{34} Saba / سبإ | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يس / Yasin {36} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Fatir فاطر (Pencipta) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 35 Tafsir ayat Ke 19.
وَمَا يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ﴿١٩﴾
wa mā yastawil-a’mā wal-baṣīr
QS. Fatir [35] : 19
Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat,
Tidak sama, orang yang buta terhadap agama Allah dengan orang yang bisa melihat jalan kebenaran dan mengikutinya.
Sebagaimana tidak sama di antara segala sesuatu yang beraneka ragam dan bertentangan, seperti buta dan melihat, yang jelasnya keduanya jauh berbeda. Sebagaimana tidak sama antara gelap dan terang, tidak pula antara naungan dan terik matahari, maka berbeda pula antara orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Ini merupakan tamsil atau perumpamaan yang dibuat oleh Allah untuk menggambarkan orang-orang mukmin diumpamakan sebagai orang-orang yang hidup, sedangkan orang-orang kafir diumpamakan oleh Allah sebagai orang-orang yang mati, sebagaimana yang disebutkan pula dalam ayat lain melalui firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan:
Dan apakah orang yang sudah mati, kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya? (Al An’am:122)
(19-23) Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan bahwa sesungguhnya tidak sama dalam hikmah (kebijaksanaan) Allah hal-hal yang berla-wanan dan dalam apa-apa yang telah Allah letakkan dalam fitrah hamba-hambaNya. Maka tidaklah وَمَا يَسْتَوِي الأعْمَى “sama orang yang buta ,” yaitu yang daya penglihatannya rusak, وَالْبَصِيرُ وَلا الظُّلُمَاتُ وَلا النُّورُ وَلا الظِّلُّ وَلا الْحَرُورُ وَمَا يَسْتَوِي الأحْيَاءُ وَلا الأمْوَاتُ “dengan orang yang me-lihat. Dan tidak pula sama gelap gulita dengan cahaya. Dan tidak pula sama yang teduh dengan yang panas, dan tidak pula sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati.” Sebagaimana telah kalian akui dan tidak ada keraguan bahwa hal-hal yang disebutkan ini tidak sama, maka demikian pula, hendaklah kalian ketahui bahwa tidak adanya kesamaan di antara hal-hal yang berlawanan yang bersifat spiritual tentu lebih utama dan lebih utama. Maka tidak sama orang yang beriman dengan orang yang kafir, tidak sama orang yang mendapat petunjuk dengan orang yang sesat, tidak sama orang yang berilmu dengan orang yang bodoh, tidak sama pula para penghuni surga dengan para penghuni neraka, dan tidak juga orang-orang yang hatinya hidup dengan orang-orang hatinya mati.
Perbedaan dan perselisihan yang ada di antara hal-hal terse-but sangat banyak sekali, hanya Allah yang mengetahuinya secara pasti. Lalu, apabila Anda telah mengetahui tingkatan-tingkatan-(nya) dan Anda dapat membedakan segala sesuatu, dan apa yang sepantasnya diperlombakan untuk diraih itu sudah menjadi jelas dari lawannya, maka hendaklah orang yang mempunyai tekad sungguh-sungguh memilih untuk dirinya apa yang lebih utama baginya dan lebih berhak diutamakan.
إِنَّ اللَّهَ يُسْمِعُ مَنْ يَشَاءُ “Sesungguhnya Allah memberikan pendengaran kepada siapa yang dikehendakiNya,” pendengaran untuk memahami dan menerima. Sebab Allah-lah Yang memberi petunjuk dan taufik.
وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي الْقُبُورِ “Dan kamu sekali-kali tiada sanggup men-jadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar.” Maksudnya, orang-orang yang mati hatinya. Atau, sebagaimana seruanmu tidak berguna bagi para penghuni kubur sedikitpun, maka demikian pula tidak berguna bagi pembangkang lagi keras kepala sedikitpun. Kewajibanmu hanyalah memberikan peringatan dan menyampai-kan apa yang karenanya kamu diutus, baik ucapanmu diterima ataupun tidak. Maka dari itu Dia berfirman, إِنْ أَنْتَ إِلا نَذِيرٌ “Kamu tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan.”
19-21. Usai menjelaskan bahwa yang mau menerima peringatan dari nabi adalah mereka yang takut kepada Allah dan menjalankan salat, pada ayat-ayat berikut Allah mendatangkan perumpamaan perbedaan antara orang mukmin dengan orang kafir. Dan tidaklah sama orang yang buta mata dan hatinya sehingga tidak dapat melihat dan menerima kebenaran, dengan orang yang melihat mata dan hatinya sehingga mau menerima kebenaran, dan tidak pula sama antara gelap gulita, yakni kesesatan atau kekafir-an, dengan cahaya, yakni petunjuk atau iman, dan tidak pula sama antara yang teduh, yakni kenyamanan dan ketenangan di surga, dengan yang panas, yakni pedihnya siksa neraka
Fatir Ayat 19 Arab-Latin, Terjemah Arti Fatir Ayat 19, Makna Fatir Ayat 19, Terjemahan Tafsir Fatir Ayat 19, Fatir Ayat 19 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Fatir Ayat 19
Tafsir Surat Fatir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)