{34} Saba / سبإ | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يس / Yasin {36} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Fatir فاطر (Pencipta) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 35 Tafsir ayat Ke 39.
هُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ فِي الْأَرْضِ ۚ فَمَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ ۖ وَلَا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ إِلَّا مَقْتًا ۖ وَلَا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ إِلَّا خَسَارًا ﴿٣٩﴾
huwallażī ja’alakum khalā`ifa fil-arḍ, fa mang kafara fa ‘alaihi kufruh, wa lā yazīdul-kāfirīna kufruhum ‘inda rabbihim illā maqtā, wa lā yazīdul-kāfirīna kufruhum illā khasārā
QS. Fatir [35] : 39
Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi. Barangsiapa kafir, maka (akibat) kekafirannya akan menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang kafir itu hanya akan menambah kemurkaan di sisi Tuhan mereka. Dan kekafiran orang-orang kafir itu hanya akan menambah kerugian mereka belaka.
Allah yang menejadikan kalian (wahai manusia), sebagian meneruskan sebagian yang lain di muka bumi. Barangsiapa di antara kalian mengingkari keesaan Allah, maka kerugian dan kekufuran atas dirinya, kekufuran orang-orang kafir di sisi Rabb mereka tidak menambah kecuali kebencian dan kemarahan, kekufuran mereka kepada Allah tidak menambah mereka kecuali kesesatan dan kebinasaan.
Selanjutnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. (Faathir’:39)
Yakni suatu kaum menggantikan kaum yang lain sebelum mereka dan suatu generasi datang menggantikan generasi yang sebelumnya. Sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi (An Naml:62)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Barang siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. (Faathir’:39)
Yakni sesungguhnya akibat dari perbuatan kafirnya itu akan memudaratkan dirinya sendiri, bukan orang lain.
Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya. (Faathir’:39)
Yakni selama mereka berada dalam kekufurannya, maka Allah terus-menerus murka terhadap mereka, dan selama mereka masih tetapi kafir, mereka merugikan dirinya sendiri dan keluarganya kelak di hari kiamat. Berbeda keadaannya dengan orang-orang mukmin, karena sesungguhnya manakala seseorang dari mereka diberi usia panjang dan beramal baik, maka derajatnya makin tinggi, begitu pula kedudukannya di dalam surga’ Pahala yang diterimanya bertambah dan Tuhan yang menciptakannya makin mencintai dan menyukainya.
(39) Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan tentang kemahasempurnaan hikmah dan rahmatNya terhadap hamba-hambaNya, yaitu bahwa sesungguhnya Dia telah menetapkan dengan ketetapan takdirNya yang azali untuk menjadikan sebagian mereka menggantikan seba-gian yang lain di bumi ini dan mengutus pada setiap umat seorang rasul yang memberikan peringatan, lalu Dia memperhatikan ba-gaimana mereka berbuat.
فَمَنْ كَفَرَ “Barangsiapa yang kafir” kepada Allah dan kepada apa-apa yang disampaikan oleh para RasulNya, maka akibat buruk kekafirannya pasti menimpa dirinya sendiri, dosa dan siksaannya melanda dirinya sendiri, tidak ada seorang pun yang akan menang-gungnya; dan kekafiran orang yang kafir itu hanya menambah ke-bencian dan kemurkaan RabbNya terhadap dirinya. Siksaan apakah yang lebih besar daripada murka Rabb yang Mahasuci?
وَلا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ إِلا خَسَارًا “Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.” Mak-sudnya, merugikan diri mereka sendiri dan keluarga, (menyia-nyiakan) amal perbuatan serta (gagal meraih) tempat-tempat tinggal mereka di surga. Jadi, orang yang kafir itu selalu makin bertambah sengsara, rugi dan hina di sisi Allah dan di sisi makhlukNya.
Di antara bukti kekuasaan-Nya adalah bahwa dialah yang menjadikan kamu, wahai manusia, sebagai khalifah-khalifah, yakni penguasa-penguasa yang datang silih berganti dari generasi ke generasi untuk menebarkan kemakmuran di bumi. Barang siapa kafir kepada Allah, maka akibat kekafirannya akan menimpa dirinya sendiri dan tidak sedikit pun berpengaruh kepada kekuasaan dan kebesaran Allah. Dan kekafir-an orang-orang kafir itu, yakni tetap memilih kufur dan menolak per-ingatan Allah melalui rasulullah, hanya akan menambah kemurkaan terhadap mereka di sisi tuhan mereka. Dan kekafiran orang-orang kafir itu hanya akan menambah kerugian mereka belaka, baik di dunia maupun di akhirat. 40. Untuk menunjukkan bukti bagi kekuasaan-Nya, Allah meminta nabi berdialog dengan orang-orang kafir yang meyakini Allah mempunyai sekutu. Katakanlah, wahai nabi Muhammad, kepada orang-orang kafir itu, ‘terangkanlah olehmu tentang sekutu-sekutumu yang kamu seru dan sembah selain Allah!’ apa yang mendorong kamu menyembah dan minta pertolongan kepada mereka’ mampukan mereka menciptakan sesuatu’ perlihatkanlah kepada-ku bagian manakah dari bumi ini yang telah mereka ciptakan; ataukah mereka mempunyai peran serta dalam penciptaan langit; atau adakah kami memberikan kitab kepada mereka sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas darinya bahwa Allah mempunyai sekutu-sekutu yang mereka sembah itu’ pasti tidak ada! sebenarnya orang-orang zalim itu, sebagian mereka hanya menjanjikan tipuan belaka kepada sebagian yang lain, antara lain dengan mengatakan bahwa sembahan selain Allah itu akan memberi syafaat kepada pe-nyembahnya. Janji-janji itu adalah kebohongan belaka.
Fatir Ayat 39 Arab-Latin, Terjemah Arti Fatir Ayat 39, Makna Fatir Ayat 39, Terjemahan Tafsir Fatir Ayat 39, Fatir Ayat 39 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Fatir Ayat 39
Tafsir Surat Fatir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)