{29} Al-‘Ankabut / العنكبوت | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | لقمان / Luqman {31} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ar-Rum الروم (Bangsa Romawi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 30 Tafsir ayat Ke 28.
ضَرَبَ لَكُمْ مَثَلًا مِنْ أَنْفُسِكُمْ ۖ هَلْ لَكُمْ مِنْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ مِنْ شُرَكَاءَ فِي مَا رَزَقْنَاكُمْ فَأَنْتُمْ فِيهِ سَوَاءٌ تَخَافُونَهُمْ كَخِيفَتِكُمْ أَنْفُسَكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ ﴿٢٨﴾
ḍaraba lakum maṡalam min anfusikum, hal lakum mimmā malakat aimānukum min syurakā`a fī mā razaqnākum fa antum fīhi sawā`un takhāfụnahum kakhīfatikum anfusakum, każālika nufaṣṣilul-āyāti liqaumiy ya’qilụn
QS. Ar-Rum [30] : 28
Dia membuat perumpamaan bagimu dari dirimu sendiri. Apakah (kamu rela jika) ada di antara hamba sahaya yang kamu miliki, menjadi sekutu bagimu dalam (memiliki) rezeki yang telah Kami berikan kepadamu, sehingga kamu menjadi setara dengan mereka dalam hal ini, lalu kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada sesamamu. Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengerti.
Wahai orang-orang musyrikin, Allah membuat perumpamaan bagi kalian dari diri kalian sendiri. Adakah di antara hamba-hamba sahayamu, yang laki-laki maupun perempuan yang bersekutu dengan kalian dalam rizki kalian, dan kalian melihat bahwa diri kalian dengan mereka adalah sama padanya. Kalian takut kepada mereka sebagaimana kalian takut kepada orang-orang merdeka yang bersekutu dalam berbagi harta kalian? Sesungguhnya kalian tidak akan menerima hal itu. Lalu bagaimana kalian meridhainya untuk Allah dengan mwnjadikan sekutu bagi-Nya dari makhluk-Nya?Kami menjelaskan bukti-bukti dan hujjah-hujjah dengan sejelas-jelasnya bagi orang-orang yang berakal lurus yang bisa memanfaatkannya.
Ini merupakan perumpamaan yang dibuat oleh Allah untuk kaum musyrik yang menyembah selain Dia bersama-Nya dan yang menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya, padahal mereka mengakui bahwa sekutu-sekutu yang terdiri dari berhala dan tandingan-tandingan itu juga hamba-hamba Allah dan milik-Nya, seperti yang tersirat dari ucapan mereka saat bertalbiyah, “Kupenuhi seruan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu yang menjadi milik-Mu, sedangkan sekutu itu tidak memiliki.” Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Dia membuat perumpamaan untuk kamu dari dirimu sendiri. (Ar Ruum:28)
yang kalian saksikan sendiri dan kalian mengerti dari diri kalian sendiri.
Apakah ada di antara hamba sahaya yang dimiliki oleh tangan kananmu, sekutu bagimu dalam (memiliki) rezeki yang telah Kami berikan kepadamu, maka kamu sama dengan mereka dalam (hak mempergunakan) rezeki itu. (Ar Ruum:28)
Yakni seseorang di antara kalian rela bila mempunyai sekutu bagi hartanya. Dia dan sekutunya sama-sama mempunyai hak mempergunakan harta itu.
kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada dirimu sendiri? (Ar Ruum:28)
Artinya, kalian merasa takut bila mereka berbagi harta dengan kalian.
