{30} Ar-Rum / الروم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | السجدة / As-Sajdah {32} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Luqman لقمان (Keluarga Luqman) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 31 Tafsir ayat Ke 14.
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ ﴿١٤﴾
wa waṣṣainal-insāna biwālidaīh, ḥamalat-hu ummuhụ wahnan ‘alā wahniw wa fiṣāluhụ fī ‘āmaini anisykur lī wa liwālidaīk, ilayyal-maṣīr
QS. Luqman [31] : 14
Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.
Dan Kami memerintahkan manusia agar berbakti dan berbuat baik kepada bapak ibunya. Ibunya mengandungnya dalam keadaan lemah di atas kelemahan, mengandungnya dan menyapihnya setelah menyusuinya selama dua tahun. Kami berfirman kepadanya: Bersyukurlah kepada Allah kemudian berterima kasihlah kepada bapak ibumu. Hanya kepada-Ku-lah kalian akan kembali, lalu aku akan membalas masing-masing sesuai haknya.
Di dalam Al-Qur’an sering sekali disebutkan secara bergandengan antara perintah menyembah Allah semata dan berbakti kepada kedua orang tua. Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah. (Luqman:14)
Mujahid mengatakan, yang dimaksud dengan al-wahn ialah penderitaan mengandung anak. Menurut Qatadah, maksudnya ialah kepayahan yang berlebih-lebihan. Sedangkan menurut Ata Al-Khurrasani ialah lemah yang bertambah-tambah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan menyapihnya dalam dua tahun. (Luqman:14)
Yakni mengasuh dan menyusuinya setelah melahirkan selama dua tahun, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. (Al Baqarah:233), hingga akhir ayat.
Berangkat dari pengertian ayat ini Ibnu Abbas dan para imam lainnya menyimpulkan bahwa masa penyusuan yang paling minim ialah enam bulan, karena dalam ayat lain Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. (Al Ahqaaf:15)
Dan sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan jerih payah ibu dan penderitaannya dalam mendidik dan mengasuh anaknya, yang karenanya ia selalu berjaga sepanjang siang dan malamnya. Hal itu tiada lain untuk mengingatkan anak akan kebaikan ibunya terhadap dia, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Al Israa’:24)
Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Luqman:14)
Yakni sesungguhnya Aku akan membalasmu bila kamu bersyukur dengan pahala yang berlimpah.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar’ah, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abu Syaibah dan Mahmud ibnu Gailan. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Sa’id ibnu Wahb yang menceritakan bahwa Mu’az ibnu Jabal datang kepada kami sebagai utusan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Lalu ia berdiri dan memuji kepada Allah, selanjutnya ia mengatakan: Sesungguhnya aku adalah utusan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ kepada kalian (untuk menyampaikan), “Hendaklah kalian menyembah Allah dan janganlah mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Hendaklah kalian taat kepadaku, aku tidak akan henti-hentinya menganjurkan kalian berbuat kebaikan. Dan sesungguhnya kembali (kita) hanya kepada Allah, lalu adakalanya ke surga atau ke neraka sebagai tempat tinggal yang tidak akan beranjak lagi darinya, lagi kekal tiada kematian lagi.
Setelah Luqman memerintahkan agar menunaikan hakNya dengan cara meninggalkan perbuatan syirik yang di antara konsekuensinya adalah menegakkan tauhid, maka dia memerintahkan kepada anaknya supaya menunaikan hak kedua orang tua.
Allah berfirman, وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ “Dan Kami perintahkan kepada manusia,” Kami wajibkan kepadanya dan Kami menjadikannya sebagai wasiat baginya, yang Kami kelak akan meminta pertang-gungjawabannya, apakah dia memeliharanya ataukah tidak? Maka Kami pesankan kepadanya بِوَالِدَيْهِ “(berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya,” dan Kami katakan kepadaNya, اشْكُرْ لِي “Bersyukurlah kepadaKu” dengan melakukan ibadah kepadaku, menunaikan hak-hakKu dan tidak menggunakan nikmat-nikmatKu untuk men-durhakaiKu, وَلِوَالِدَيْكَ “dan kepada dua orang ibu bapakmu” dengan berbuat baik kepada mereka dengan perkataan yang lembut, ucapan yang santun, perbuatan baik, bersikap rendah hati kepada mereka, memuliakan dan menghormati mereka, memberi mereka belanja (nafkah) dan menjauhi perbuatan buruk terhadap mereka dari segala sisi dengan perkataan dan perbuatan.
Maka Kami wasiatkan dengan pesan ini dan Kami kabarkan kepadanya bahwa إِلَيَّ الْمَصِيرُ “hanya kepadaKulah kembalimu.” Maksudnya, kalian akan kembali, wahai manusia, kepada Tuhan yang telah memberimu wasiat dan membebanimu dengan hak-hak tersebut. Dia akan menanyakan kepadamu: Apakah kamu telah melaksanakannya, lalu Dia akan memberimu balasan yang berlipat ganda, ataukah kamu menyia-nyiakannya, lalu Dia akan menyiksamu dengan siksaan yang sangat buruk.
Kemudian Allah menjelaskan sebab yang mewajibkan berbuat baik kepada kedua ibu bapak terletak pada ibu, seraya berfirman, حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ “Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah” maksudnya, dalam keadaan sengsara dan makin sengsara, dan dia terus merasakan penderitaan mulai dari sejak (sang bayi) masih berbentuk sperma, seperti rasa mual, sakit, lemah, berat dan berubahnya kondisi, kemudian sakitnya melahirkan, yaitu rasa sakit yang sangat perih, kemudian فِصَالُهُ فِي عَامَيْن “menyapihnya dalam dua tahun,” di mana sang anak terus berada dalam asuhan, lindungan dan susuan ibunya. Tidakkah sangat pantas sekali kalau ditekankan kepada anaknya untuk berbuat baik kepada orang yang telah menanggung penderitaan-penderitaan dengan penuh rasa kasih sayang demi dia, dan dipesankan kepadanya agar benar-benar berbakti kepadanya?
Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya, terutama ibu. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah seiring makin besarnya kandungan dan saat melahirkan, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Jika demikian, bersyukurlah kepada-ku atas nikmat yang telah aku karuniakan kepadamu dan bersyukurlah juga kepada kedua orang tuamu karena melalui keduanya kamu bisa hadir di muka bumi ini. Hanya kepada aku tempat kembalimu dan hanya aku yang akan membalasmu dengan cara terbaik. 15. Meski taat kepada kedua orang tua berada pada posisi setara dengan menyembah Allah, ia tidak bersifat mutlak. Jika keduanya atau salah satunya memaksamu secara sungguh-sungguh untuk mempersekutukan aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, terlebih jika engkau tahu besarnya dosa syirik, maka janganlah engkau menaati keduanya. Namun, jagalah hubungan baikmu dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, bahkan terbaik, selama keduanya tidak mencampuri urusan agamamu. Dan ikutilah jalan orang yang selalu kembali kepada-ku dalam segala urusannya. Kemudian, hanya kepada-ku tempat kembalimu di akhirat kelak, maka akan aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan dan aku akan memberi balasan sesuai amal perbuatanmu di dunia.
Luqman Ayat 14 Arab-Latin, Terjemah Arti Luqman Ayat 14, Makna Luqman Ayat 14, Terjemahan Tafsir Luqman Ayat 14, Luqman Ayat 14 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Luqman Ayat 14
Tafsir Surat Luqman Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)