{30} Ar-Rum / الروم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | السجدة / As-Sajdah {32} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Luqman لقمان (Keluarga Luqman) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 31 Tafsir ayat Ke 16.
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ ﴿١٦﴾
yā bunayya innahā in taku miṡqāla ḥabbatim min khardalin fa takun fī ṣakhratin au fis-samāwāti au fil-arḍi ya`ti bihallāh, innallāha laṭīfun khabīr
QS. Luqman [31] : 16
(Lukman berkata), ”Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti.
Wahai anakku, ketahuilah bahwa keburukan dan kebaikan, sekalipun itu sekecil biji sawi (maksudnya sangat kecil) di perut gunung, atau dimana pun di langit atau di bumi, maka Allah akan mendatangkannya di hari kiamat dan menghisabnya. Sesungguhnya Allah Mahalembut kepada hamba-hamba-Nya, Maha Mengenal perbuatan-perbuatan mereka.
Inilah nasihat-nasihat yang besar manfaatnya, dikisahkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dari apa yang diwasiatkan oleh Luqman, agar manusia mencontohinya dan mengikuti jejaknya. Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyitir perkataan Luqman:
Hai Anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi. (Luqman:16)
Yakni sesungguhnya perbuatan aniaya atau dosa sekecil apa pun, misalnya sebesar biji sawi. Menurut sebagian ulama, damir yang terdapat di dalam firman-Nya, “Innaha,” adalah damir sya’n dan kisah (alkisah), berdasarkan pengertian ini diperbolehkan membaca rafa’ lafaz misqal, tetapi qiraat yang pertama membacanya nasab adalah lebih utama.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). (Luqman:16) ‘
Artinya, Allah pasti menghadirkannya pada hari kiamat di saat neraca amal perbuatan telah dipasang dan pembalasan amal perbuatan ditunaikan. Jika amal perbuatan seseorang baik, maka balasannya baik, dan jika amal perbuatan seseorang buruk, maka balasannya buruk pula, sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. (Al Anbiyaa:47), hingga akhir ayat.
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (Az-Zalzalah: 7-8)
Seandainya zarrah itu berada di dalam tempat yang terlindungi dan tertutup rapat—yaitu berada di dalam sebuah batu besar, atau terbang melayang di angkasa, atau terpendam di dalam bumi— sesungguhnya Allah pasti akan mendatangkannya dan membalasinya. Karena sesungguhnya bagi Allah tiada sesuatu pun yang tersembunyi barang sebesar zarrah pun, baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi. Karena itulah disebutkan oleh firman berikutnya:
Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Maha Mengetahui. (Luqman:16)
Yakni Mahahalus pengetahuannya. Maka tiada segala sesuatu yang tersembunyi bagi-Nya, sekalipun sangat kecil dan sangat lembut.
lagi Maha Mengetahui. (Luqman:16)
Allah Maha Mengetahui langkah-langkah semut di malam yang gelap gulita.
Sebagian ulama berpendapat bahwa makna yang dimaksud dari firman-Nya:
dan berada dalam batu. (Luqman:16)
Yakni batu yang ada di bumi lapis ke tujuh.
Pendapat ini disebutkan oleh As-Saddi berikut sanadnya yang diduga bersumber dari Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas dan sejumlah sahabat, jika memang sanadnya berpredikat sahih. Hal yang sama telah diriwayatkan melalui Atiyyah Al-Aufi, Abu Malik, As-Sauri, Al-Minhal ibnu Amr, dan lain-lainnya, hanya Allah Yang Maha Mengetahui. Yang jelas seakan-akan riwayat ini dinukil dari kisah Israiliyat yang tidak dapat dibenarkan dan tidak pula didustakan.
Menurut makna lahiriah ayat —hanya Allah Yang Maha Mengetahui— biji zarrah yang sangat kecil ini seandainya berada di dalam sebuah batu besar, maka sesungguhnya Allah akan memperlihatkan dan menampakkannya berkat pengetahuan-Nya Yang Mahahalus. Sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Ahmad dalam salah satu riwayatnya yang menyebutkan:
telah menceritakan kepada kami Hasan ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi’ah, telah menceritakan kepada kami Daraj, dari Abul Haisam, dari Abu Sa’id Al-Khudri, dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Seandainya seseorang di antara kalian melakukan amal perbuatan di dalam sebuah batu besar yang tidak ada pintu dan lubangnya, niscaya amal perbuatannya itu akan ditampakkan kepada manusia seperti apa adanya.
Tafsir Ayat:
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ “Hai anakku, sesungguhnya jika ada satu perbuatan seberat biji sawi” yang merupakan biji yang paling kecil dan paling hina, فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ “dan berada dalam batu,” di tengah-tengahnya, أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الأرْضِ “atau di langit atau di dalam bumi,” maksudnya di dalam salah satu penjurunya, يَأْتِ بِهَا اللَّهُ “niscaya Allah akan membalasnya,” karena betapa sangat luasnya pengetahuan Allah, kesempurnaan ilmuNya dan kesempurnaan kekuasaanNya.
Maka dari itu Allah berfirman, إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ “Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Maha Mengetahui,” maksudnya, halus dalam ilmu dan pengetahuanNya sehingga Dia mengetahui segala hal yang tersembunyi, rahasia daratan dan lautan. Maksudnya adalah: Himbauan untuk bermuraqabah (mawas diri) kepada Allah dan beramal melakukan ketaatan kepadaNya semampu mungkin, dan peringatan dari melakukan perbuatan yang buruk, sedikit atau banyak.
Lukman melanjutkan nasihatnya, ‘wahai anakku! sungguh, jika ada suatu perbuatan yang sangat kecil dan tersembunyi, layaknya benda yang bobotnya hanya seberat biji sawi dan berada dalam batu atau berada di langit atau di perut bumi, niscaya Allah akan memberinya balasan. Sesungguhnya Allah mahahalus, mahateliti. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu, betapa pun kecil dan halus. 17. Wahai anakku! laksanakanlah salat secara sempurna dan konsisten, jangan sekali pun engkau meninggalkannya, dan suruhlah manusia berbuat yang makruf, yakni sesuatu yang dinilai baik oleh masyarakat dan tidak bertentangan dengan syariat, dan cegahlah mereka dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu sebab hal itu tidak lepas dari kehendak-Nya dan bisa jadi menaikkan derajat keimananmu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting dan tidak boleh diabaikan.
Luqman Ayat 16 Arab-Latin, Terjemah Arti Luqman Ayat 16, Makna Luqman Ayat 16, Terjemahan Tafsir Luqman Ayat 16, Luqman Ayat 16 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Luqman Ayat 16
Tafsir Surat Luqman Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)