{32} As-Sajdah / السجدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | سبإ / Saba {34} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Ahzab الأحزاب (Golongan-Golongan Yang Bersekutu) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 33 Tafsir ayat Ke 40.
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَـٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا ﴿٤٠﴾
mā kāna muḥammadun aba aḥadim mir rijālikum wa lākir rasụlallāhi wa khātaman-nabiyyīn, wa kānallāhu bikulli syai`in ‘alīmā
QS. Al-Ahzab [33] : 40
Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Muhammad bukanlah bapak dari salah seorang di antara kalian, akan tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi. Tidak ada kenabian lagi sesudahnya sampai Hari Kiamat. Allah Maha Mengetahui segala amal perbuatan kalian, tidak ada sesuatu pun yang samar bagi-Nya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu. (Al Ahzab:40)
Sesudah ini dilarang menyebutkan Zaid anak Muhammad. Dengan kata lain, Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bukan ayah Zaid, sekalipun Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah menjadikannya sebagai anak angkatnya. Karena sesungguhnya tidak ada seorang anak lelaki pun bagi-Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang hidup sampai mencapai usia balig. Sesungguhnya Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mempunyai tiga orang putra dari Siti Khadijah r.a., yaitu Al-Qasim, At-Tayyib, dan At-Tahir yang semuanya meninggal dunia ketika masih kecil. Beliau mempunyai putra pula dari Mariyah Al-Qibtiyyah, yaitu Ibrahim, tetapi ia pun meninggal dunia saat dalam usia penyusuan. Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mempunyai empat orang anak perempuan dari Siti Khadijah, Yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu Kalsum, dan Fatimah r.a. Tetapi tiga orang putrinya telah wafat di masa beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ masih hidup. Sedangkan Fatimah r.a. adalah yang terakhir hingga ia merasa kehilangan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ saat beliau wafat. Kemudian ia pun wafat pula enam bulan sesudah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ wafat.
(40) Maksudnya, Rasul مُحَمَّدٌ “Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ,” itu sekali-kali bukanlah أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ “bapak dari seorang laki-laki dari kalian” wahai umat Islam. Di sini Allah memutus intisabnya Zaid bin Haritsah kepada beliau melalui ayat ini. Ketika penafian ini bersifat umum dalam seluruh kondisi, jika redaksi ayat diberlakukan sesuai dengan zahirnya lafazh; maksudnya, tidak ada predikat kebapakan karena nasab ataupun kebapakan karena adopsi, padahal sudah dimaklumi bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ itu adalah bapak bagi seluruh kaum yang beriman, dan istri-istri beliau adalah ibu mereka, maka dijagalah dari dimasukkannya jenis ini kepada keumuman larangan tersebut. Maka Allah berfirman, وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ “Tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi,” maksudnya, inilah kedudukan beliau, yaitu kedudukan (martabat) sebagai orang yang ditaati, diikuti, dijadikan panutan, dipercaya yang harus mengutamakan cinta kepadanya atas kecintaan kepada siapa pun; dia sangat tulus kepada mereka, yang bagi kaum beriman, karena kebaikan dan ketulusannya, hingga seakanakan dia (Rasulullah a) adalah bapak mereka.
وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا “Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” maksudnya, Ilmu pengetahuan Allah telah meliputi segala sesuatu, Dia tahu di mana dan kapan menetapkan risalahNya, dan tahu siapa pula yang laik untuk menerima karuniaNya, serta siapa pula yang tidak laik untuknya.
Orang-orang musyrik, yahudi, dan munafik tidak henti-hentinya mempersoalkan pernikahan rasulullah dengan zainab. Mereka meng-ejek nabi karena menikahi mantan istri anaknya; mereka menganggap status anak angkat sama dengan anak kandung. Allah lalu menegaskan, ‘Muhammad itu bukanlah bapak kandung dari seseorang laki-laki dewasa di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dia adalah nabi terakhir yang menjadi bapak rohaniah bagi seluruh umat. Karena itu, janda zaid bin ”ri’ah dapat dinikahi oleh rasulullah. Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu yang kalian lakukan. ’41-42. Agar keimanan orang-orang mukmin semakin kuat dan tidak terpengaruh cercaan orang-orang musyrik, yahudi, dan munafik kepada rasulullah atas pernikahan beliau dengan zainab, Allah berpesan, ‘wahai orang-orang yang beriman! ingatlah kepada Allah kapan dan di mana saja, dengan mengingat di dalam hati maupun dengan zikir lisan sebanyak-banyaknya agar kamu selalu merasakan kehadiran Allah; dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang dengan menyucikan Allah dari sifat-sifat kekurangan.
Al-Ahzab Ayat 40 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Ahzab Ayat 40, Makna Al-Ahzab Ayat 40, Terjemahan Tafsir Al-Ahzab Ayat 40, Al-Ahzab Ayat 40 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Ahzab Ayat 40
Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)