{29} Al-‘Ankabut / العنكبوت | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | لقمان / Luqman {31} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ar-Rum الروم (Bangsa Romawi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 30 Tafsir ayat Ke 51.
وَلَئِنْ أَرْسَلْنَا رِيحًا فَرَأَوْهُ مُصْفَرًّا لَظَلُّوا مِنْ بَعْدِهِ يَكْفُرُونَ ﴿٥١﴾
wa la`in arsalnā rīḥan fa ra`auhu muṣfarral laẓallụ mim ba’dihī yakfurụn
QS. Ar-Rum [30] : 51
Dan sungguh, jika Kami mengirimkan angin lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan itu) menjadi kuning (kering), niscaya setelah itu mereka tetap ingkar.
Bila Kami mengirimkan kepada tanaman dan pohon-pohon mereka angin yang merusak, lalu mereka melihat tanaman mereka telah rusak akibat angin tersebut, ia mongering setelah sebelumnya hijau, maka setelah mereka melihatnya, mereka termenung dalam keadaan kufur kepada Allah dan mengingkari nikmat-nikmat-Nya.
Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman dalam firman berikutnya:
Dan sungguh, jika Kami mengirimkan angin (kepada tumbuh-tumbuhan), lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan itu) menjadi kuning (kering), benar-benar tetaplah mereka sesudah itu menjadi orang yang ingkar. (Ar Ruum:51)
Dalam ayat ini Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Dan sungguh, jika Kami mengirimkan angin. (Ar Ruum:51)
yang kering kepada tumbuh-tumbuhan yang telah mereka tanam yang saat itu telah tumbuh dengan suburnya dan telah tegak di atas bulir-bulirnya.
lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan itu) menjadi kuning. (Ar Ruum:51)
Yakni kelihatan kering dan mulai rusak.
benar-benar tetaplah mereka sesudah itu. (Ar Ruum:51)
Yaitu setelah melihat keadaan tersebut.
menjadi orang yang ingkar. (Ar Ruum:51)
Maksudnya, mengingkari nikmat-nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka sebelum itu. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam. (Al Waaqi’ah:63) sampai dengan firman-Nya: “bahkan kami menjadi orang yang tidak mendapat hasil apa-apa.” (Al Waaqi’ah:67)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Isa ibnut Taba’, telah menceritakan kepada kami Hasyim, dari Ya’la ibnu Ata, dari ayahnya, dari Ubaidillah ibnu Amr yang mengatakan bahwa angin itu ada delapan macam. Empat di antaranya mengandung rahmat, dan empat lainnya mengandung azab.
Angin yang membawa rahmat ialah an-nasyirat (angin yang menyebarkan hujan), mubasysyirat (angin pembawa berita gembira akan turunnya hujan), mursalat (angin yang membawa awan yang mengandung hujan), dan az-zariyat (angin yang menerbangkan debu dan awan yang mengandung hujan).
Angin yang mengandung azab atau bencana ialah al-‘aqim (angin yang kering) dan angin sar-sar (angin yang menumbangkan pepohonan), kedua jenis angin ini terjadi di daratan. Adapun angin topan dan angin badai, kedua jenis angin ini terjadi di laut.
Apabila Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menghendaki untuk menjadikannya sebagai angin pembawa rahmat, maka Dia menjadikan angin itu pembawa kesuburan, rahmat, dan berita gembira sebelum turunnya hujan. Lalu angin itu membuahi awan sehingga awan menjadi padat mengandung air, sebagaimana pejantan membuahi betinanya hingga hamil.
Jika Dia menghendaki untuk menjadikannya sebagai azab, maka Dia menjadikannya angin yang kering dan azab yang memedihkan, serta pembalasan dari-Nya terhadap orang-orang yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Angin itu akan berupa angin topan dan badai yang memporak-porandakan segala sesuatu yang dilandanya.
