{32} As-Sajdah / السجدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | سبإ / Saba {34} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Ahzab الأحزاب (Golongan-Golongan Yang Bersekutu) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 33 Tafsir ayat Ke 45.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا ﴿٤٥﴾
yā ayyuhan-nabiyyu innā arsalnāka syāhidaw wa mubasysyiraw wa nażīrā
QS. Al-Ahzab [33] : 45
Wahai Nabi! Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan,
Wahai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi atas umatmu bahwa kamu telah menyampaikan risalah, pemberi berita gembira kepada orang-orang mukmin di antara mereka dengan rahmat dan surga, pemberi peringatan kepada para pendurhaka dan pendusta dengan api neraka,
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Daud, telah menceritakan kepada kami Falih ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Hilal ibnu Ali, dari Ata ibnu Yasar yang menceritakan bahwa ia berjumpa dengan Abdullah ibnu Amr ibnul As, lalu ia berkata kepadanya, “Ceritakanlah kepadaku tentang sifat (ciri khas) Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang terdapat di dalam kitab Taurat.” Abdullah ibnu Amr menjawab, “Baiklah, demi Allah, sesungguhnya sebagian dari sifat Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang ada di dalam Al-Qur’an benar-benar disebutkan di dalam kitab Taurat, yaitu sama seperti yang terdapat di dalam firman-Nya: “Hai Nabi, sesungguhnya” Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan ” (Al Ahzab:45) dan sebagai benteng bagi kaum yang ummi. Engkau adalah hamba dan Rasul-Ku. Aku menamaimu Al-Mutawakkil, engkau bukanlah orang yang kasar, bukan orang yang keras, bukan orang yang suka berbicara keras di pasar-pasar, bukan pula orang yang menolak keburukan dengan keburukan, tetapi memaaf, menyantuni, dan mengampuni. Allah tidak akan mewafatkannya sebelum Dia menegakkan agama yang bengkok menjadi lurus kembali melaluinya, sampai mereka mau mengatakan, “Tidak ada Tuhan selain Allah.” Dengan kalimah ini dia dapat membuka mata yang tertutup, telinga yang tersumbat dan hati yang terkunci.”
Imam Bukhari meriwayatkannya di dalam Kitabul Buyu’ melalui Muhammad ibnu Sinan, dari Falih ibnu Sulaiman, dari Hilal ibnu Ali dengan sanad yang sama.
Imam Bukhari meriwayatkannya di dalam kitab tafsir melalui Abdullah yang menurut suatu pendapat mengatakan Ibnu Raja, sedangkan pendapat lain menyebutnya Ibnu Saleh, dari Abdul Aziz ibnu Abu Salamah, dari Hilal ibnu Ata ibnu Yasar, dari Abdullah ibnu Amr dengan lafaz yang sama.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya dari ayahnya, dari Abdullah ibnu Raja, dari Abdul Aziz ibnu Abu Salamah Al-Majisyun dengan sanad yang sama.
Imam Bukhari di dalam Kitabul Buyu’ mengatakan bahwa Sa’id telah meriwayatkan dari Hilal, dari Ata, dari Abdullah ibnu Salam r.a.
Dan Wahb ibnu Munabbih telah mengatakan bahwa sesungguhnya Allah pernah menurunkan wahyu kepada salah seorang nabi kaum Bani Israil yang dikenal dengan nama Sya’ya, bahwasanya berdirilah kamu di kalangan kaummu Bani Israil, karena sesungguhnya Aku akan menjadikan lisanmu mengucapkan wahyu-Ku ini: Aku akan mengutus seorang nabi yang ummi dari kalangan orang-orang ummi. Aku mengutusnya bukan sebagai seorang yang berhati kasar, bukan sebagai orang yang bersikap keras, bukan pula sebagai orang yang suka mengeluarkan suara keras di pasar-pasar. Seandainya dia lewat di sebelah pelita, tentulah pelita itu tidak padam karena ketenangannya. Dan seandainya dia lewat menginjak kayu bambu (tebu), maka tidak terdengar suara langkahnya. Aku mengutusnya sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dia tidak pernah berkata dusta. Melaluinya Kubukakan mata mata yang buta, telinga-telinga yang tuli, dan hati-hati yang tertutup. Aku arahkan dia kepada semua perkara yang baik, dan Aku anugerahkan kepadanya semua akhlak yang mulia. Dan Aku jadikan sakinah (ketenangan) sebagai pakaiannya, kebajikan merupakan perlambangnya, kalbunya adalah ketakwaan, ucapannya adalah hikmah, kebenaran dan kesetiaan adalah wataknya, akhlaknya pemaaf dan suka berlaku