{31} Luqman / لقمان | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأحزاب / Al-Ahzab {33} |
Tafsir Al-Qur’an Surat As-Sajdah السجدة (Sajdah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 32 Tafsir ayat Ke 10.
وَقَالُوا أَإِذَا ضَلَلْنَا فِي الْأَرْضِ أَإِنَّا لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ ۚ بَلْ هُمْ بِلِقَاءِ رَبِّهِمْ كَافِرُونَ ﴿١٠﴾
wa qālū a iżā ḍalalnā fil-arḍi a innā lafī khalqin jadīd, bal hum biliqā`i rabbihim kāfirụn
QS. As-Sajdah [32] : 10
Dan mereka berkata, “Apakah apabila kami telah lenyap (hancur) di dalam tanah, kami akan berada dalam ciptaan yang baru?” Bahkan mereka mengingkari pertemuan dengan Tuhannya.
Orang-orang yang mempersekutkan Allah yang mendustakan kebangkitan berkata: Apakah bila daging dan tulang kita sudah menjadi tanah di dalam perut bumi, apakah kita akan dibangkitkan sebagai makhluk yang baru lagi? Mereka merasa hal itu sangat mustahil tapi tanpa berusaha mencari jalan kepada kebenaran. Sebaliknya ia hanyalah kezaliman dan pengingkaran dari mereka, karena mereka telah ingkar kepada perjumpaan dengan Rabb mereka pada hari kiamat.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, menceritakan perihal kaum musyrik yang menganggap mustahil hari berbangkit itu ada. Karena mereka mengatakan, seperti yang disitir oleh firman-Nya:
Apakah bila kami telah lenyap (hancur) di dalam tanah. (As Sajdah:10)
Maksudnya, tubuh kami telah hancur berserakan di dalam tanah dan lenyap.
(apakah) kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru. (As Sajdah:10)
Yakni apakah kita benar-benar akan dihidupkan kembali sesudah itu? Mereka menganggap mustahil hal tersebut, dan sesungguhnya hal itu memang mustahil bila dikaitkan dengan kemampuan mereka yang terbatas, bukan dikaitkan dengan kekuasaan Allah yang menciptakan mereka pada yang pertama kali dan menciptakan mereka dari tiada menjadi ada. Dialah Allah Yang apabila menghendaki sesuatu, Dia berfirman kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah ia. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
Bahkan (sebenarnya) mereka ingkar akan menemui Tuhannya. (As Sajdah:10)
Tafsir Ayat:
Maksudnya, orang-orang yang mendustakan kebang-kitan berkata dengan nada mengingkari, أَئِذَا ضَلَلْنَا فِي الأرْضِ “Apakah bila kami telah lenyap di dalam tanah,” maksudnya, kami telah hancur, tercabik-cabik dan tercerai berai di beberapa tempat yang tidak diketahui, أَئِنَّا لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ “apakah kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?” Maksudnya, kami benar-benar dibangkitkan kembali dalam kehidupan yang baru? Menurut anggapan mereka hal ini merupakan sesuatu yang sangat tidak mungkin! Hal itu karena mereka menganalogikan kekuasaan sang Pencipta dengan kekuasaan mereka. Perkataan mereka ini sebenarnya bukan dalam rangka mencari kebenaran, akan tetapi sebenarnya hanyalah (sebuah) kezhaliman, sikap keras kepala, ingkar dan kekafiran ter-hadap perjumpaan dengan Allah, maka dari itu Allah berfirman, بَلْ هُمْ بِلِقَاءِ رَبِّهِمْ كَافِرُونَ “Bahkan mereka terhadap pertemuan dengan Rabbnya mengingkari.” Jadi, perkataan mereka diketahui darimana sumbernya dan tujuannya. Dan jika tidak demikian, maka kalau sekiranya tujuan mereka adalah menjelaskan yang benar, niscaya benar-benar Dia menjelaskan kepada mereka berbagai dalil yang akurat (pasti) yang menunjukkan bahwa semua itu benar, hal yang menjadikannya dapat disaksikan oleh mata hati, tak ubahnya seperti matahari bagi pandangan mata; dan sudah cukup bagi mereka bahwa sesungguhnya mereka sudah tahu bahwa mereka telah diadakan pada awalnya dari ketiadaan. Maka “mengulangi (penciptaan)” itu lebih mudah daripada “memulai”. Dan demikian pula tanah yang mati (tandus), Allah menurunkan hujan di atasnya, lalu tanah itu pun menjadi hidup (subur) setelah (sebelumnya) ia mati, dan de-ngannya Allah menumbuhkan berbagai macam biji-bijian.
Allah mampu menciptakan manusia dari tidak ada dan mampu pula membangkitkannya kembali. Namun, orang kafir tetap pada pendiriannya dalam mengingkari hari kebangkitan. Dan dengan nada mengejek mereka berkata, ‘apakah apabila kami telah mati, hancur, dan lenyap di dalam tanah, kami akan dibangkitkan kembali dan berada dalam ciptaan yang baru, lalu kami dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan kami’ jika demikian, alangkah rugi kami. ‘ mereka tidak mampu memahami keniscayaan hari kebangkitan karena menggunakan tolok ukur kekuatan manusia, bukan kemahakuasaan Allah yang telah menciptakan mereka dari tidak ada. Tidak hanya mengingkari kuasa-Nya, bahkan mereka pun mengingkari hari pertemuan mereka dengan tuhannya untuk menjalani hisab dan menerima balasan. 11. Baik yang mengimani maupun yang mengingkari hari kebangkitan sama-sama belum bisa membuktikannya secara langsung sebelum mati. Karena itu, wahai nabi Muhammad dan kaum mukmin, katakanlah kepada orang-orang musyrik bahwa malaikat maut yang diserahi untuk mencabut nyawa-Mu pasti akan mematikan kamu saat ajalmu tiba, kemudian kepada tuhanmu kamu akan dikembalikan. Itulah hari hisab, ketika semua manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di dunia. ‘.
As-Sajdah Ayat 10 Arab-Latin, Terjemah Arti As-Sajdah Ayat 10, Makna As-Sajdah Ayat 10, Terjemahan Tafsir As-Sajdah Ayat 10, As-Sajdah Ayat 10 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan As-Sajdah Ayat 10
Tafsir Surat As-Sajdah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)