Angin itu bermacam-macam bila dipandang dari segi dari arah mana ia bertiup. Ada yang dinamakan angin saba, angin dabur, angin selatan, dan angin utara. Dan dipandang dari segi ciri khasnya mengandung manfaat dan akibatnya tersendiri yang berbeda-beda. Kalau angin itu lembut lagi basah, manfaatnya ialah menyuburkan tetumbuhan dan tubuh hewan. Sedangkan jenis lainnya menguruskannya, jenis lainnya lagi membinasakan dan menyebabkan penyakitan, yang lainnya lagi membuatnya tumbuh dan menguatkan, dan yang lainnya lagi merapuhkan serta melemahkannya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah anak saudara lelaki Ibnu Wahb, telah menceritakan kepada kami pamanku, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Iyasy,telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Sulaiman, dari Darij, dari Isa ibnu Hilal As-Sadfi, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda, “Angin itu ditempatkan di bumi lapis kedua. Tatkala Allah hendak membinasakan kaum ‘Ad, maka Dia memerintahkan kepada malaikat penjaga angin untuk mengirimkan angin besar guna membinasakan kaum ‘Ad. Malaikat penjaga angin berkata, ‘Wahai Tuhanku, aku akan mengirimkan angin sebesar hidung banteng’. Maka Allah Yang Mahaperkasa berfirman kepadanya, ‘Jangan, kalau begitu kamu akan membalikkan bumi beserta semua orang yang ada di permukaannya. Tetapi kirimkanlah kepada mereka angin sebesar lubang cincin’.” Hal itulah yang dimaksudkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam firman-Nya: angin itu tidak membiarkan sesuatu pun yang dilandanya, melainkan dijadikannya seperti serbuk. (Az-Zariyat: 42)
Hadis ini berpredikat garib, tidak dapat dikatakan sebagai hadis marfu’, yang jelas hadis ini merupakan perkataan Abdullah ibnu Amr r.a.
Tafsir Ayat:
Allah جَلَّ جَلالُهُ menginformasikan tentang keadaan manusia, dan bahwa mereka beserta limpahan berbagai nikmat kepada mereka berupa disuburkannya tanah setelah kegersangannya dan setelah disebarluaskannya rahmat Allah جَلَّ جَلالُهُ, kalau seandainya kami tiupkan terhadap tumbuhan-tumbuhan yang tumbuh karena hujan itu dan terhadap tanaman-tanaman mereka yang membahayakan lagi membinasakan atau merusak فَرَأَوْهُ مُصْفَرًّا “lalu mereka melihatnya menjadi kuning,” telah menandakan akan kematiannya, لَظَلُّوا مِنْ بَعْدِهِ يَكْفُرُونَ “benar-benar tetaplah mereka sesudah itu ingkar,” mereka lupa kepada nikmat-nikmat yang terdahulu, dan mereka segera menjadi ingkar. Orang-orang seperti itu, tidak ada gunanya nasihat atau peringatan bagi mereka.
Usai menjelaskan rahmat-Nya yang berupa hujan Allah bersumpah, ‘sungguh jika kami mengirimkan angin panas yang memicu bencana lalu sawah ladang mereka terbakar karenanya sehingga mereka melihat tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan di kebun itu yang semula segar berubah menjadi kuning, kering, dan layu, pasti setelah itu mereka tetap dan terus ingkar kepada Allah. Inilah gambaran orang yang meletakkan ukuran kebahagiaannya pada hal-hal yang bersifat materi sehingga jiwanya terombang-ambing oleh keadaan yang menimpanya. 52. Wahai nabi Muhammad, demikianlah perilaku orang kafir, maka janganlah engkau bersedih karena sungguh, engkau tidak akan sanggup menjadikan mereka bisa mendengar ajaran agama, layaknya orang-orang yang mati itu juga tidak dapat mendengar, dan engkau juga tidak mampu menjadikan orang kafir yang serupa orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan kebenaran, apabila mereka berpaling ke belakang meninggalkanmu. Padahal, orang tuli sekalipun bisa memahami penjelasan orang lain melalui gerakan mulut jika ia mau menghadap ke arahnya.
Ar-Rum Ayat 51 Arab-Latin, Terjemah Arti Ar-Rum Ayat 51, Makna Ar-Rum Ayat 51, Terjemahan Tafsir Ar-Rum Ayat 51, Ar-Rum Ayat 51 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ar-Rum Ayat 51
Tafsir Surat Ar-Rum Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)