{29} Al-‘Ankabut / العنكبوت | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | لقمان / Luqman {31} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ar-Rum الروم (Bangsa Romawi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 30 Tafsir ayat Ke 36.
وَإِذَا أَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً فَرِحُوا بِهَا ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ إِذَا هُمْ يَقْنَطُونَ ﴿٣٦﴾
wa iżā ażaqnan-nāsa raḥmatan fariḥụ bihā, wa in tuṣib-hum sayyi`atum bimā qaddamat aidīhim iżā hum yaqnaṭụn
QS. Ar-Rum [30] : 36
Dan apabila Kami berikan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan (rahmat) itu. Tetapi apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) karena kesalahan mereka sendiri, seketika itu mereka berputus asa.
Bila Kami memberikan kenikmatan kepada manusia dari Kami berupa kesehatan, keselamatan dan kemakmuran, maka mereka berbahagia dengan itu dengan kebahagiaan yang mengandung keangkuhan dan kesombongan, bukan kebahagiaan yang mengandung syukur. Namun bila mereka ditimpa penyakit, kemiskinan, ketakutan, kesempitan hidup disebabkan oleh dosa-dosa dan kemaksiatan-kemaksiatan mereka, ternyata mereka berputus asa dari lenyapnya semua itu. Ini adalah tabiat kebanyakan manusia dalam keadaan makmur dan susah.
Selanjutnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa. (Ar Ruum:36)
Ini merupakan pengingkaran yang ditujukan kepada manusia dipandang dari segi tabiatnya, terkecuali orang-orang yang dipelihara oleh Allah dan diberi-Nya taufik. Karena sesungguhnya manusia itu bangga apabila diberi suatu nikmat, lalu mengatakan seperti apa yang disitir oleh firman-Nya:
“Telah hilang bencana-bencana itu dariku, sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga. (Huud:10)
Yakni dia merasa gembira dan berbangga diri terhadap yang lainnya. Tetapi apabila ia tertimpa suatu kesengsaraan, maka berputus asalah dia dari mendapat kebaikan sesudahnya. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana) dan mengerjakan amal-amal saleh. (Huud:11)
Yakni sabar dalam menghadapi kesengsaraan dan rajin beramal saleh dalam keadaan makmur dan senang, sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis sahih melalui sabda Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Sungguh menakjubkan orang mukmin itu, tidak sekali-kali Allah menetapkan suatu takdir baginya melainkan hal itu baik baginya. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan bersyukur itu adalah baik baginya. Dan jika tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan bersabar itu adalah baik baginya.
Tafsir Ayat:
Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan tentang tabi’at kebanyakan manusia di dalam kondisi lapang dan sempit, yaitu bahwasanya apabila Allah membuat mereka merasakan suatu rahmat, berupa kesehatan, kekayaan, pertolongan dan lain-lainnya, mereka sangat bergembira dengan penuh kebanggaan dan kesombongan dengan nikmat Allah, bukan dengan penuh rasa syukur. وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ “Dan apabila mereka ditimpa suatu keburukan,” maksudnya, kondisi yang menyengsarakan mereka, dan itu, بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ “disebabkan apa yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri,” dari berbagai maksiat, إِذَا هُمْ يَقْنَطُونَ “tiba-tiba mereka itu berputus asa.” Mereka berputus asa dari terangkatnya kefakiran, penyakit dan yang serupa dengannya. Ini adalah suatu kebodohan mereka dan tidak adanya pengetahuan.
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendakiNya, dan Dia pula yang menyempitkan,” jadi putus asa setelah mengetahui bahwa kebaikan dan keburukan adalah dari Allah, rizki, kelapangan dan kesempitannya adalah berasal dari takdirNya itu menjadi sia-sia, tidak mempunyai tempat. Maka jangan hanya sekedar memperhatikan sebab kausalitas, wahai orang yang berakal. Akan tetapi jadikanlah penglihatan (perhatian)mu kepada yang menciptakan sebabnya (yaitu Allah. Pent). Maka dari itu Dia berfirman, إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang beriman.” Merekalah orang-orang yang mengambil ibrah (pelajaran) dengan kelapangan Allah (untuk memberi kelapangan rizki) kepada siapa yang Dia kehendaki, dan menahannya; dan dengan itu mereka mengetahui hikmah (kebijaksanaan) Allah جَلَّ جَلالُهُ, rahmat dan kemurahanNya serta menarik hati untuk memohon kepadaNya dalam seluruh tuntutan rizki.
Dan di antara sifat buruk orang-orang musyrik itu adalah bahwa apabila kami berikan sesuatu rahmat kepada manusia, yakni kaum musy-rik, misalnya terbebas dari bencana atau musibah, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu, bahkan dengan congkak mereka menganggapnya sebagai hasil usaha mereka sendiri. Akan tetapi, apabila suatu saat mereka ditimpa sesuatu musibah karena kesalahan atau kemaksiatan mereka sendiri, seketika itu mereka berputus asa dari rahmat Allah. 37. Allah memperingatkan mereka atas keputusasaan itu. Dan tidakkah mereka melihat dengan mata kepala beberapa fenomena yang terjadi, tidak terkecuali pada diri mereka sendiri, bahwa Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang dia kehendaki, bukan semata hasil usaha mereka, dan dia pula yang membatasi rezeki bagi siapa yang dia kehendaki, meski ia telah berusaha keras untuk meraih rezeki sebanyak-banyaknya’ sungguh, pada yang demikian itu, yakni lapang dan sempitnya rezeki, benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang beriman yang meyakini keesaan dan kekuasaan-Nya yang sempurna sehingga mereka menyerahkan segala urusan kepada-Nya.
Ar-Rum Ayat 36 Arab-Latin, Terjemah Arti Ar-Rum Ayat 36, Makna Ar-Rum Ayat 36, Terjemahan Tafsir Ar-Rum Ayat 36, Ar-Rum Ayat 36 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ar-Rum Ayat 36
Tafsir Surat Ar-Rum Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)