{31} Luqman / لقمان | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأحزاب / Al-Ahzab {33} |
Tafsir Al-Qur’an Surat As-Sajdah السجدة (Sajdah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 32 Tafsir ayat Ke 24.
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا ۖ وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ ﴿٢٤﴾
wa ja’alnā min-hum a`immatay yahdụna bi`amrinā lammā ṣabarụ, wa kānụ bi`āyātinā yụqinụn
QS. As-Sajdah [32] : 24
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Mereka meyakini ayat-ayat Kami.
Kami mengangkat di kalangan Bani Israil para pembimbing dan para penyeru kepada kebaikan yang diteladani oleh manusia. Mereka mengajak manusia kepada Tauhid, menyembah kepada Allah semata dan menaati-Nya. Mereka mendapatkan derajat yang tinggi ini saat mereka bersabar atas perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya, berdakwah kepada Allah dan teguh menghadapi gangguan di jalannya. Disamping itu mereka juga membenarkan dengan penuh keyakinan kepada ayat-ayat dan hujjah-hujjah Allah.
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (As Sajdah:24)
Yaitu setelah mereka bersabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah, meninggalkan larangan-larangan-Nya, membenarkan rasul-rasul-Nya, dan mengikuti petunjuk yang dibawakan oleh para rasul kepada mereka, maka jadilah di antara mereka pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk kepada kebenaran dengan perintah Allah, menyeru kepada kebaikan, memerintahkan kepada kebajikan, serta mencegah kemungkaran. Kemudian setelah mereka mengganti, mengubah, serta menakwilkan ayat-ayat Allah (dengan takwilan yang menyimpang), maka dicabutlah kedudukan itu dari mereka dan jadilah hati mereka keras. Mereka mengubah-ubah kalimah-kalimah Allah dari tempat-tempatnya, maka tiada lagi amal yang saleh dan tiada akidah lagi yang benar (pada mereka). Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Al-Kitab. (Al-Jasiyah: 16)
Qatadah dan Sufyan mengatakan bahwa hal itu terjadi setelah mereka bersabar dalam menjauhi keduniawian. Hal yang sama dikatakan oleh Al-Hasan ibnu Saleh. Sufyan mengatakan bahwa demikianlah keadaan mereka, dan tidaklah patut bagi seorang lelaki menjadi pemimpin yang dianuti sebelum ia menjauhi keduniawian.
Waki’ mengatakan, Sufyan pernah mengatakan bahwa sudah merupakan suatu keharusan bagi agama didampingi oleh ilmu, sebagaimana tubuh memerlukan roti (makanan).
Ibnu Bintisy Syafii mengatakan, ayahnya belajar pada pamannya atau pamannya belajar pada ayahnya (yang antara lain asar berikut), bahwa Sufyan pernah ditanya mengenai ucapan Ali r.a. yang mengatakan bahwa kedudukan sabar dalam iman sama dengan kedudukan kepala bagi tubuh. Selanjutnya Sufyan mengatakan, “Bukankah engkau pernah mendengar firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang menyatakan: ‘Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar.’ (As Sajdah:24)”
Sufyan mengatakan bahwa setelah mereka memegang teguh pokok urusannya, maka jadilah mereka para pemimpin.
Sebagian ulama mengatakan bahwa dengan bekal sabar dan keyakinan, kepemimpinan dalam agama dapat diperoleh. Karena itulah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Al-Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian, dan Kami berikan kepada mereka rezeki-rezeki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya). Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan (agama). (Al-Jasiyah: 16-17)
Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain dalam surat ini melalui firman-Nya:
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang memberikan keputusan di antara mereka pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka perselisihkan padanya. (As Sajdah:25)
Yakni menyangkut masalah akidah dan amal perbuatan.
Tafsir Ayat:
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ “Dan Kami jadikan dari mereka itu,” maksudnya, di antara Bani Israil itu, أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا “pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami,” maksudnya, ulama-ulama yang menguasai ilmu syariat dan cara-cara memberi hidayah, mereka mendapat petunjuk pada diri mereka sendiri lalu memberi petunjuk kepada selain mereka dengan petunjuk itu. Al-Kitab yang diturunkan kepada mereka adalah petunjuk orang-orang yang beriman kepadanya, dan mereka terbagi menjadi dua: Para pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Allah, dan para pengikut yang berpedoman kepada mereka. Golongan yang pertama tentu lebih tinggi derajatnya, setelah derajat kenabian dan kerasulan. Ia adalah derajat orang-orang shiddiqin. Sebenarnya mereka meraih derajat tersebut adalah لَمَّا صَبَرُوا “ketika mereka sabar”dalam belajar dan mengajar, dalam berdakwah kepada Allah dan terhadap cobaan di jalanNya. Dan mereka menahan nafsu (diri) mereka dari rongrongannya untuk berbuat maksiat dan kecenderungannya kepada kesenangan-kesenangan nafsu, وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ “dan mereka meyakini ayat-ayat Kami,” maksudnya, mereka dalam keimanan telah mencapai (dengan ayat-ayat Allah), kepada derajat yakin, yaitu ilmu yang sempurna yang membuahkan amal. Sesungguhnya mereka bisa mencapai derajat yakin adalah karena mereka belajar secara benar dan mereka mengambil permasalahan-permasalahan dari dalil-dalilnya yang menghasilkan keyakinan. Mereka pun terus mempelajari permasalahan-permasalahan dan mereka berargumen untuknya dengan banyak dalil hingga mereka mencapai kepadanya. Maka dengan sabar dan yakin akhirnya mereka meraih kepemimpinan dalam agama.
Dan tidak hanya menurunkan taurat kepada bani israil, kami juga jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin dan ulama-ulama yang memberi petunjuk dengan perintah dan pertolongan kami selama mereka sabar dalam menegakkan kebenaran. Mereka senantiasa meyakini ayat-ayat kami. Ayat ini dimaksudkan untuk menghibur hati rasulullah. Bila umat beliau menentang dakwahnya, sesungguhnya bani israil dulu tidak saja menentang nabi musa melainkan juga mengajukan permintaan yang mengherankan (lihat pula: an-nis’/4: 153 dan al-m’idah/5: 24). 25. Karena itu, wahai nabi Muhammad, jangan ragu menyampaikan kebenaran Al-Qur’an, meski mereka menentangmu. Sungguh tuhanmu, dia-lah yang akan memberikan keputusan dengan benar dan adil di antara mereka, yakni para hamba-Nya, pada hari kiamat tentang apa yang dahulu mereka perselisihkan padanya, seperti hari kebangkitan, hari perhitungan, dan balasan di surga dan neraka.
As-Sajdah Ayat 24 Arab-Latin, Terjemah Arti As-Sajdah Ayat 24, Makna As-Sajdah Ayat 24, Terjemahan Tafsir As-Sajdah Ayat 24, As-Sajdah Ayat 24 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan As-Sajdah Ayat 24
Tafsir Surat As-Sajdah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)