{33} Al-Ahzab / الأحزاب | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | فاطر / Fatir {35} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Saba سبإ (Kaum Saba’) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 34 Tafsir ayat Ke 46.
۞ قُلْ إِنَّمَا أَعِظُكُمْ بِوَاحِدَةٍ ۖ أَنْ تَقُومُوا لِلَّهِ مَثْنَىٰ وَفُرَادَىٰ ثُمَّ تَتَفَكَّرُوا ۚ مَا بِصَاحِبِكُمْ مِنْ جِنَّةٍ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيدٍ ﴿٤٦﴾
qul innamā a’iẓukum biwāḥidah, an taqụmụ lillāhi maṡnā wa furādā ṡumma tatafakkarụ, mā biṣāḥibikum min jinnah, in huwa illā nażīrul lakum baina yadai ‘ażābin syadīd
QS. Saba [34] : 46
Katakanlah, “Aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja, yaitu agar kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian agar kamu pikirkan (tentang Muhammad). Kawanmu itu tidak gila sedikit pun. Dia tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras.”
Katakanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang yang mendustakan lagi menentang itu: Aku hanya menasihatkan satu perkara kepada kalian: Hendaknya kalian menegakkan ketaatan kepada Allah, dua dua dan satu satu, kemudian renungkanlah keadaan teman kalian, Rasulullah dan apa yang dituduhkan kepadanya. Ternyata dia tidak gila, karena dia hanya pemberi peringatan kepada kalian, yang mengingatkan kalian terhadap azab Jahanam sebelum kalian mencicipi panasnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Katakanlah. (Saba’:46)
Hai Muhammad, kepada orang-orang kafir itu yang mengiramu sebagai orang gila,
Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja. (Saba’:46)
Sesungguhnya aku hanya memperingatkan kalian suatu hal saja, yaitu:
supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri, kemudian kamu pikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikit pun pada kawanmu itu. (Saba’:46)
Hendaknya kamu bersatu dan membulatkan niat secara tulus karena Allah tanpa dipengaruhi oleh kecenderungan dan juga tanpa fanatisme. Lalu sebagian kamu menanyakan kepada sebagian yang lain, “Apakah Muhammad mempunyai penyakit gila?” kemudian sebagian kamu menjawab sebagian lain dengan tulus.
Kemudian kamu pikirkan (tentang Muhammad). (Saba’:46)
Yakni hendaklah seseorang merenungkan perihal Nabi Muhammad dan menanyakannya kepada orang lain tentang perihalnya jika ia sulit untuk menilainya. Hendaknya pula ia memandang kepada dirinya sendiri. Karena itu, disebutkan oleh firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri, kemudian kamu pikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikit pun pada kawanmu itu. (Saba’:46)
Demikianlah menurut apa yang tersimpulkan dari pendapat yang dikemukakan oleh Mujahid, Muhammad ibnu Ka’b, As-Saddi. Qatadah, dan lain-lainnya. Dan inilah yang dimaksud oleh ayat.
Adapun mengenai apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim sehubungan dengan tafsir ayat ini, yaitu bahwa:
telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Ammar, telah menceritakan kepada kami Sadaqah ibnu Khalid, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Abul Atikah, dari Ali ibnu Yazid, dari Al-Qasim, dari Abu Umamah r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Aku dianugerahi tiga perkara yang belum pernah diberikan kepada seorang pun sebelumku, bukan karena sombong. Yaitu dihalalkan bagiku ganimah, padahal ia belum pernah dihalalkan bagi orang-orang sebelumku, mereka dahulu sebelumku mengumpulkan ganimah itu, lalu mereka bakar, dan aku diutus untuk semua makhluk yang berkulit merah dan yang berkulit hitam (yakni jin dan manusia), sedangkan dahulu setiap nabi diutus hanya khusus untuk kaumnya, dan bumi ini dijadikan bagiku masjid lagi suci dan menyucikan, aku dapat bertayamum memakai debu dan salat di mana saja bila waktu salat telah masuk. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman, “Supaya kalian berdiri menghadap Allah berdua-dua atau sendiri-sendiri, ” dan aku diberi pertolongan melalui rasa gentar (yang mencekam musuhku) dalam jarak perjalanan satu bulan di hadapanku.
