{32} As-Sajdah / السجدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | سبإ / Saba {34} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Ahzab الأحزاب (Golongan-Golongan Yang Bersekutu) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 33 Tafsir ayat Ke 57.
إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُهِينًا ﴿٥٧﴾
innallażīna yu`żụnallāha wa rasụlahụ la’anahumullāhu fid-dun-yā wal-ākhirati wa a’adda lahum ‘ażābam muhīnā
QS. Al-Ahzab [33] : 57
Sesungguhnya (terhadap) orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah akan melaknatnya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan azab yang menghinakan bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dengan kesyirikan atau kemaksiatan-kemaksitan lainnya, dan menyakiti Rasulullah dengan kata-kata dan perbuatan, Allah menjauhkan dan mengusir mereka dari segala kebaikan di dunia dan di akhirat. Dan Allah menyiapkan untuk mereka siksa yang menghinakan mereka dan merendahkan mereka di akhirat.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memperingatkan dan mengancam orang yang menyakiti Allah dengan menentang perintah-perintah-Nya dan melanggar larangan-larangan-Nya serta tiada henti-hentinya melakukan hal tersebut, juga menyakiti Rasul-Nya dengan mencelanya atau merendahkan martabatnya. Na’uzu billahi min zalik.
Ikrimah telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. (Al Ahzab:57) Ayat ini diturunkan berkenaan dengan para pembuat patung.
Di dalam kitab Sahihain disebutkan melalui hadis Sufyan ibnu Uyaynah:
dari Az-Zuhri, dari Sa’id ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman, “Anak Adam menyakiti Aku, dia mencaci masa, padahal Akulah yang menciptakan masa. Aku bolak-balikkan malam dan siang harinya (secara silih berganti).”
Makna yang dimaksud ialah bahwa dahulu orang-orang Jahiliah selalu mengatakan, “Celakalah masa itu, karena telah menimpakan kepada kami anu dan anu.” Mereka menyandarkan perbuatan-perbuatan Allah kepada masa dan mencacinya, padahal sesungguhnya yang melakukan semua itu hanyalah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Setelah Islam datang, maka tradisi tersebut dilarang. Demikianlah menurut apa yang telah ditetapkan oleh Imam Syafii Abu Ubaidah dan selain keduanya dari kalangan ulama.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. (Al Ahzab:57) Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang mendiskreditkan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ karena mengawini Safiyyah binti Huyayin ibnu Akhtab.
Makna lahiriah ayat menunjukkan pengertian yang umum mencakup semua orang yang menyakiti Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dengan sesuatu hal. Dan barang siapa yang menyakiti Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, berarti telah menyakiti Allah. Sebagaimana orang yang taat kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, berarti taat kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Seperti yang dikatakan oleh Imam Ahmad:
telah menceritakan kepada kami Yunus, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Sa’d, dari Ubaidah ibnu Abu Ra’itah Al-Hazza Al-Mujasyi’i, dari Abdur Rahman ibnu Ziad, dari Abdullah ibnul Mugaffal Al-Muzani yang mengatakan, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah sehubungan dengan sahabat-sahabatku, janganlah kamu jadikan mereka bahan celaan sesudahku. Barang siapa yang menyukai mereka, maka dengan tulus aku pun mencintainya. Dan barang siapa yang membenci mereka, maka dengan murka aku pun membencinya. Barang siapa yang menyakiti mereka, maka sungguh ia telah menyakitiku. Dan barang siapa yang menyakitiku, berarti ia menyakiti Allah. Dan barang siapa yang menyakiti Allah, maka dalam waktu yang dekat Allah akan mengazabnya.
Imam Turmuzi meriwayatkannya melalui hadis Ubaidah ibnu Abu Ra’itah, dari Abdur Rahman ibnu Ziad, dari Abdullah ibnul Mugaffal dengan sanad yang sama. Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini garib, kami tidak mengetahuinya melainkan melalui jalur ini.
(57-58) Setelah Allah جَلَّ جَلالُهُ memerintahkan menghormati Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , dan bershalawat dan salam untuknya, maka Allah melarang menyakitinya dan Dia mengancam atas tindakan ini, seraya berfirman, إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَ “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan RasulNya.” Ini mencakup menyakiti dalam bentuk ucapan atau perbuatan berupa tindakan mencela dan memaki atau melecehkannya, atau melecehkan agamanya, atau apa saja yang dapat berakibat menyakitinya, لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا “Allah akan melaknatinya di dunia,” yakni: Mengusir dan menjauhkan mereka. Di antara laknat atau kutukan terhadap mereka di dunia adalah Dia memastikan terbunuhnya orang yang mencela Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan menyakitinya. وَالآخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُهِينًا “Dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan.” Sebagai balasan baginya atas perbuatan menyakiti Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalah dia disakiti dengan azab yang sangat pedih. Jadi, menyakiti Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ itu tidak sama dengan menyakiti selain beliau, sebab seorang hamba itu belum beriman kepada Allah hingga beriman kepada RasulNya, sedangkan beliau mempunyai hak untuk dihormati yang merupakan konsekuensi dari iman, di mana hal ini menuntut agar beliau tidak diperlakukan seperti selainnya, meskipun menyakiti orang-orang Mukmin pun merupakan perbuatan keji dan dosanya sangat besar.
Maka dari itu Allah berfirman tentang hal ini, وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang Mukmin dan Mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat,” maksudnya, tanpa perbuatan dosa dari mereka yang mengharuskan untuk disakiti, فَقَدِ احْتَمَلُوا “maka sesungguhnya mereka telah memikul” di punggung mereka بُهْتَانًا “kebohongan” karena mereka telah menyakiti mereka tanpa sebab, وَإِثْمًا مُبِينًا “dan dosa yang nyata,” karena mereka menzhalimi orang-orang beriman dan menodai kehormatan yang diperintahkan oleh Allah untuk dihormati. Maka dari itu, mencela seorang yang beriman mengharuskan (mengakibatkan) hukum dera (ta’zir) sesuai dengan kondisi orang Mukmin yang disakiti itu dan ketinggian kedudukannya. Jadi, mendera orang yang mencaci sahabat itu lebih keras, dan mendera orang yang mencaci ulama atau ahli agama itu lebih besar daripada mencaci selain mereka.
Setelah meminta orang yang beriman untuk bersalawat kepada nabi pada ayat yang lalu, Allah lalu menyusulinya dengan ancaman kepada orang yang menyakiti beliau. Sesungguhnya terhadap orang-orang yang menyakiti Allah dan rasul-Nya, baik dengan ucapan maupun perbuatan, Allah akan melaknatnya, menjauhkannya dari rahmat Allah, di dunia dan di akhirat, dan menyediakan azab yang menghinakan bagi me-reka. 58. Termasuk kategori menyakiti nabi adalah menyakiti orang-orang yang beriman. Dan karena itu, Allah menegaskan bahwa orang-orang yang menyakiti dengan menuduh, menghina, dan mengganggu orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada kesalahan berupa perbuatan buruk yang sengaja mereka perbuat (lihat juga: al-baqarah/2: 286), maka sungguh, mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata yang menyebabkan mereka layak menerima azab dari Allah. Dari ayat ini tidak dapat diambil kesimpulan bahwa orang mukmin yang melakukan perbuatan buruk boleh disakiti, dihina, atau diganggu.
Al-Ahzab Ayat 57 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Ahzab Ayat 57, Makna Al-Ahzab Ayat 57, Terjemahan Tafsir Al-Ahzab Ayat 57, Al-Ahzab Ayat 57 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Ahzab Ayat 57
Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)