Abu Mijlaz mengatakan bahwa sesungguhnya budakmu tidak merasa takut bila berbagi harta denganmu dalam hartamu, lain halnya dengan dia dalam hartanya. Begitu pula Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, tiada sekutu bagi-Nya. Makna yang dimaksud ialah seseorang dari kalian pasti tidak mau bila hartanya digunakan sama-sama dengan orang lain, maka mengapa kalian menjadikan bagi Allah sekutu-sekutu dari kalangan makhluk-Nya. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan mereka menetapkan bagi Allah apa yang mereka sendiri membencinya. (An Nahl:62)
Yaitu anak-anak perempuan, karena mereka menganggap malaikat-malaikat yang merupakan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pemurah berjenis perempuan, lalu mereka menganggapnya sebagai anak-anak perempuan Allah. Padahal seseorang dari mereka bila mendapat anak perempuan, wajahnya langsung tampak hitam dan sedih, ia bersembunyi dari pandangan kaumnya karena memperoleh berita yang dianggapnya buruk (mendapat anak perempuan). Kemudian ia berpikir apakah ia harus tetap memeliharanya dengan menanggung kehinaan, ataukah ia harus menguburkan anaknya itu ke dalam tanah. Jelasnya mereka menolak anak perempuan, tetapi mereka menganggap para malaikat sebagai anak-anak perempuan Allah. Mereka menisbatkan kepada Allah apa yang mereka sendiri tidak menyukainya. Ini merupakan tingkatan kekafiran yang paling berat.
Begitu pula dalam kedudukan ini, mereka menganggap Allah mempunyai sekutu-sekutu dari kalangan hamba-hamba-Nya juga merupakan makhluk-Nya. Padahal seseorang dari mereka menolak dengan tolakan yang keras bila hal seperti itu terjadi pada diri mereka, yaitu bila budak miliknya ikut bersekutu dengannya secara sama rata dalam menggunakan hartanya. Seandainya dia suka, tentulah dia berbagi harta dengan budaknya itu. dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya. (Al Israa’:43)
ImamTabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Mahmud ibnul Farj Al-Asbahani, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Amr Al-Bajali, telah menceritakan kepada kami Hammad, dari Syu’aib, dari Habib ibnu Abu Sabit, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa dahulu orang-orang musyrik mengucapkan talbiyah mereka sebagai berikut, ‘Ya Allah, kupenuhi seruan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu kecuali sekutu yang menjadi milik-Mu, sedangkan dia tidak memiliki.” Maka Allah menurunkan firman-Nya: Apakah ada di antara hamba sahaya yang dimiliki oleh tangan kananmu, sekutu bagimu dalam (memiliki) rezeki yang telah Kami berikan kepadamu, maka kamu sama dengan mereka dalam (hak mempergunakan) rezeki itu, kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada dirimu sendiri? (Ar Ruum:28)
Mengingat peringatan melalui perumpamaan ini sudah jelas membuktikan kebersihan dan kesucian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dari hal tersebut, maka terlebih lagi bila hal seperti itu dinisbatkan kepada-Nya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat bagi kaum yang berakal. (Ar Ruum:28)
Tafsir Ayat:
Ini adalah sebuah perumpamaan yang disampaikan oleh Allah tentang betapa buruk dan kejinya perbuatan syirik; sebuah perumpamaan dari diri kalian sendiri, tidak memerlukan pemecahan (masalah), perjalanan jauh atau mempekerjakan unta, هَلْ لَكُمْ ممَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ مِنْ شُرَكَاءَ فِيمَا رَزَقْنَاكُمْ “Apakah ada di antara hamba-sahaya yang kamu miliki, sekutu bagimu dalam rizki yang telah Kami berikan kepadamu.” Maksudnya, apakah ada seseorang di antara budak-budak sahaya kalian yang laki-laki atau yang perempuan yang bersekutu dengan kalian dalam kepemilikan rizki (harta kekayaan) kalian, dan kalian memandang diri kalian sama dengan mereka dalam hal itu; تَخَافُونَهُمْ كَخِيفَتِكُمْ أَنْفُسَكُمْ “kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada dirimu sendiri?” Maksudnya, sebagaimana orang-orang merdeka yang bersekutu dengan sebenarnya, yaitu orang-orang dikhawatirkan akan mendapatkan bagian dan menguasai segala sesuatunya?
