{30} Ar-Rum / الروم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | السجدة / As-Sajdah {32} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Luqman لقمان (Keluarga Luqman) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 31 Tafsir ayat Ke 6.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ۚ أُولَـٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ ﴿٦﴾
wa minan-nāsi may yasytarī lahwal-ḥadīṡi liyuḍilla ‘an sabīlillāhi bigairi ‘ilmiw wa yattakhiżahā huzuwā, ulā`ika lahum ‘ażābum muhīn
QS. Luqman [31] : 6
Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan percakapan kosong untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.
Di antara manusia ada yang membeli permainan baru (yaitu semua yang melenakan dari ketaatan kepada Allah dan menghalangi ridha Allah), untuk menyesatkan manusia dari jalan petunjuk ke jalan hawa nafsu, menjadikan ayat-ayat Allah sebagai hinaan. Mereka mendapatkan siksa yang menghinakan dan merendahkan mereka.
Setelah menyebutkan keadaan orang-orang yang berbahagia, yaitu mereka yang menjadikan Kitabullah sebagai petunjuk mereka dan mereka beroleh manfaat dari mendengarkan bacaannya, sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. (Az Zumar:23), hingga akhir ayat.
Kemudian dalam pembahasan selanjutnya diterangkan perihal orang-orang yang celaka, yaitu mereka yang berpaling dari Kalamullah, tidak mau mendengarkannya dan tidak mau mengambil manfaat darinya. Bahkan mereka lebih senang mendengarkan seruling, nyanyian dan suara musik. Sebagaimana yang ditakwilkan oleh Ibnu Mas’ud sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah. (Luqman:6) Yang dimaksud dengan lahwul hadis ialah, demi Allah, nyanyian.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yunus ibnu Abdul A’la, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Yazid ibnu Yunus, dari AbuSakhr, dari Ibnu Mu’awiyah Al-Bajali, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Abus Sahba Al-Bakri, bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Mas’ud saat ditanya mengenai makna firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah. (Luqman:6) Maka Ibnu Mas’ud menjawab bahwa yang dimaksud adalah nyanyian. Demi Allah yang tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Dia.
Telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Safwan ibnu Isa, telah menceritakan kepada kami Humaid Al-Kharait, dari Ammar, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Abus Sahba bahwa ia pernah bertanya kepada Ibnu Mas’ud tentang firman-Nya: Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna. (Luqman:6) Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa yang dimaksud adalah nyanyian.
Hal yang sama dikatakan oleh Ibnu Abbas, Jabir, Ikrimah, Sa’id ibnu Jubair, Mujahid, Mak-hul, Amr ibnu Syu’aib, dan Ali ibnu Bazimah.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa firman-Nya: Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan. (Luqman:6) Maksudnya, nyanyian dan seruling (musik).
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan. (Luqman:6) Demi Allah, barangkali dia tidak mengeluarkan perbelanjaan untuk itu, tetapi yang dimaksud dengan istilah syira’ itu ialah menyukainya. Sebab cukuplah kesesatan bagi seseorang bila ia memilih perkataan yang batil daripada perkataan yang hak, dan memilih hal yang mudarat daripada hal yang bermanfaat.
Menurut pendapat yang lain, yang dimaksud dengan firman-Nya: mempergunakan perkataan yang tidak berguna. (Luqman:6) ialah membeli budak-budak perempuan untuk bernyanyi.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ismail Al-Ahmasi, telah menceritakan kepada kami Waki’, dari Khallad As-Saffar, dari Abdullah ibnu Zahr, dari Ali ibnu Yazid, dari Al-Qasim ibnu Abdur-Rahman, dari Abu Umamah, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Tidak dihalalkan menjual budak-budak perempuan penyanyi dan tidak pula membeli mereka, dan memakan hasil jualan mereka haram. Sehubungan dengan mereka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya, “Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah.” (Luqman:6)
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Ibnu Jarir melalui hadis Abdullah ibnu Zahr dengan lafaz yang semisal. Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini garib, dan ia menilai daif Ali ibnu Yazid yang telah disebutkan di atas.
Menurut kami, Ali dan gurunya serta orang-orang yang menerima riwayat darinya itu semuanya berpredikat daif. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui.
Ad-Dahhak telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna. (Luqman:6) Bahwa yang dimaksud adalah kemusyrikan.
