketika dia sedang membolak-balikkan mata uang dirham di atas kukunya, ia dapat menceritakan kepadamu tentang berat kandungan logamnya, padahal dia masih belum dapat melakukan salat dengan baik.”
Ibnu Abbas telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedangkan mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. (Ar Ruum:7) Yakni orang-orang kafir itu hanya mengetahui cara meramaikan dunia, sedang mengenai urusan agama mereka bodoh sama sekali.
Dan mereka, orang-orang yang tidak mengetahui. Maksudnya, mereka yang tidak mengetahui esensi sesuatu dan akibat-akibatnya, sebenarnya يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا “hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia,” lalu mereka melihat kepada sebab-musabab dan memastikan kejadian perkara yang sudah terbetik dalam pikiran mereka, yang telah terpenuhi semua sebab musabab keberadaannya; dan mereka meyakini ketidakterjadinya suatu perkara yang mana mereka sama sekali belum melihat keberadaan sebab-sebab yang bisa menimbulkan kejadiannya. Jadi, mereka sangat tergantung kepada sebab-sebab, tanpa melihat kepada (Allah) yang menurunkan sebab-sebabnya, yang bertindak padanya, وَهُمْ عَنِ الآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ “sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” Hati mereka, hawa nafsu mereka dan kemauan mereka sudah terfokus kepada dunia, kesenangan dan gemerlapnya, lalu berbuat hanya untuk itu, berupaya dan menuju kepadanya, berpaling dan lupa terhadap kehidupan akhirat. Ia sama sekali tidak merindukan surga, tidak pula takut akan api neraka, tidak juga berdiri di hadapan Allah dan berjumpa denganNya membuatnya takut dan membuatnya ngeri. Ini adalah tanda kesengsaraan, dan cirinya adalah lalai akan kehidupan akhirat.
Yang mengherankan adalah bahwa sesungguhnya kelompok manusia yang satu ini sudah mencapai pada kecerdasan dan kepintaran yang sangat tinggi terhadap lahiriah kehidupan dunia hingga sampai pada tingkat mencengangkan akal dan menakjubkan hati. Mereka bisa memperlihatkan berbagai keajaiban nuklir dan listrik, peralatan transportasi darat, laut dan udara yang dengannya mereka menjadi unggul. Mereka berhasil menampakkan dan membanggakan akal mereka, dan mereka memandang bangsa-bangsa lain tidak mampu melakukan apa yang telah ditakdirkan Allah agar mampu mereka lakukan. Maka mereka memandang bangsa lain dengan pandangan hina dan rendah, sedangkan dalam masalah agama mereka merupakan manusia yang paling bodoh dan paling lalai terhadap kehidupan akhirat, serta paling dangkal pengetahuannya terhadap akibat-akibat perbuatan mereka.
Mereka telah dilihat oleh orang-orang yang berakal dan berpandangan tajam sedang terombang-ambing dalam kejahilan, tergelimang dalam kesesatan, terbuai dalam kebatilan. Mereka telah melupakan Allah, maka Allah menjadikan mereka lupa terhadap diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik. Lalu para ahli pikir itu melihat kepada apa yang dikaruniakan Allah جَلَّ جَلالُهُ dan kemampuan yang Allah anugerahkan kepada mereka (sekelompok manusia itu. Pent) berupa pemikiran-pemikiran yang sangat canggih dalam permasalahan dunia dan lahirnya, sedangkan mereka tidak dikaruniai akal yang sangat jenius. Maka para ahli pemikiran yang mendalam (tajam) itu mengetahui bahwasanya segala perkara adalah wewenang Allah dan keputusan terhadap manusia adalah milikNya. Ia tiada lain melainkan hanya taufikNya atau pengabaianNya.
Maka dari itu mereka (para ahli pemikiran yang mendalam) takut kepada Allah, Rabb mereka, dan mereka memohon kepadaNya semoga Dia berkenan melengkapi cahaya akal dan iman yang telah dianugerahkanNya kepada mereka hingga mereka bisa sampai kepadaNya dan menempati haribaanNya. Semua perkara di atas, kalau saja disertai iman dan dibangun di atasnya, tentu ia akan membuahkan kemajuan yang sangat tinggi dan kehidupan yang baik. Akan tetapi, karena kebanyakannya dibangun di atas landasan ilhad (kekafiran), maka ia tidak membuahkan sesuatu kecuali dekadensi moral dan segala sebab kebinasaan dan kehancuran.
Mereka tidak memiliki pengetahuan tentang hakikat keagamaan. Mereka hanya mengetahui yang lahir atau tampak dari kehidupan dunia, sedangkan terhadap kehidupan akhirat mereka benar-benar lalai. -.
Ar-Rum Ayat 7 Arab-Latin, Terjemah Arti Ar-Rum Ayat 7, Makna Ar-Rum Ayat 7, Terjemahan Tafsir Ar-Rum Ayat 7, Ar-Rum Ayat 7 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ar-Rum Ayat 7
Tafsir Surat Ar-Rum Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)