kebaikan, syariatnya adalah kebenaran, keadilan adalah sepak terjangnya, pemimpinnya adalah petunjuk, dan Islam adalah agamanya. Ahmad adalah namanya, melaluinya Aku beri petunjuk (manusia) sesudah kesesatan, dan melaluinya Aku ajarkan kepada manusia pengetahuan sesudah kejahilan. Dan melaluinya Aku tinggikan (derajat manusia) sesudah direndahkan, dan melaluinya Aku perkenalkan sesudah tidak dikenal, dan Aku perbanyak melaluinya sesudah kekurangan pengikut, dan Aku cukupkan melaluinya sesudah kesengsaraan, dan Aku persatukan melaluinya sesudah berpecah belah, dan Aku persatukan melaluinya umat-umat yang tadinya bercerai-berai dan hati mereka bertentangan serta kecenderungan mereka berbeda-beda, dan melaluinya pula Aku selamatkan sejumlah umat manusia yang besar dari kebinasaan. Aku jadikan umatnya sebagai umat yang terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, mereka selalu memerintahkan kepada kebajikan dan mencegah perkara munkar, seraya mengesakan Allah, beriman kepada-Nya, ikhlas dan membenarkan apa yang telah disampaikan oleh rasul-rasul-Ku yang sebelumnya. Aku berikan ilham kepada mereka untuk bertasbih, bertahmid, memanjatkan puja dan puji kepada-Ku, bertakbir dan mengesakan-Ku di masjid-masjid, majelis-majelis, tempat-tempat tidur mereka, dan tempat-tempat tinggal mereka. Mereka mengerjakan salat kepada-Ku dalam keadaan berdiri dan duduk, dan berperang di jalan Allah bersaf-saf dan berkelompok-kelompok. Mereka keluar dari rumah-rumah mereka untuk mencari keridaan-Ku dalam jumlah yang ribuan. Mereka membersihkan wajahnya dan semua anggota tubuhnya serta mengikat kencang-kencang ikat pinggang mereka, kurban mereka adalah darah mereka. Kitab-kitab mereka berada di dalam dada mereka, mereka di malam hari bagaikan para rahib, dan bila siang hari bagaikan singa di medan perang. Dan Aku jadikan di kalangan ahli baitnya dan keturunannya orang-orang yang berlomba-lomba mengerjakan kebaikan, para siddiqin, para syuhada, dan orang-orang yang saleh. Sesudah ia tiada, perannya digantikan oleh umatnya, yang selalu memberi petunjuk kepada kebenaran dan berdasarkan perkara hak mereka memutuskan semua perkara dengan adil. Aku muliakan orang yang menolong mereka dan Aku kuatkan orang yang mendoakan mereka, dan Aku jadikan kebinasaan bagi orang-orang yang menentang mereka, atau berlaku sewenang-wenang terhadap mereka, atau bermaksud akan merebut sesuatu yang menjadi milik mereka. Aku jadikan mereka sebagai para pewaris nabi mereka dan yang menyeru umat manusia untuk menyembah Tuhan mereka. Mereka selalu memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, mengerjakan salat, menunaikan zakat, dan selalu menepati janji mereka. Aku sempurnakan melalui mereka kebaikan yang Kumulai dari orang-orang pertama mereka. Yang demikian itu adalah karunia-Ku, Aku memberikannya kepada siapa yang Kukehendaki, dan Akulah Tuhan Yang Memiliki kemurahan yang besar.
Kemudian Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Saleh, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Muhammad ibnu Ubaidillah Al-Arzami, dari Syaiban An-Nahwi, telah menceritakan kepadaku Qatadah, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan, bahwa setelah diturunkan firman-Nya: Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. (Al Ahzab:45) Sebelumnya Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah memerintahkan kepada sahabat Ali dan sahabat Mu’az r.a. untuk berangkat ke negeri Yaman. Maka setelah ayat ini diturunkan, beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berpesan kepada keduanya: Berangkatlah kamu berdua, dan bersikap optimislah kamu dan janganlah kamu bersikap antipati, dan bersikap mudahlah kalian dan janganlah kalian bersikap mempersulit. Karena sesungguhnya telah diturunkan kepadaku firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى :Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan” (Al Ahzab:45)
Imam Tabrani meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Nasr ibnu Humaid Al-Bazzar Al-Bagdadi, dari Abdur Rahman ibnu Saleh Al-Azdi, dari Abdur Rahman ibnu Muhammad ibnu Ubaidillah Al-Arzami dengan sanad yang semisal.
