{32} As-Sajdah / السجدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | سبإ / Saba {34} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Ahzab الأحزاب (Golongan-Golongan Yang Bersekutu) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 33 Tafsir ayat Ke 39.
الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالَاتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلَا يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلَّا اللَّهَ ۗ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ حَسِيبًا ﴿٣٩﴾
allażīna yuballigụna risālātillāhi wa yakhsyaunahụ wa lā yakhsyauna aḥadan illallāh, wa kafā billāhi ḥasībā
QS. Al-Ahzab [33] : 39
(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan tidak merasa takut kepada siapa pun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.
Kemudian Allah menyebutkan para nabi masa lalu dan menyanjung mereka, bahwa mereka telah meyampaikan risalah-risalah Allah kepada manusia, hanya takut kepada Allah semata dan tidak takut kepada siapapun selain-Nya. Dan cukuplah Allah sebagai penghisab atas segala amal perbuatan hamba-hamba-Nya seluruhnya, dan pengawas atas mereka.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memuji mereka yang disebutkan dalam firman-Nya: (yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah. (Al Ahzab:39) kepada makhluk-Nya dan menunaikan semua yang dipercayakan kepada mereka.
mereka takut kepada-Nya. (Al Ahzab:39)
Mereka hanya takut kepada Allah, dan tidak takut kepada seorang pun selain Dia. Oleh karena itu, maka tiada kekuasaan seorang pun yang dapat mencegah mereka dari menyampaikan risalah-risalah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.(Al Ahzab:39)
Artinya cukuplah Allah sebagai Penolong dan Pembantu. Dan penghulu manusia dalam menjalankan misi kedudukan ini, bahkan dalam semua kedudukan, adalah Muhammad Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Karena sesungguhnya dia telah menunaikan risalah ini dan menyampaikannya kepada semua penduduk belahan timur dan belahan barat, hingga kepada semua Bani Adam. Allah telah memenangkan kalimah-Nya, agama-Nya, dan syariatNya atas semua agama dan semua syariat. Dan sesungguhnya nabi-nabi sebelumnya hanya diutus kepada kaumnya semata, sedangkan beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ diutus untuk semua makhluk, baik yang Arab maupun non-Arab, sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:
Katakanlah, “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua.” (Al A’raf:158)
Kemudian tugas penyampaiannya itu diwarisi oleh umatnya sesudah dia tiada. Orang yang paling berjasa dalam hal ini adalah para sahabatnya radiyallahu ‘anhum. Mereka telah menyampaikan darinya sebagaimana apa yang telah dia sampaikan kepada mereka dalam semua perkataan, perbuatan, dan sepak terjangnya di malam dan siang harinya, dalam perjalanan dan di tempat kediamannya, dan dalam kesembunyian dan keterang-keterangannya. Semoga Allah melimpahkan rida-Nya kepada mereka dan membalas mereka dengan pahala yang memuaskan mereka. Kemudian sesudah mereka tugas ini diwarisi pula oleh pengganti mereka secara estafet sampai kepada masa kita sekarang ini. Maka hanya orang-orang yang mendapat petunjuklah yang mengikuti jejak mereka, dan hanya orang-orang yang mendapat taufiklah yang menempuh jalan mereka. Untuk itu kita memohon kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى semoga Dia menjadikan kita termasuk orang-orang yang dapat menggantikan mereka. Allah Mahamulia lagi Maha Pemberi Karunia.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Namir, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Amr ibnu Murrah, dari Abul Bukhturi, dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: iangan sekali-kali seseorang di antara kalian menghina dirinya sendiri bila ia melihat perintah Allah yang memerlukan pembelaannya, kemudian ia tidak membelanya. Maka Allah akan bertanya, “Apakah yang mencegahmu untuk tidak membelanya?” Lalu ia mengatakan, “Ya Tuhanku, aku takut kepada manusia.” Maka Allah akan berfirman, “Akulah seharusnya yang lebih ditakuti.”
Imam Ahmad telah meriwayatkannya pula dari Abdur Razzaq, dari As-Sauri, dari Zaid ibnu Amr ibnu Murrah. Ibnu Majah meriwayatkannya dari Abu Kuraib, dari Abdullah ibnu Numair dan Abu Mu’awiyah, keduanya dari Al-A’masy dengan sanad yang sama.
(39) Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ menjelaskan, siapa gerangan mereka yang terdahulu, dan ini adalah sunnah dan tradisi mereka. Sesungguhnya mereka adalah الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالاتِ اللَّهِ “orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah.” Mereka membacakan ayat-ayat Allah, hujjah-hujjah dan argumenargumenNya kepada manusia, dan mengajak mereka kepada Allah, وَيَخْشَوْنَهُ “dan mereka takut kepadaNya,” semata, tiada sekutu bagiNya وَلا يَخْشَوْنَ أَحَدًا “dan mereka tiada merasa takut kepada seorang pun,” kecuali kepada Allah.
Apabila yang demikian itu adalah sudah menjadi sunnah pada para nabi yang ma’shum, yang tugas mereka telah mereka laksanakan dan mereka kerjakan sebaik-baiknya, yaitu berdakwah, mengajak manusia kepada Allah dan hanya takut kepadaNya semata, yang menuntut untuk melaksanakan segala yang diperintahkanNya dan meninggalkan segala laranganNya, [maka hal ini membuktikan bahwa yang demikian itu tidak mengandung aib (cela) dari sudut mana pun]. وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا “Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan,” yang memperhitungkan hamba-hambaNya dan selalu mengawasi amal perbuatan mereka. Dengan demikian dapat diketahui bahwa menikah itu termasuk salah satu sunnah (tradisi) para utusan Allah.
Nabi-nabi terdahulu itu adalah orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah dan syariat-syariat Allah kepada manusia; mereka takut hanya kepada-Nya dan tidak merasa takut kepada siapa pun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan amal perbuatan manusia secara cepat dan cermat. ‘ (lihat juga: al-anbiy’/21: 47)40. Orang-orang musyrik, yahudi, dan munafik tidak henti-hentinya mempersoalkan pernikahan rasulullah dengan zainab. Mereka meng-ejek nabi karena menikahi mantan istri anaknya; mereka menganggap status anak angkat sama dengan anak kandung. Allah lalu menegaskan, ‘Muhammad itu bukanlah bapak kandung dari seseorang laki-laki dewasa di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dia adalah nabi terakhir yang menjadi bapak rohaniah bagi seluruh umat. Karena itu, janda zaid bin ”ri’ah dapat dinikahi oleh rasulullah. Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu yang kalian lakukan. ‘.
Al-Ahzab Ayat 39 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Ahzab Ayat 39, Makna Al-Ahzab Ayat 39, Terjemahan Tafsir Al-Ahzab Ayat 39, Al-Ahzab Ayat 39 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Ahzab Ayat 39
Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)