{33} Al-Ahzab / الأحزاب | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | فاطر / Fatir {35} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Saba سبإ (Kaum Saba’) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 34 Tafsir ayat Ke 8.
أَفْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَمْ بِهِ جِنَّةٌ ۗ بَلِ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ فِي الْعَذَابِ وَالضَّلَالِ الْبَعِيدِ ﴿٨﴾
aftarā ‘alallāhi każiban am bihī jinnah, balillażīna lā yu`minụna bil-ākhirati fil-‘ażābi waḍ-ḍalālil-ba’īd
QS. Saba [34] : 8
Apakah dia mengada-adakan kebohongan terhadap Allah atau sakit gila?” (Tidak), tetapi orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat itu berada dalam siksaan dan kesesatan yang jauh.
Apakah laki-laki itu berdusta atas nama Allah, atau dia sudah gila sehingga dia berani berbicara sesuatu yang tidak dia ketahui? Padahal perkaranya tidak seperti yang dikira oleh orang-orang kafir itu, sebaliknya Muhammad adalah orang yang paling jujur di antara orang-orang yang jujur. Dan orang-orang yang tidak mempercayai kebangkitan dan tidak beramal untuknya, mereka dalam azab yang terus-menerus di akhirat, dan kesesatan yang jauh dari kebenaran di dunia.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Apakah dia mengada-adakan kebohongan terhadap Allah ataukah ada padanya penyakit gila? (Saba’:8)
Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, menyanggah tuduhan mereka itu:
(Tidak), tetapi orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat berada dalam siksaan dan kesesatan yang jauh. (Saba’:8)
Yakni duduk perkara yang sebenarnya tidaklah seperti apa yang mereka dugakan dan tidak pula seperti apa yang mereka tuduhkan. Bahkan Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ adalah orang yang benar, berbakti, lagi berakal yang datang membawa perkara yang hak, sedangkan yang dusta, bodoh, lagi dungu adalah mereka sendiri.
Yang dimaksud dengan ‘azab’ dalam ayat ini adalah kekufuran yang menjerumuskan mereka kepada azab Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Sedangkan ‘sesat yang jauh’ maksudnya jauh dari perkara yang benar di dunia ini.
(8) Orang laki-laki ini yang datang dengan membawa berita seperti itu, apakah dia mengadaadakan أَفْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا “kebohongan terhadap Allah” sehingga dia lancang kepadaNya, lalu mengatakan apa yang telah ia katakan itu, أَمْ بِهِ جِنَّةٌ “ataukah ada padanya penyakit gila?” (Kalau demikian), maka tidak perlu merasa aneh dengannya, karena kegilaan itu seni!
Semua (sikap mereka) ini dengan nada keras kepala dan zhalim. Padahal sebenarnya mereka sudah mengetahui bahwasanya beliau adalah makhluk Allah yang paling jujur dan paling berakal. Di antara (bukti) pengetahuan mereka adalah bahwa mereka menampakkan dan mengulangi permusuhannya, mereka mengorbankan diri dan harta benda mereka untuk menghalanghalangi manusia dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Maka, kalau sekiranya rasul itu dusta dan gila, tentu sangat tidak pantas bagi kalian, wahai orang-orang yang mempunyai akal tidak sehat, tidak pantas kalau kalian mendengarkan perkataan yang dia katakan atau mengerumuni dakwahnya. Sebab, orang gila itu sangat tidak pantas kalau orang yang berakal memperhatikannya, atau perkataannya sampai (ke telinganya).
Kalau saja bukan karena sikap keras kepala dan kezhaliman kalian, tentu kalian segera memenuhi seruannya dan niscaya kalian menyambut dakwahnya dengan senang. Akan tetapi ayat-ayat (mukjizatmukjizat) dan para rasul sama sekali sudah tidak berguna bagi orang-orang yang tidak beriman. Maka dari itu Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, بَلِ الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ “Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat.” Dan di antara mereka adalah orang-orang yang mengatakan perkataan di atas, فِي الْعَذَابِ وَالضَّلالِ الْبَعِيدِ “berada dalam siksaan dan kesesatan yang jauh.” Maksudnya, di dalam kesengsaraan yang sangat dahsyat dan kesesatan yang sangat jauh, yang sangat tidak dekat kepada yang benar. Kesengsaraan dan kesesatan apa yang lebih dahsyat daripada keingkaran mereka terhadap kekuasaan Allah untuk menghidupkan kembali? Dan kesengsaraan dan kesesatan apa yang lebih dahsyat daripada pendustaan mereka terhadap RasulNya yang datang dengan membawa berita kebangkitan serta ejekan mereka terhadapnya dan keteguhan pendirian mereka bahwa ajaran yang mereka anutlah yang benar? Jadi, mereka melihat yang benar sebagai kebatilan, dan kebatilan sebagai kebenaran dan petunjuk.
Lalu teman-teman mereka sesama kafir menimpali dengan balik bertanya guna mempertajam cemoohan mereka, ‘apakah dia, yakni nabi Muhammad, mengada-adakan kebohongan terhadap Allah atau sedang sakit gila” tidak! keduanya itu tidak akan pernah terjadi pada diri rasulullah, karena nabi adalah al-am’n (orang tepercaya) dan beliau pun sama sekali tidak gila, tetapi orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat itu kelak di akhirat berada dalam siksaan dan ketika di dunia berada dalam kesesatan yang jauh, sehingga mereka menolak keniscayaan hari kiamat dan mengingkari kebenaran Al-Qur’an. 9. Menampik tuduhan keji orang kafir itu Allah berfirman, ‘maka apakah mereka tidak memperhatikan langit yang tinggi dan hamparan bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka’ semua berada dalam kekuasaan kami. Jika kami menghendaki, niscaya kami benamkan mereka di bumi sebagaimana kami telah membenamkan qarun, atau kami jatuhkan kepada mereka kepingan-kepingan dari langit, yakni pecahan benda-benda angkasa. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kekuasaan Allah bagi setiap hamba yang kembali, yakni memohon ampun kepada-Nya. ‘.
Saba Ayat 8 Arab-Latin, Terjemah Arti Saba Ayat 8, Makna Saba Ayat 8, Terjemahan Tafsir Saba Ayat 8, Saba Ayat 8 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Saba Ayat 8
Tafsir Surat Saba Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)