Hal yang sama dikatakan oleh Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam, lalu dipilih oleh Ibnu Jarir, yang kesimpulannya mengatakan bahwa setiap perkataan yang menghalang-halangi ayat-ayat Allah dan mencegah untuk mengikuti jalanNya, itulah yang dinamakan lahwul hadis.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah. (Luqman:6)
Sesungguhnya hal tersebut dikatakan menyesatkan karena bertentangan dengan Islam dan para pemeluknya. Menurut qiraat yang membaca ya-dilla berarti huruf lam bermakna lamul ‘aqibah atau lamut ta’lil berdasarkan takdir Allah yang telah menetapkan bahwa mereka pasti berbuat demikian.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. (Luqman:6)
Mujahid mengatakan bahwa orang tersebut menjadikan jalan Allah sebagai bahan olok-olokannya. Sedangkan menurut Qatadah, makna yang dimaksud ialah orang tersebut menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan. Pendapat Mujahid lebih utama.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (Luqman:6)
Yakni sebagaimana mereka memperolok-olokkan ayat-ayat Allah dan jalan-Nya, maka mereka balas dihinakan kelak pada hari kiamat dengan azab yang kekal dan terus menerus.
Tafsir Ayat:
Maksudnya, وَمِنَ النَّاسِ مَن “dan di antara manusia ada orang” dia adalah orang yang sial lagi terlantar (tidak memperoleh pertolongan) يَشْتَرِي “yang membeli,” maksudnya, memilih dan senang sebagaimana senangnya orang yang mengeluarkan harga pada sesuatu, لَهْوَ الْحَدِيثِ “perkataan yang tidak berguna,” maksudnya, perkataan-perkataan yang melalaikan hati, yang menghalang-halanginya dari nilai-nilai yang mulia. Termasuk dalam hal ini adalah setiap perkataan yang diharamkan dan setiap perkataan yang tidak berguna nan palsu lagi rendahan dari perkataan-perkataan yang mendorong kepada kekafiran, kefasikan dan maksiat, dan dari perkataan-perkataan para penolak kebenaran, yang mendebat dengan kebatilan untuk mencampakkan yang benar, dan dari gunjingan, adu domba (memfitnah), dusta, cacian dan celaan, serta dari lagu, tiupan seruling-seruling setan, serta dari wanita-wanita penghibur yang melalaikan, yang tidak ada gunanya dalam agama maupun dunia.
Maka golongan manusia semacam ini يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ “membeli perkataan yang tidak berguna” dari perkataan yang berguna, لِيُضِلَّ “untuk menyesatkan” manusia بِغَيْرِ عِلْمٍ “tanpa pengetahuan.” Maksudnya, setelah dia sesat karena perbuatannya, maka dia menyesatkan orang lain. Sebab, penyesatan itu tumbuh dari kesesatan; dan penyesatannya dalam perkataannya itu adalah sikapnya menghalang-halangi manusia dari perkataan yang berguna, amal yang bermanfaat, dari kebenaran yang jelas dan jalan yang lurus. Dan semua itu tidak akan bisa terlaksana sehingga dia mencemoohkan petunjuk dan kebenaran, dan menjadikan ayat-ayat Allah sebagai bahan ejekan, dia memperolok-oloknya dan juga orang (nabi) yang datang dengannya. Nah, apabila dia telah memadukan antara memuji kebatilan dan menganjurkannya dengan mencampakkan yang haq (yang benar) dan memperolok-oloknya serta ahlinya, maka (sungguh) dia telah menyesatkan orang-orang yang tidak berilmu, dan dia menipunya dengan perkataan-perkataan yang disampaikannya, yaitu perkataan yang tidak bisa dibedakan oleh orang yang sesat dan dia pun tidak mengenal hakikatnya, أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ “mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan,” karena mereka sesat, menyesatkan, memperolok-olokkan ayat-ayat Allah dan mendustakan kebenaran yang sudah sangat jelas sekali.
Beralih dari penjelasan mengenai fungsi Al-Qur’an dan kriteria orang mukmin, pada ayat ini Allah menggambarkan sikap orang yang lebih senang mendengarkan selain Al-Qur’an. Dan di antara manusia ada orang yang mempergunakan percakapan atau cerita-cerita kosong untuk menyesatkan dan memalingkan manusia dari jalan Allah tanpa ilmu, yakni pemahaman yang benar. Mereka juga menghina ayat-ayat Al-Qur’an dan menjadikannya bahan olok-olokan karena ketidaktahuan mereka tentang manfaat Al-Qur’an atau keengganan mereka mengambil manfaat darinya. Di akhirat nanti mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. 7. Bukan itu saja kelakuan buruk orang yang menggunakan cerita-cerita kosong untuk menyesatkan manusia. Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat kami, dia serta-merta berpaling dengan menyombongkan diri dan bersikap seolah-olah dia belum mendengarnya. Dia dengan sikap demikian seperti layaknya orang tuli yang seakan-akan ada sumbatan di kedua telinganya. Maka, sebagai bentuk ejekan, gembirakanlah dia dengan azab yang pedih di akhirat kelak.
Luqman Ayat 6 Arab-Latin, Terjemah Arti Luqman Ayat 6, Makna Luqman Ayat 6, Terjemahan Tafsir Luqman Ayat 6, Luqman Ayat 6 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Luqman Ayat 6
Tafsir Surat Luqman Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)