{34} Saba / سبإ | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يس / Yasin {36} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Fatir فاطر (Pencipta) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 35 Tafsir ayat Ke 8.
أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا ۖ فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۖ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ ﴿٨﴾
a fa man zuyyina lahụ sū`u ‘amalihī fa ra`āhu ḥasanā, fa innallāha yuḍillu may yasyā`u wa yahdī may yasyā`u fa lā taż-hab nafsuka ‘alaihim ḥasarāt, innallāha ‘alīmum bimā yaṣna’ụn
QS. Fatir [35] : 8
Maka apakah pantas orang yang dijadikan terasa indah perbuatan buruknya, lalu menganggap baik perbuatannya itu? Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Maka jangan engkau (Muhammad) biarkan dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.
Apakah orang yang amal-amal buruknya berupa kemaksiatan-kemaksiatan kepada Allah, kekufuran, penyembahan kepada Illah-Illah lain dan berhala-berhala selain Allah diperindah oleh setan sehingga dia melihatnya bagus adalah seperti orang yang diberi petunjuk oleh Allah, sehingga dia melihat yang baik adlaah baik dan yang buruk adalah buruk? Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Maka janganlah mencelakakan dirimu sendiri karena sedih terhadap kekufuran orang-orang yang tersesat itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui keburukan-keburukan mereka dan akan membalas karenanya dengan balasan paling buruk.
Dalam firman selanjutnya disebutkan:
Maka apakah orang yang dijadikan (setan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk. (Faathir’:8)
Yakni seperti halnya orang-orang kafir dan orang-orang pendurhaka, mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk, sedangkan mereka mempunyai keyakinan bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah perbuatan baik. Dengan kata lain, apakah orang yang telah disesatkan oleh Allah seperti itu, kamu mempunnyai cara untuk memberinya petunjuk? Tidak ada jalan bagimu untuk memberinya petunjuk.
Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. (Faathir’:8)
Yaitu dengan kekuasaan-Nya, maka terjadilah apa yang dikehendaki-Nya.
maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. (Faathir’:8)
Maksudnya, janganlah kamu merasa kecewa dengan hal tersebut, karena sesungguhnya Allah Mahabijaksana dalam menentukan takdir-Nya. Sesungguhnya Allah menyesatkan orang yang sesat dan memberi petunjuk orang yang mendapat petunjuk hanyalah karena pengetahuanNya yang sempurna dan hujah-Nya yang tiada taranya. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (Faathir’:8)
Ibnu Abu Hatim sehubungan dengan makna ayat ini mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Auf Al-Himsi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Kasir, dari Al-Auza’i, dari Yahya ibnu Abu Amr Asy-Syaibani atau Rabi’ah, dari Abdullah ibnu Ad-Dailami yang mengatakan bahwa ia datang kepada Abdullah ibnu Amr r.a. yang saat itu sedang berada di sebuah kebun di Taif yang dikenal dengan nama Al-Waht. Lalu Abdullah ibnu Amr berkata, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menciptakan makhluk-Nya dalam kegelapan, kemudian Dia melemparkan sebagian dari cahaya-Nya kepada mereka, maka barang siapa yang terkena cahaya-Nya pada hari itu, berarti dia mendapat petunjuk. Dan barang siapa yang luput dari cahaya-Nya berarti ia akan sesat. Karena itulah aku hanya dapat mengatakan, “Keringlah pena untuk mencatat apa yang diketahui oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Kemudian Ibnu Abu Hatim mengatakan:
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdah Al-Qazuwaini, telah menceritakan kepada kami Hasan ibnu Hassan Al-Basri, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Bisyr, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Mu’in, telah menceritakan kepada kami Ibrahim Al-Qurazyi, dari Sa’id ibnu Syurahbil, dari Zaid Abu Aufa r.a. yang mengatakan bahwa di suatu hari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ keluar menemui kami (para sahabat), lalu beliau bersabda: Segala puji bagi Allah yang memberi petunjuk dari kesesatan dan menghindarkan kesesatan dari orang yang disukai-Nya.
Hadis ini garib sekali.
(8) Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ “Maka apakah orang yang dijadikan menganggap baik” pekerjaannya yang buruk lagi keji, yang dihiasi dan diperbagus oleh setan dalam pandangan matanya, فَرَآهُ حَسَنًا “lalu ia meyakini pekerjaan itu baik.” Yakni, seperti orang yang diberi hidayah oleh Allah kepada jalan yang lurus dan Agama yang benar; apakah sama yang ini dengan yang itu?! Yang pertama melakukan amal keburukan dan memandang yang haq itu batil, sedangkan yang batil itu haq, dan orang yang kedua melakukan kebaikan dan melihat yang haq adalah haq dan yang batil adalah batil. Namun, pemberian hidayah dan penyesatan itu hanya ada di Tangan Allah جَلَّ جَلالُهُ , فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ فَلا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ “maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendakiNya dan me-nunjuki siapa yang dikehendakiNya; maka janganlah dirimu binasa ter-hadap mereka,” yakni terhadap orang-orang yang sesat di mana perbuatan-perbuatan buruk mereka pandang baik dan mereka dihalang-halangi oleh setan dari yang haq, حَسَرَاتٍ “karena kese-dihan.” Hal itu karena kewajibanmu hanyalah menyampaikan, dan sedikitpun kamu tidak berwenang memberi petunjuk kepada mereka, dan Allah-lah yang akan memberikan pembalasan kepada mereka atas amal perbuatan mereka. إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ “Sesungguh-nya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
Allah membedakan dengan sangat nyata mereka yang menjadikan setan sebagai musuh dan mereka yang menjadikannya kawan. Maka, apakah pantas orang yang dijadikan terasa indah perbuatan buruknya karena berkawan dengan setan, lalu menganggap baik perbuatannya itu’ tentu tidak pantas! sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki karena dia lebih memilih kesesatan daripada petunjuk Allah melalui rasul-Nya, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki karena dia memilih petunjuk atas izin Allah. Maka, jangan engkau, wahai nabi Muhammad, biarkan dirimu binasa karena kesedihan hatimu dan larut dalam penyesalan terhadap kesesatan dan keingkaran mereka. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat dan akan memberi balasan yang sepadan. 9. Usai menjelaskan kepastian janji Allah, kedatangan hari kiamat, dan perbedaan antara orang yang taat dengan yang ingkar serta balasan yang akan mereka peroleh, pada ayat ini Allah menunjukkan tanda-tanda kekuasan-Nya di alam semesta sekaligus menjadi perumpamaaan terjadinya hari kebangkitan. Dan Allah-lah yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka kami arahkan awan yang mengan-dung air itu ke suatu negeri yang mati, yakni tandus, lalu turunlah hujan dan dengan hujan itu lalu kami hidupkan bumi setelah mati, yakni kering. Seperti itulah kebangkitan itu akan terjadi.
Fatir Ayat 8 Arab-Latin, Terjemah Arti Fatir Ayat 8, Makna Fatir Ayat 8, Terjemahan Tafsir Fatir Ayat 8, Fatir Ayat 8 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Fatir Ayat 8
Tafsir Surat Fatir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)