Hadis ini daif sanadnya, dan mengenai tafsir ayat yang ditakwilkan dengan pengertian berdiri dalam salat—baik jamaah maupun sendiri-sendiri— jauh dari kebenaran.
Barangkali kalimat ini disisipkan oleh sebagian perawi ke dalam hadis, karena sesungguhnya asal hadis ini telah termaktub di dalam kitab-kitab sahih dan lainnya (tanpa memakai tafsir ayat tersebut), hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan tidak lain dia hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras. (Saba’:46)
Imam Bukhari sehubungan dengan tafsir ayat ini mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Hazim, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Amr ibnu Murrah, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa pada suatu hari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mendaki bukit Safa, lalu berseru, “Hai orang-orang yang ada di pagi hari ini, berkumpullah!” Maka orang-orang Quraisy datang berkumpul kepadanya, lalu mereka bertanya, “Mengapa kamu?” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Bagaimanakah pendapat kalian seandainya aku beritakan kepada kalian bahwa musuh akan datang menyerang kalian di pagi hari atau di petang hari ini, apakah kalian percaya kepadaku?” Mereka menjawab, “Tentu percaya.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Maka sesungguhnya aku memberi peringatan kepada kalian sebelum (menghadapi) azab yang keras.” Maka Abu Lahab berkata, “Celakalah kamu, apakah hanya untuk itu engkau mengumpulkan kami?” Lalu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. (Al-Lahab: 1)
Hal ini telah dijelaskan dalam tafsir firman-Nya:
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. (Asy Syu’ara:214)
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Na’im, telah menceritakan kepada kami Basyir ibnul Muhajir, telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Buraidah, dari ayahnya r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ keluar menemui kami di suatu hari, lalu beliau berseru sebanyak tiga kali dan bersabda, “Tahukah kalian, seperti apakah perumpamaan antara aku dan kalian?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya perumpamaan aku dan kalian bagaikan suatu kaum yang merasa khawatir akan kedatangan musuh yang menyerang mereka. Lalu mereka mengirim seorang lelaki untuk memata-matai kedatangan musuh. Ketika ia telah berada di posisinya, tiba-tiba ia melihat musuh datang. Maka segera ia kembali untuk memperingatkan mereka dengan penuh kekhawatiran akan tersusul oleh musuh sebelum ia menyampaikan peringatan dini kepada kaumnya, untuk itu ia melepaskan bajunya dan mengibar-ngibarkannya seraya berseru, “Hai kaumku, kalian akan diserang. Hai kaumku, kalian akan diserang, ” sebanyak tiga kali.
Masih dalam sanad yang sama disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Aku diutus, sedangkan jarak antara aku dengan hari kiamat berbarengan, hampir saja hari kiamat benar-benar mendahuluiku.
Hadis diriwayatkan secara tunggal oleh Imam Ahmad di dalam kitab musnadnya.
(46) Maksudnya, قُلْ “katakanlah” wahai Rasul, kepada mereka yang mendustakan lagi keras kepala yang bersikap menolak kebenaran dan mendustakannya serta mencela orang yang membawanya, إِنَّمَا أَعِظُكُمْ بِوَاحِدَةٍ “Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja,” maksudnya satu masalah saja yang akan aku pesankan kepada kalian dan aku nasihatkan agar kalian menjalaninya. Yaitu jalan pertengahan, aku tidak mengajak kalian untuk mengikuti perkataanku dan tidak mengajak untuk meninggalkan perkataan kalian tanpa ada sebabnya yang jelas. Yaitu أَنْ تَقُومُوا لِلَّهِ مَثْنَى وَفُرَادَى “supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri,” maksudnya, supaya kalian bangkit dengan semangat dan giat serta dengan tujuan mengikuti yang benar dan ikhlas kepada Allah, saling mencari dan saling merenung secara bersama-sama dan sendiri-sendiri. Masing-masing berdialog dengan jiwanya dalam hal ini. Apabila kalian telah menghadap kepada Allah berdua-dua atau sendiri-sendiri, maka kalian telah menggunakan akal pikiran kalian sendiri, kalian telah menghargainya dan kalian telah menghayati (merenungkan) keadaan dan kondisi Rasul kalian, apakah dia seorang gila yang memiliki sifat-sifat, perbuatan-perbuatan gila dari perkataannya atau seorang Nabi nan jujur yang memberikan peringatan kepada kalian tentang sesuatu yang membahayakan kalian berupa azab yang sangat dahsyat yang ada di hadapan kalian?