Halnya tidak demikian! Sebab sesungguhnya tidak seorang pun dari budak sahaya yang kalian miliki yang menjadi sekutu kalian dalam kepemilikan rizki yang telah Kami anugerahkan kepada kalian. Dan juga bukan kalian yang telah menciptakan mereka dan yang memberi mereka rizki. Mereka juga adalah hamba-hamba seperti kalian. Maka bagaimana mungkin kalian rela menjadikan sekutu bagi Allah dari makhluk ciptaanNya, dan kalian menjadikannya sekutu dengan Allah dan sebagai tandingan bagiNya dalam ibadah, padahal kalian sendiri tidak rela kalau kalian disamakan dengan budak-budak sahaya kalian? Ini merupakan hal yang paling mengherankan dan merupakan sesuatu yang paling membuktikan betapa piciknya orang yang mengangkat sekutu bagi Allah, dan bahwa sekutu yang diangkatnya itu palsu lagi sirna, sama sekali tidak setara dengan Allah dan tidak berhak diibadahi sedikit pun.
كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ “Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat itu,” menjelaskannya lengkap dengan perumpamaannya, لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ “bagi kaum yang mengerti” hakikat sesuatu, dan mereka mengetahuinya. Adapun orang yang tidak berakal (tidak paham), sekalipun ayat-ayat telah dijelaskan dan dibuktikan oleh berbagai bukti, maka ia tidak mempunyai akal untuk mengetahui sesuatu yang telah menjadi jelas, dan tidak pula mempunyai hati nurani yang dengannya ia bisa mengerti sesuatu yang sudah menjadi nyata. Jadi, orang-orang yang berakal dan bercendikia adalah orang yang menjadi sasaran tujuan konteks pembicaraan dan pembahasan.
Usai menjelaskan keesaan dan kekuasaan-Nya melalui bukti-bukti nyata yang bisa dilihat oleh mata manusia, kemudian pada ayat ini Allah menguatkan bukti-bukti itu dengan menampilkan contoh konkret yang menyentuh logika manusia. Dia membuat perumpamaan bagimu dari dirimu sendiri agar kamu hanya mengabdi kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya. Apakah kamu rela jika ada di antara hamba sahaya yang kamu miliki menjadi sekutu bagimu dalam memiliki rezeki yang telah kami berikan kepadamu, sehingga kamu menjadi setara dengan mereka dalam hal kepemilikan ini, padahal sejatinya posisi hamba sahaya itu bagimu sama dengan harta lain yang kamu miliki, lalu kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada sesamamu’ tentu tidak. Adalah tidak tepat menyamakan dua hal yang sejatinya sangat berbeda, yaitu antara budak dengan orang merdeka, apalagi antara Allah dengan hamba-Nya. Demikianlah kami jelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengerti, yaitu mereka yang mau menggunakan akalnya untuk berpikir. 29. Tanda-tanda eksistensi, keesaan, dan kekuasaan Allah sudah begitu jelas, tetapi karena pada dasarnya ingin menolak hal tersebut maka orang-orang yang zalim itu hanya mengikuti keinginannya tanpa ilmu pengetahuan yang benar dan logis. Ia secara sadar memilih jalan kesesatan, maka siapakah yang dapat memberi petunjuk menuju jalan kebenaran kepada orang yang telah disesatkan oleh Allah akibat pilihan sikapnya yang sesat itu’ tentu tidak ada. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi mereka di akhirat kelak.
Ar-Rum Ayat 28 Arab-Latin, Terjemah Arti Ar-Rum Ayat 28, Makna Ar-Rum Ayat 28, Terjemahan Tafsir Ar-Rum Ayat 28, Ar-Rum Ayat 28 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ar-Rum Ayat 28
Tafsir Surat Ar-Rum Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)