{34} Saba / سبإ | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يس / Yasin {36} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Fatir فاطر (Pencipta) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 35 Tafsir ayat Ke 2.
مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۖ وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿٢﴾
mā yaftaḥillāhu lin-nāsi mir raḥmatin fa lā mumsika lahā, wa mā yumsik fa lā mursila lahụ mim ba’dih, wa huwal-‘azīzul-ḥakīm
QS. Fatir [35] : 2
Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
Apa yang Allah buka untuk manusia berupa rizki, hujan, kesehatan, ilmu dan nikmat-nikmat lainnya, tidak seorang pun yang kuasa untuk menahan rahmat tersebut. Sedangkan apa yang Allah tahan darinya, maka tidak ada seorang pun yang mampun melepaskannya sesudah-Nya. Allah Mahaperkasa yang mengalahkan segala sesuatu, Maha Bijaksana yang mengirimkan rahmat dan menahannya sejalan dengan hikmah-Nya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan bahwa apa saja yang dikehendaki-Nya pasti ada, dan apa saja yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak ada. Tiada seorang pun yang dapat mencegah apa yang Dia berikan, dan tiada seorang pun yang dapat memberi apa yang Dia cegah.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Asim, telah menceritakan kepada kami Mugirah, telah menceritakan kepada kami Amir, dari Warid maula Al-Mugirah ibnu Syu’bah yang mengatakan, bahwa sesungguhnya Mu’awiyah pernah berkirim surat kepada Al-Mugirah ibnu Syu’bah r.a. yang isinya menyebutkan, “Tuliskanlah buatku apa yang pernah engkau dengar dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ”Maka Al-Mugirah berdoa untukku, lalu aku berkirim surat dengan menuliskan, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ apabila telah selesai dari salat mengucapkan doa berikut: ‘Tidak ada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya Kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tiada seorang pun yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan, dan tiada seorang pun yang dapat memberi terhadap apa yang Engkau cegah, dan tiada seorang pun yang dapat memberikan suatu manfaat tanpa seizin dari-Mu betapapun besarnya dia.’ Dan aku pernah mendengar beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melarang banyak bicara, banyak bertanya, menghambur-hamburkan harta, mengubur anak perempuan hidup-hidup, menyakiti ibu, bersifat kikir, serta suka meminta-minta.
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini melalui berbagai jalur dari orang yang menyampaikannya.
Disebutkan pula di dalam kitab Sahih Muslim melalui Abu Sa’id Al-Khudri r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ apabila mengangkat kepalanya dari rukuk mengucapkan doa berikut:
Allah Maha Mendengar terhadap orang yang memuji-Nya, Ya Allah, Tuhan kami, bagi-Mulah segala puji sepenuh langit dan bumi dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki dari sesuatu sesudahnya. Ya Allah, Pemilik segala pujian dan keagungan, sebagai perkataan yang paling berhak diucapkan oleh seorang hamba, dan kami semua adalah hamba-Mu. Ya Allah, tiada seorang pun yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan, dan tiada seorang pun yang dapat memberi apa yang Engkau cegah, dan tidak dapat memberi manfaat apa pun keagungan seseorang di hadapan keagungan-Mu.
Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain, yaitu:
Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa atas tiap-tiap sesuatu. (Al An’am:17)
Ayat yang semakna masih banyak.
Dan Imam Malik rahimahullah telah mengatakan bahwa Abu Hurairah r.a. pernah mengatakan bahwa dahulu apabila diberi hujan, mereka mengatakan, ‘Kita diberi hujan oleh bintang Fat-h (yakni munculnya bintang itu sebelumnya),” lalu Abu Hurairah membacakan firman-Nya: Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya, dan apa saja yang ditahan oleh Allah, maka tidak seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Faathir’:2)
Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abu Hatim dari Yunus, dari Ibnu Wahb, dari Abu Hurairah r.a.:
(2) Kemudian Allah menjelaskan bahwa hanya Dia yang mengatur, memberi, dan menahan (tidak memberi), seraya ber-firman, مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ “Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah” dari mereka berupa bagian dari rahmatNya, فَلا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ “maka tidak ada seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu.” Hal ini mengharuskan ketergantungan kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ dan butuh kepadaNya dari segala sisi, dan mengharuskan tidak ada yang dimohon selain Dia, tidak ditakuti, dan tidak pula diharapkan kecuali Dia. وَهُوَ الْعَزِيزُ “Dan Dia-lah Yang Mahaperkasa” Yang menun-dukkan dan menguasai segala sesuatu, الْحَكِيمُ “lagi Mahabijaksana,” Yang meletakkan segala sesuatu pada tempat-tempatnya yang semestinya dan mendudukkannya pada kedudukannya masing-masing.
Apa saja di antara rahmat Allah, seperti kesehatan, rezeki, ilmu, dan lainnya, yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu. Dan dialah yang mahaperkasa untuk berbuat sesuai kehendak-Nya, mahabijaksana dalam setiap ketetapan-Nya. 3. Limpahan rahmat yang demikian besar harus menjadi pendorong bagi manusia untuk bersyukur. Wahai manusia! ingatlah akan nikmat Allah yang dilimpahkan kepadamu. Bersyukurlah dengan menaati perintah-Nya dan tidak mendurhakai-Nya. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi’ tentu tidak ada. Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain dia; maka mengapa kamu bisa berpaling dari tauhid’.
Fatir Ayat 2 Arab-Latin, Terjemah Arti Fatir Ayat 2, Makna Fatir Ayat 2, Terjemahan Tafsir Fatir Ayat 2, Fatir Ayat 2 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Fatir Ayat 2
Tafsir Surat Fatir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)