Kalau saja mereka menerima dan melaksanakan nasihat ini, tentu mereka akan mengetahui lebih jelas daripada selain mereka bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ini bukanlah seorang gila, karena perilakunya tidak seperti perilaku orang-orang gila dalam pengamatan, perhatian dan pandangan mereka. Malah perilakunya adalah perilaku yang terbaik, gerakgeriknya adalah gerakgerik yang paling mulia, dan dia merupakan manusia yang paling sempurna budi pekerti dan ketenangannya, kerendahan hati dan kewibawaannya, dia tidak lain adalah lelaki yang paling matang akalnya.
Kemudian apabila mereka mengamati perkataannya yang sangat fasih dan kata-katanya yang sangat manis dan kalimat-kalimatnya yang memenuhi hati dengan rasa aman dan keimanan, menyucikan jiwa dan membersihkan hati, memotivasi untuk berakhlak mulia, memberikan rangsangan untuk berbudi pekerti nan luhur serta mencegah perilaku buruk (akhlak tidak terpuji) lagi rendahan. Ketika dia berbicara, niscaya perhatian mata terarah kepadanya sebagai bentuk segan dan menghormati serta memuliakan. Lalu apakah orang yang seperti ini sama dengan ketidaksadaran orang-orang gila, keburukan perilaku dan perkataan mereka sama dengan keadaan dan kondisi mereka?
Siapa saja yang memperhatikan kondisi dan perihal beliau, sedangkan maksudnya adalah mencari tahu, apakah dia seorang Rasul atau bukan? Apakah dia mengamati sendiri-sendiri atau bersama orang lain, maka pasti dia akan memastikan bahwa dia adalah Rasulullah sejati dan NabiNya yang sesungguhnya; apalagi orang-orang yang dijadikan lawan bicara, yang Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ itu sendiri sahabat mereka, adalah orang-orang yang mengetahui keadaan dan perihalnya dari A sampai Znya.
Katakanlah, wahai nabi Muhammad, ‘aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja, yaitu agar kamu menghadap Allah dengan ikhlas guna menemukan kebenaran. Kamu lakukan renungan itu dengan berdua-dua, yakni secara berkelompok, atau sendiri-sendiri, dalam suasana tenang, kemudian agar kamu pikirkan tentang nabi Muhammad yang sudah lama kamu kenal sebagai orang yang dapat dipercaya, lalu kamu mengatakan dia gila, lantaran dia mengajakmu untuk beriman kepada Allah. Ketahuilah, kawanmu itu tidak gila sedikit pun. Dia tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan bagi kamu sebelum menghadapi azab yang keras. ’47. Katakanlah, wahai nabi Muhammad, ‘imbalan apa pun yang aku minta kepadamu, maka manfaat imbalan itu untuk kamu. Apabila kamu menerima seruanku agar beriman dan mengesakan Allah maka manfaat iman itu adalah untuk dirimu sendiri, bukan untukku. Imbalanku hanyalah dari Allah, dan dia maha mengetahui segala sesuatu, baik yang tersembunyi maupun yang tampak. ‘.
Saba Ayat 46 Arab-Latin, Terjemah Arti Saba Ayat 46, Makna Saba Ayat 46, Terjemahan Tafsir Saba Ayat 46, Saba Ayat 46 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Saba Ayat 46
Tafsir Surat Saba Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)