{32} As-Sajdah / السجدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | سبإ / Saba {34} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Ahzab الأحزاب (Golongan-Golongan Yang Bersekutu) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 33 Tafsir ayat Ke 56.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ﴿٥٦﴾
innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna ‘alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ ‘alaihi wa sallimụ taslīmā
QS. Al-Ahzab [33] : 56
Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.
Sesungguhnya Allah menyanjung Nabi di sisi para malaikat yang dekat kepada-Nya, para malaikat kuga menyanjung Nabi dan mendoakannya. Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya dan mengamalkan syariat-Nya! Bershalawat dan bersalamlah kepada Nabi sebagai penghormatan dan pengagungan. Sifat shalawat Nabi ditetapkan dalam sunnah dalam beberapa riwayat, di antaranya adalah: Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memberikan shalawat kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia. Ya Allah, berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia.
Imam Bukhari mengatakan, Abul Aliyah telah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan salawat dari Allah ialah pujian-Nya kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di kalangan para malaikat, dan salawat dari para malaikat ialah doa mereka untuknya. Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yusalluna ialah memberikan keberkahan. Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari secara ta’liq (memakai komentar) yang bersumber dari keduanya (Abul Aliyah dan Ibnu Abbas).
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ja’far Ar-Razi, dari Ar-Rabi’ ibnu Anas, dari Abul Aliyah. Hal yang sama telah diriwayatkan pula dari Ar-Rabi’. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan hal yang sama dari Ibnu Abbas. Kedua riwayat yang terakhir diketengahkan oleh Ibnu Abu Hatim.
Abu Isa At-Turmuzi mengatakan, telah diriwayatkan dari Sufyan As-Sauri dan lainnya yang bukan hanya seorang dari kalangan ahlul ‘ilmi, mereka mengatakan bahwa salawat dari Allah adalah rahmat-Nya, dan salawat dari para malaikat adalah permohonan ampun bagi yang bersangkutan.
Kemudian Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr Al-Audi, telah menceritakan kepada kami Waki’, dari Al-A’masy, dari Amr ibnu Murrah yang mengatakan bahwa ia merasa yakin bahwa Al-A’masy meriwayatkannya dari Ata ibnu Abu Rabah sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. (Al Ahzab:56) Bahwa salawat dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى ialah firman-Nya, “Mahasuci lagi Mahakudus, rahmat-Ku mendahului azab-Ku.” Makna yang dimaksud dari ayat ini ialah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberitahukan kepada hamba-hamba-Nya tentang kedudukan hamba dan Nabi-Nya di kalangan makhluk-Nya yang tertinggi (para malaikat), bahwa Dia memujinya di kalangan para malaikat yang terdekat dengan-Nya, dan bahwa para malaikat pun ikut bersalawat untuknya. Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memerintahkan kepada penghuni alam bawah (bumi) untuk bersalawat dan bersalam untuk Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Dengan demikian, maka terhimpunkanlah baginya pujian dari kalangan penduduk alam atas dan alam bawah.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdur Rahman, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari ayahnya, dari Asy’as ibnu Ishaq, dari Ja’far ibnul Mugirah, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa salah seorang nabi kaum Bani Israil berkata kepada Musa a.s., “Apakah Tuhanmu pernah mengucapkan salawat?” Maka Tuhan menyeru Musa, “Hai Musa, mereka menanyakan kepadamu, apakah Tuhanmu pernah mengucapkan salawat? Katakanlah, ‘Ya.’ Aku selalu bersalawat dan juga para malaikat-Ku buat para nabi dan para rasulKu.” Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan kepada Nabi-Nya firman berikut: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Al Ahzab:56)
Dalam ayat lain disebutkan bahwa Allah pun bersalawat buat hamba-hamba-Nya yang beriman melalui firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu). (Al Ahzab:41-43)
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya. (Al Baqarah:155-157), hingga akhir ayat.
Di dalam sebuah hadis disebutkan:
Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya melimpahkan rahmat dan berkah kepada saf-saf barisan yang ada di sebelah kanan (imam).
Dan di dalam hadis yang lain disebutkan:
Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan berkah kepada keluarga Abu Aufa.
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah mendoakan istri Jabir yang telah meminta kepada beliau agar beliau mendoakan buat dirinya dan suaminya, yaitu:
Semoga Allah melimpahkan berkah dan rahmat kepadamu, juga kepada suamimu.
Dan banyak hadis mutawatir dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang menganjurkan orang-orang mukmin agar banyak membaca salawat untuknya.
Mengenai tata cara bersalawat untuk Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, berikut ini akan kami kemukakan sebagian darinya -insya Allah- sesuai dengan apa yang mudah kami raih, dan hanya kepada Allah-lah kami memohon pertolongan.
Imam Bukhari di dalam tafsir ayat ini mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sa’id ibnu Yahya ibnu Sa’id, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Mis’ar, dari Al-Hakam, dari Ibnu Abu Laila, dari Ka’b ibnu Ujrah yang menceritakan bahwa pernah ditanyakan kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, adapun cara mengucapkan salam penghormatan kepadamu kami sudah mengetahuinya. Maka bagaimanakah cara bersalawat untukmu?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Ucapkanlah, Ya Allah, limpahkanlah salawat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana telah Engkau limpahkan salawat kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahaagung. Ya Allah, limpahkanlah berkah kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana telah Engkau limpahkan berkah kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahaagung (Mulia).
Hadis ini telah diketengahkan pula oleh Jamaah di dalam kitab mereka masing-masing melalui berbagai jalur dari Al-Hakam (yakni Ibnu Uyaynah).