Dan di akhirnya disebutkan bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Karena sesungguhnya telah diturunkan kepadaku, “Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi atas umatmu dan pembawa kabar gembira surga dan pemberi peringatan dari neraka serta menyeru (manusia) untuk bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, “dengan seizin-Nya, dan sebagai pembawa pelita yang menerangi melalui Al-Qur’an.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
sebagai saksi. (Al Ahzab:45)
Yakni yang menyaksikan keesaan Allah dan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, juga sebagai saksi terhadap umat manusia tentang amal perbuatan mereka kelak di hari kiamat, dan Kami datangkan kamu sebagai saksi atas mereka itu. Perihalnya sama dengan pengertian yang terdapat di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. (Al Baqarah:143)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. (Al Ahzab:45)
Yaitu menyampaikan berita gembira kepada orang-orang mukmin dengan pahala yang berlimpah, dan pemberi peringatan kepada orang-orang kafir dengan siksaan yang mengerikan.
(45) Hal-hal yang disifatkan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ini adalah yang menjadi tujuan dari kerasulannya, inti dan prinsip-prinsipnya yang menjadi kekhususan beliau, yaitu ada 5 (lima) perkara:
Pertama: Keberadaan beliau شَاهِدًا “untuk menjadi saksi.” Maksudnya, saksi atas umatnya tentang amal yang mereka kerjakan berupa kebaikan dan keburukan, sebagaimana Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ ,
لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
“Agar kamu menjadi saksi atas manusia dan agar Rasul menjadi saksi atas kamu.” (AlBaqarah: 143).
Dan FirmanNya,
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلاءِ شَهِيدًا
“Maka bagaimanakah (halnya orang-orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiaptiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).” (AnNisa`: 41).
Jadi, Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ itu adalah saksi nan adil yang diterima.
Kedua dan ketiga: Kedudukan beliau sebagai مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا “pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.” Hal ini mengharuskan adanya penjelasan tentang orang yang diberi berita gembira dan yang diberi peringatan, materi yang dijadikan berita gembira dan diperingatkan, serta amalamal yang membawa kepada hal tersebut.
Orang yang diberi berita gembira itu adalah orang-orang Mukmin yang bertakwa, yaitu mereka yang mengombinasikan antara iman dan amal shalih serta meninggalkan maksiat. Mereka mendapatkan berita gembira di dalam kehidupan dunia ini berupa segala pahala duniawi dan religi yang ditimbulkan oleh iman dan takwa; sedangkan di akhirat nanti berupa kenikmatan abadi. Semua itu mengharuskan adanya penjelasan secara terperinci terhadap hal yang disebutkan itu, tentang rincian amal, karakter-karakter takwa dan berbagai macam balasannya. Sedangkan yang diberi peringatan adalah orang-orang yang berdosa lagi zhalim. Mereka adalah para pelaku kezhaliman dan kebodohan. Mereka mendapatkan peringatan di dunia, berupa sanksi-sanksi (hukuman) duniawi dan religi yang diakibatkan oleh kebodohan dan kezhaliman (yang mereka lakukan. Pent.), sedangkan di akhirat nanti mereka mendapatkan siksa yang sangat berat dan azab yang amat panjang. Rincian lebih lanjut tentang masalah ini ada dalam Al-Qur`an dan asSunnah yang berkenaan dengan permasalah tersebut.
45-46. Usai menjelaskan agungnya rahmat yang Allah berikan kepada orang beriman, Allah lalu menjelaskan fungsi pengutusan nabi Muhammad. Wahai nabi Muhammad! sesungguhnya kami mengutusmu kepada seluruh umat manusia untuk menjadi saksi kebenaran agama islam dan agama yang dibawa para rasul sebelum kamu, pembawa kabar gembira bagi mereka yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya serta beramal saleh, dan pemberi peringatan kepada orang-orang yang tidak menerima ajaran Allah, dan untuk menjadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya, agar manusia meninggalkan kebatilan, dan kami juga mengutusmu sebagai cahaya yang menerangi jalan hidup manusia
Al-Ahzab Ayat 45 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Ahzab Ayat 45, Makna Al-Ahzab Ayat 45, Terjemahan Tafsir Al-Ahzab Ayat 45, Al-Ahzab Ayat 45 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Ahzab Ayat 45
Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)