{37} As-Saffat / الصافات | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الزمر / Az-Zumar {39} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Shad ص (Shaad) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 38 Tafsir ayat Ke 7.
مَا سَمِعْنَا بِهَـٰذَا فِي الْمِلَّةِ الْآخِرَةِ إِنْ هَـٰذَا إِلَّا اخْتِلَاقٌ ﴿٧﴾
mā sami’nā bihāżā fil-millatil-ākhirati in hāżā illakhtilāq
QS. Shad [38] : 7
Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir; ini (mengesakan Allah), tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan,
Apa yang dia dakwahkan belum pernah kami dengar di kalangan leluhur kami orang-orang Quraisy, dan dalam agama Nasrani. Apa yang dia sampaikan hanyalah kedustaan dan kebohongan.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang menyitir ucapan mereka, yaitu:
Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir. (Shaad:7)
Yakni kami belum pernah mendengar ajaran tauhid yang diserukan oleh Muhammad ini dalam agama yang terakhir.
Menurut Mujahid, Qatadah, dan Abu Zaid, yang mereka maksudkan adalah agama orang-orang Quraisy.
Selain mereka mengatakan bahwa agama yang dimaksud adalah agama Nasrani, menurut Muhammad ibnu Ka’b dan As-Saddi. Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., bahwa makna yang dimaksud ialah, “Kami belum pernah mendengar ini dalam agama yang terakhir, yakni agama Nasrani.” Dan mereka mengatakan bahwa sekiranya Al-Qur’an ini benar, tentulah orang-orang Nasrani menceritakannya kepada kami.
Ini tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan. (Shaad:7)
Mujahid dan Qatadah mengatakan bahwa ikhtilaq ialah dusta. Ibnu Abbas mengatakan bahwa ikhtilaq ialah dugaan.
{مَا سَمِعْنَا بِهَذَا}”Kami tidak pernah mendengar hal ini,” artinya paham yang dikatakannya dan agama yang diserukannya {فِي الْمِلَّةِ الآخِرَةِ} “dalam agama yang terakhir,” maksudnya, pada masa terakhir, kita tidak menjumpainya sebagai anutan bapak-bapak kita, dan tidak pula bapak-bapak kita menjumpainya dari nenek moyang mereka. Maka teruslah kalian berpegang kepada apa yang dianut oleh bapak-bapak kalian, sebab itulah yang haq. Sedangkan apa yang diserukan oleh Muhammad itu hanyalah perbuatan mengada-ada yang dilakukannya dan kedustaan yang direkayasanya!
Ini juga satu syubhat (kerancuan) dan sejenis dengan syubhat mereka yang pertama, di mana mereka menolak kebenaran dengan sesuatu yang bukan argumen untuk menolak pendapat yang sangat sederhana, yaitu pendapat yang berlawanan dengan paham yang dianut oleh bapak-bapak mereka yang sesat. Di mana yang bisa menunjukkan kepalsuannya?!
Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir, yaitu nasrani, yang meyakini ajaran trinitas. Ajaran tauhid ini tidak lain ha-Nyalah kedustaan yang diada-adakan oleh Muhammad. 8. Mengapa Al-Qur’an itu diturunkan kepada Muhammad padahal dia berasal dari kalangan jelata, bukan kepada orang terpandang di antara kita” (lihat pula: surah az-zukhruf/43: 31). Allah menegaskan, ‘sebenarnya mereka ragu-ragu terhadap Al-Qur’an yang turun dari sisi-ku karena kedengkian hati mereka, tetapi mereka belum merasakan azab-ku atas keingkaran mereka. Kelak mereka pasti akan merasakannya. “.
Shad Ayat 7 Arab-Latin, Terjemah Arti Shad Ayat 7, Makna Shad Ayat 7, Terjemahan Tafsir Shad Ayat 7, Shad Ayat 7 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Shad Ayat 7
Tafsir Surat Shad Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)