{29} Al-‘Ankabut / العنكبوت | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | لقمان / Luqman {31} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ar-Rum الروم (Bangsa Romawi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 30 Tafsir ayat Ke 37.
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ﴿٣٧﴾
a wa lam yarau annallāha yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u wa yaqdir, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yu`minụn
QS. Ar-Rum [30] : 37
Dan tidakkah mereka memperhatikan bahwa Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan Dia (pula) yang membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki). Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang beriman.
Apakah mereka tidak mengetahui bahwa Allah melapangkan rizki kepada siapa yang Dia kehendaki sebagai ujian, apakah dia bersyukur atau kufur? Dia juga menyempitkan rizki atas siapa yang Dia kehendaki sebagai ujian, apakah dia bersabar atau meratap? Sesungguhnya dilapangkan dan disempitkannya harta merupakan tanda-tanda bagi kaum yang beriman kepada Allah dan mengetahui hikmah dan rahmat Allah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki itu). (Ar Ruum:37)
Artinya, Dialah yang mengatur dan yang melakukan itu dengan kebijaksanaan dan keadilan-Nya, Dia melapangkan rezeki suatu kaum dan menyempitkan rezeki yang lainnya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. (Ar Ruum:37)
36-37 Allah mengabarkan tentang tabi’at kebanyakan manusia di dalam kondisi lapang dan sempit, yaitu bahwasannya apabila Allah membuat mereka merasakan suatu rahmat, berupa kesehatan, kekayaan, pertolongan dan lain-lainnya, mereka sangat bergembira dengan penuh kebanggaan dan kesombongan dengan niikmat Allah, bukan dengan penuh rasa syukur. “dan apabila mereka ditimpa suatu keburukan,” maksudnya, kondisi yang menyengsarakan mereka, dan itu, “disebabkan apa yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri,” dari berbagai maksiat, “tiba-tiba mereka itu berputus asa,” mereka berputus asa dari terangkatnya kefakiran, penyakit dan yang serupa dengannya. Ini adalah suatu kebodohan mereka dan tidak adanya pengetahuan.
“dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendakiNya, dan Dia pula yang menyempitkan,” jadi putus asa setelah mengetahui bahwa kebaikan dan keburukan adalah dari Allah, rizki, kelapangan dan kesempitannya adalah berasal dari takdirNya itu menjadi sia-sia, tidak mempunyai tempat. Maka jangan hanya sekedar memperhatikan sebab kausalitas, wahai orang-orang yang berakal. Akan tetapi jadikanlah penglihatan (perhatian) mu kepada yang menciptakan sebabnya (yaitu Allah) maka drai itu Dia berfirman, ”sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang beriman,” merekalah orang-orang yang mengambil ibrah (pelajaran) dengan kelapangan Allah untuk memmberi kelapangan rizki) kepada siapa Dia dikendaki, dan menahannya; dan dengan itu mereka mengetahui hikmah (kebijaksanaan) Allah. Rahmat dan kemuraahanNya serta menarik hati untuk memohon hati untuk memohon kepadaNya dalam seluruh tuntunan rizki.
Allah memperingatkan mereka atas keputusasaan itu. Dan tidakkah mereka melihat dengan mata kepala beberapa fenomena yang terjadi, tidak terkecuali pada diri mereka sendiri, bahwa Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang dia kehendaki, bukan semata hasil usaha mereka, dan dia pula yang membatasi rezeki bagi siapa yang dia kehendaki, meski ia telah berusaha keras untuk meraih rezeki sebanyak-banyaknya’ sungguh, pada yang demikian itu, yakni lapang dan sempitnya rezeki, benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang beriman yang meyakini keesaan dan kekuasaan-Nya yang sempurna sehingga mereka menyerahkan segala urusan kepada-Nya. 38. Usai menjelaskan bahwa lapang-sempitnya rezeki merupakan ketentuan Allah dan sarana untuk menguji keimanan hamba-Nya, kemudian pada ayat ini Allah meminta orang mukmin tidak hanya berinfak dan bersedekah, melainkan juga melakukan kebaikan apa pun bentuknya kepada siapa saja, khususnya kaum kerabat. Maka berikanlah haknya kepada kerabat dekat dengan menjaga hubungan silaturahmi, berbuat kebajikan, dan berkorban untuknya, juga kepada orang miskin dengan meringankan beban hidupnya dan orang-orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridaan Allah melalui usaha-usaha baiknya. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Melalui pemberian dan pengorbanan, dalam lingkup terbatas, kerabat akan tercukupi kebutuhannya, dan dalam lingkup yang lebih luas, perbuatan itu akan melahirkan sikap tolong-menolong di antara sesama muslim.
Ar-Rum Ayat 37 Arab-Latin, Terjemah Arti Ar-Rum Ayat 37, Makna Ar-Rum Ayat 37, Terjemahan Tafsir Ar-Rum Ayat 37, Ar-Rum Ayat 37 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ar-Rum Ayat 37
Tafsir Surat Ar-Rum Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)