{33} Al-Ahzab / الأحزاب | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | فاطر / Fatir {35} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Saba سبإ (Kaum Saba’) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 34 Tafsir ayat Ke 6.
وَيَرَى الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ الَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ هُوَ الْحَقَّ وَيَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ ﴿٦﴾
wa yarallażīna ụtul-‘ilmallażī unzila ilaika mir rabbika huwal-ḥaqqa wa yahdī ilā ṣirāṭil-‘azīzil-ḥamīd
QS. Saba [34] : 6
Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa (wahyu) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu itulah yang benar dan memberi petunjuk (bagi manusia) kepada jalan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji.
Orang-orang yang diberi ilmu mengetahui bahwa Al Qur’an yang diturunkan kepadamu dari sisi Rabb-mu adalah haq. Ia membimbing ke jalan Allah yang Mahaperkasa yang tidak terkalahkan dan tidak terhalangi, sebaliknya Dia mengalahkan segala sesuatu dan mengunggulinya. Dzat Yang Maha Terpuji dalam firman-firman, perbuatan-perbuatan dan syariat-Nya.
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji. (Saba’:6)
Al-‘Aziz artinya Yang Mahaperkasa Zat-Nya, yang tidak dapat dikalahkan dan tidak dapat pula dihalang-halangi, bahkan Dia mengalahkan segala sesuatu dan menguasainya, lagi Maha Terpuji dalam semua ucapan, syariat dan takdir-Nya, dan Dia Maha Terpuji dalam semuanya itu.
(6) Setelah Allah جَلَّ جَلالُهُ menjelaskan tentang keingkaran orang yang mengingkari kebangkitan, dan mereka memandang apa yang diturunkan kepada RasulNya itu tidak benar, maka Allah menjelaskan kondisi orang-orang yang mendapat taufik dari hamba-hambaNya. Mereka adalah para ahli ilmu, dan mereka memandang apa yang Allah turunkan kepada RasulNya, berupa alKitab dan berita-berita yang terkandung di dalamnya هُوَ الْحَقَّ “itulah yang benar,” maksudnya, kebenaran hanya terbatas pada apa yang ada di dalamnya, sedangkan apa saja yang menyalahi dan bertentangan dengannya adalah kebatilan. Sebab mereka dalam ilmunya telah mencapai pada tingkatan yakin. Dan mereka juga berpandangan bahwa pada perintah-perintah dan larangan-laranganNya, يَهْدِي إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيد “menunjukkan kepada jalan Rabb Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji.”
Hal itu karena sesungguhnya mereka memastikan kebenaran apa yang Allah beritakan dari berbagai sisi. Yaitu dari sisi ilmu pengetahuan mereka tentang kebenaran (kejujuran) orang yang memberitakannya; dan dari sisi sejalannya berita-berita itu dengan perkara-perkara yang terjadi dan dengan kitab-kitab suci terdahulu; dan juga dari sisi apa yang mereka saksikan dari berita-berita yang terjadi secara nyata; dan dari sisi apa-apa yang mereka saksikan, berupa tanda-tanda yang sangat besar yang membuktikan berita-berita tersebut, baik yang ada di jagat raya ataupun yang ada dalam diri mereka sendiri; dan dari sudut kesesuaian berita-berita tersebut dengan kandungan yang dikandung oleh nama-nama dan sifat-sifatNya. Dan mereka melihat perintah-perintah dan larangan-laranganNya memberi petunjuk kepada jalan yang lurus yang meliputi segala permasalahan dengan segala sifat yang dapat membersihkan jiwa dan mengembangkan pahala dan berguna bagi pelaku dan yang lainnya, seperti kejujuran, keikhlasan, berbakti kepada kedua orang tua, silaturahim (menjalin hubungan kerabat), berbuat baik kepada manusia pada umumnya dan lainlainnya; dan melarang dari segala sifat yang buruk yang dapat menodai jiwa, menghapus pahala amal, dan memastikan dosa, seperti syirik, zina, riba, dan zhalim dalam masalah darah (jiwa), harta, dan kehormatan.
Ini adalah kemuliaan bagi para ahli ilmu, keutamaan dan tanda bagi mereka. Dan bahwa setiap kali seorang hamba makin agung (banyak) ilmunya dan makin meyakini kabarkabar yang disampaikan oleh RasulNya, serta lebih mengetahui hikmah perintah-perintah dan larangan-laranganNya, maka dia termasuk ahli ilmu yang Allah jadikan sebagai hujjah (alasan, argumen) atas ajaran yang dibawa oleh Rasulullah; dengan mereka Allah جَلَّ جَلالُهُ berargumen terhadap orang-orang yang mendustakan lagi menentang, sebagaimana dalam ayat ini dan ayat-ayat lainnya.
Dan berbeda dari sikap orang kafir yang mengingkari ayat-ayat Allah, orang-orang yang diberi ilmu, baik ahlulkitab maupun orang mukmin, mereka berpendapat bahwa Al-Qur’an yang diturunkan kepadamu dari tuhanmu, wahai nabi Muhammad, itulah yang benar dan memberi petunjuk bagi manusia kepada jalan Allah yang mahaperkasa, maha terpuji zat dan perbuatan-Nya. 7. Walaupun orang yang diberi ilmu mengakui kebenaran Al-Qur’an, keingkaran orang kafir tidak pernah berubah, bahkan mereka mence-mooh nabi Muhammad. Dan orang-orang kafir berkata kepada teman-temannya, ‘maukah kami tunjukkan kepadamu seorang laki-laki yang memberitakan kepadamu bahwa apabila badanmu telah hancur sehancur-hancurnya oleh tanah atau sebab apa pun, lalu kamu pasti akan dibangkitkan kembali dalam ciptaan yang baru’ “seorang laki-laki yang mereka maksud adalah nabi Muhammad. Mereka berkata demikian untuk menghina beliau.
Saba Ayat 6 Arab-Latin, Terjemah Arti Saba Ayat 6, Makna Saba Ayat 6, Terjemahan Tafsir Saba Ayat 6, Saba Ayat 6 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Saba Ayat 6
Tafsir Surat Saba Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)