{30} Ar-Rum / الروم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | السجدة / As-Sajdah {32} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Luqman لقمان (Keluarga Luqman) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 31 Tafsir ayat Ke 13.
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ﴿١٣﴾
wa iż qāla luqmānu libnihī wa huwa ya’iẓuhụ yā bunayya lā tusyrik billāh, innasy-syirka laẓulmun ‘aẓīm
QS. Luqman [31] : 13
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”
Ingatlah (wahai Rasul) nasihat Luqman kepada anaknya saat dia menasihatinya: Wahai anakku, jangan mempersekutukan Allah dengan sesuatu karenanya kamu menzalimi dirimu. Sesungguhnya syirik adalah perbuatan dosa yang paling besar dan paling buruk.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan tentang nasihat Luqman kepada anaknya. Luqman adalah anak Anqa ibnu Sadun, dan nama anaknya ialah Saran, menurut suatu pendapat yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan kisah Luqman dengan sebutan yang baik, bahwa Dia telah menganugerahinya hikmah, dan Luqman menasihati anaknya yang merupakan buah hatinya, maka wajarlah bila ia memberikan kepada orang yang paling dikasihinya sesuatu yang paling utama dari pengetahuannya. Karena itulah hal pertama yang dia pesankan kepada anaknya ialah hendaknya ia menyembah Allah semata, jangan mempersekutukannya dengan sesuatu pun. Kemudian Luqman memperingatkan anaknya, bahwa:
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. (Luqman:13)
Yakni perbuatan mempersekutukan Allah adalah perbuatan aniaya yang paling besar.
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Al-A’masy, dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah yang menceritakan bahwa ketika diturunkan firman-Nya: Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik). (Al An’am:82) Hal itu terasa berat bagi para sahabat Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Karenanya mereka berkata, “Siapakah di antara kita yang tidak mencampuri imannya dengan perbuatan zalim (dosa).” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Bukan demikian yang dimaksud dengan zalim. Tidakkah kamu mendengar ucapan Luqman: ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.’ (Luqman:13)
Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Al-A’masy dengan sanad yang sama.
Kemudian sesudah menasihati anaknya agar menyembah Allah semata. Luqman menasihati pula anaknya agar berbakti kepada dua orang ibu dan bapak. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. (Al Israa’:23)
Tafsir Ayat:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ “Dan ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya,” atau dia mengatakan perkataan kepadanya yang dengannya dia menasihatinya. Nasihat adalah perintah dan larangan yang disertai dengan targhib dan tarhib. Dia memerintahkan kepadanya untuk ikhlas (bertauhid) dan melarangnya berbuat syirik, dan dia menyebutkan sebabnya seraya berkata, إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ “Sesungguhnya mempersekutukan adalah benar-benar kezhaliman yang besar.” Sisi keberadaan syirik sebagai kezhaliman yang sangat besar adalah karena sesungguhnya tidak ada yang lebih keji dan lebih buruk daripada orang yang menyamakan makhluk yang tercipta dari tanah dengan (Allah) Pemilik segala perkara, menyamakan manusia yang lemah lagi fakir dari segala sisinya dengan Rabb Yang Mahasempurna lagi Mahakaya dari segala sisiNya, dan menyamakan orang yang tidak bisa memberikan karunia sebesar biji sawi pun dengan Tuhan yang tidak ada suatu nikmat yang ada pada manusia dalam urusan agama, dunia, akhirat, hati dan jasad mereka melainkan pasti berasal dariNya, dan tidak dapat menghilangkan keburukan kecuali Dia. Apakah ada sesuatu yang lebih besar daripada hal ini? Dan apakah ada yang lebih besar kezhalimannya daripada orang yang diciptakan Allah supaya beribadah kepadaNya dan mengesakanNya, lalu ia pergi dengan jiwanya yang mulia itu, kemudian menempatkannya pada martabat yang paling rendah dan menjadikannya sebagai penyembah sesuatu yang sama sekali tidak menandingi apa-apa. Oleh karena itu, dia benar-benar telah menzhalimi dirinya dengan kezhaliman yang sangat besar.
Dan ingatlah ketika lukman berkata kepada anaknya, ketika dia sesaat demi sesaat memberi pelajaran kepadanya, ‘wahai anakku! janganlah engkau mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun, dan ketauhilah bahwa sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar karena telah merendahkan martabat sang mahaagung ke posisi yang hina. ’14. Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya, terutama ibu. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah seiring makin besarnya kandungan dan saat melahirkan, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Jika demikian, bersyukurlah kepada-ku atas nikmat yang telah aku karuniakan kepadamu dan bersyukurlah juga kepada kedua orang tuamu karena melalui keduanya kamu bisa hadir di muka bumi ini. Hanya kepada aku tempat kembalimu dan hanya aku yang akan membalasmu dengan cara terbaik.
Luqman Ayat 13 Arab-Latin, Terjemah Arti Luqman Ayat 13, Makna Luqman Ayat 13, Terjemahan Tafsir Luqman Ayat 13, Luqman Ayat 13 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Luqman Ayat 13
Tafsir Surat Luqman Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)