Imam Bukhari menambahkan dan juga dari Abdullah ibnu Isa, keduanya menerima hadis ini dari Abdur Rahman ibnu Abu Laila, kemudian Imam Bukhari menyebutkan mereka (para perawinya)
Mengenai ucapan para sahabat yang mengatakan, “Adapun mengucapkan salam penghormatan kepadamu, maka hal itu telah kami ketahui.” Dimaksudkan adalah salam yang terdapat di dalam tasyahhud, yang pernah diajarkan oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ kepada mereka, sebagaimana beliau mengajari mereka suatu surat dari Al-Qur’an. Di dalam tasyahhud itu terdapat kalimah yang mengatakan,
“Semoga keselamatan terlimpahkan kepadamu, wahai Nabi, dan juga rahmat serta berkah dari Allah.”
Hadis lain.
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Yusuf, telah menceritakan kepada kami Al-Lais, dari Ibnul Had, dari Abdullah ibnu Khabbab, dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a. yang menceritakan bahwa kami (para sahabat) pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, mengenai salam untukmu sudah kami maklumi, tetapi bagaimanakah cara mengucapkan salawat untukmu?” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Katakanlah, “Ya Allah limpahkanlah salawat buat Muhammad, hamba dan Rasul-Mu, sebagaimana telah Engkau limpahkan salawat buat keluarga Ibrahim. Dan limpahkanlah berkah untuk Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah limpahkan berkah buat keluarga Ibrahim. Menurut Abu Saleh yang bersumber dari Al-Lais disebutkan, “Buat Muhammad dan keluarganya, sebagaimana telah Engkau limpahkan kepada Ibrahim dan keluarganya.”
Hadis lain.
Imam Muslim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Yahya At-Tamimi yang mengatakan bahwa ia pernah mengaji, kepada Malik ibnu Na’im ibnu Abdullah Al-Mujammir, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Abdullah ibnu Zaid Al-Ansari, (dia adalah orang yang memimpikan azan salat) bahwa Ibnu Mas’ud pernah bercerita kepadanya, “Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ datang menemui kami yang saat itu sedang berada di majelis Sa’d ibnu Ubadah. Maka bertanyalah kepadanya Basyir ibnu Sa’d, “Wahai Rasulullah, Allah telah memerintahkan kepada kami untuk bersalawat buatmu, maka bagaimanakah caranya mengucapkan salawat buatmu?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ diam sehingga kami menyesal mengapa dia bertanya demikian kepadanya. Tidak lama kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: “Ucapkanlah: Ya Allah, limpahkanlah salawat untuk Muhammad dan juga untuk keluarganya, sebagaimana telah Engkau limpahkan salawat buat keluarga Ibrahim. Dan limpahkanlah berkah buat Muhammad dan keluarganya sebagaimana telah Engkau limpahkan berkah buat keluarga Ibrahim di kalangan umat manusia. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia. ‘ Sedangkan mengenai ucapan salam penghormatan adalah sebagaimana yang telah kalian ketahui itu.”
(56) Ini mengandung pemberitahuan akan kesempurnaan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , ketinggian derajatnya dan kemuliaan kedudukannya di sisi Allah dan di sisi makhlukNya serta ketinggian popularitasnya, dan إِنَّ اللَّهَ “sesungguhnya Allah جَلَّ جَلالُهُ ” وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ “dan malaikat-malaikatNya bershalawat” untuknya. Maksudnya, Allah memujinya di hadapan para malaikatNya dan malaikat muqarrabun yang paling tinggi kedudukannya, karena kecintaan Allah جَلَّ جَلالُهُ kepadanya, dan para malaikat yang muqarrabun (dekat kepada Allah) pun memuji dan mendoakannya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا “Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya,” dengan meneladani Allah dan para malaikatNya, dan sebagai balasan baginya atas sebagian hakhaknya pada diri kalian, sebagai pelengkap iman kalian, untuk menghormati, mencintai dan memuliakannya, dan untuk menambah amal kebajikan kalian serta penghapus bagi dosa-dosa kalian. Dan bentuk shalawat yang paling utama adalah shalawat yang diajarkannya kepada para sahabatnya, yaitu:
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha agung. Dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahaagung.”
Perintah bershalawat dan salam untuk Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ini disyariatkan di dalam seluruh waktu, dan kebanyakan para ulama mewajibkannya di dalam shalat.
Allah menurunkan ketentuan tentang etika bagi umat islam ketika berinteraksi dengan istri-istri untuk menjaga kehormatan dan keagungan pribadi rasulullah. Di antara bukti keagungan beliau ialah bahwa sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk nabi. Salawat dari Allah berarti memberi rahmat, dan dari malaikat berarti memohonkan ampunan. Karena itu, wahai orang-orang yang beriman! bersalawatlah kamu untuk nabi, seperti dengan berkata all’humma ‘alli ‘al’ mu’ammad (semoga Allah melimpahkan kebaikan dan ke-berkahan kepada nabi Muhammad), dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya, dengan mengucapkan perkataan seperti assal’mu ‘alaika ayyuhan-nabiy (semoga keselamatan tercurah kepadamu, wahai nabi). 57. Setelah meminta orang yang beriman untuk bersalawat kepada nabi pada ayat yang lalu, Allah lalu menyusulinya dengan ancaman kepada orang yang menyakiti beliau. Sesungguhnya terhadap orang-orang yang menyakiti Allah dan rasul-Nya, baik dengan ucapan maupun perbuatan, Allah akan melaknatnya, menjauhkannya dari rahmat Allah, di dunia dan di akhirat, dan menyediakan azab yang menghinakan bagi me-reka.
Al-Ahzab Ayat 56 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Ahzab Ayat 56, Makna Al-Ahzab Ayat 56, Terjemahan Tafsir Al-Ahzab Ayat 56, Al-Ahzab Ayat 56 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Ahzab Ayat 56
Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)