{37} As-Saffat / الصافات | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الزمر / Az-Zumar {39} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Shad ص (Shaad) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 38 Tafsir ayat Ke 33.
رُدُّوهَا عَلَيَّ ۖ فَطَفِقَ مَسْحًا بِالسُّوقِ وَالْأَعْنَاقِ ﴿٣٣﴾
ruddụhā ‘alayy, fa ṭafiqa mas-ḥam bis-sụqi wal-a’nāq
QS. Shad [38] : 33
”Bawalah semua kuda itu kembali kepadaku.” Lalu dia mengusap-usap kaki dan leher kuda itu.
Kembalikan kepadaku kuda-kuda yang telah aku lihat tadi. Maka ia pun dikembalikan kepadanya, lantas dia mulai menebas kaki-kaki dan leher-lehernya dengan pedang untuk mendekatkan diri kepada Allah, karena ia menjadi sebab dirinya melalaikan shalat. Mendekatkan diri kepada Allah dengan menyembelih kuda disyariatkan dalam ajaran Sulaiman.
Di antara mereka ada pula yang berpendapat bahwa hal tersebut diperbolehkan di saat perang sedang berkecamuk, beradu senjata dan kontak tubuh dengan musuh sehingga salat tidak mungkin dapat dilaksanakan, dan rukuk tidak dapat dilakukan, serta sujud pun tidak dapat. Hal ini telah dilakukan oleh para sahabat saat mereka menaklukkan Tustur. Riwayat ini dinukil dari Mak-hul, dan Al-Auaz’i serta selain keduanya. Akan tetapi, pendapat yeng pertamalah yang lebih mendekati kebenaran, karena dalam ayat berikutnya disebutkan oleh firman-Nya:
(Ia Berkata), “Bawalah semua kuda itu kembali kepadaku!” Lalu ia menebas kaki dan leher kuda itu. (Shaad:33)
Al-Hasan Al-Basri mengatakan, “Tidak,” Sulaiman berkata, “Demi Allah, janganlah engkau melalaikanku dari menyembah Tuhanku, sekarang engkau harus menerima pembalasannya?” Kemudian Sulaiman memerintahkan agar kuda-kuda itu ditangkap, lalu disembelih.
Hal yang sama dikatakan oleh Qatadah. As-Saddi mengatakan bahwa Sulaiman menebas batang leher dan pergelangan kaki kuda-kuda itu.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi Sulaiman mengusap-usap leher dan kaki kuda itu.
Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir. Ibnu Jarir mengatakan, tidaklah mungkin Sulaiman a.s. menyiksa hewan dengan menyembelihnya, yang berarti dia telah memusnahkan sebagian dari hartanya tanpa penyebab. Hanya karena alasan harta tersebut dia lalai dari salatnya karena keasyikan memandangnya, sedangkan kuda itu tidak mempunyai dosa.
Pendapa yang diperkuat oleh Ibnu Jarir ini masih perlu diteliti kebenarannya, karena barangkali hal seperti itu diperbolehkan menurut syariat mereka, terlebih lagi jika marah yang diakibatkannya adalah demi karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى disebabkan kuda tersebut menjadi penyebab dia lupa dari salatnya hingga waktu salat habis. Oleh karena itulah setelah Nabi Suliman a.s. membebaskan dirinya dari kuda-kuda itu, maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menggantinya dengan kendaraan yang jauh lebih baik daripada kuda-kuda itu. Yaitu angin yang dapat membawanya pergi ke mana pun yang dia perintahkan, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan satu bulan, dan perjalanannya di waktu petang hari sama dengan perjalanan satu bulan. Hal ini jelas jauh lebih baik dari kuda.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnul Mugirah, dari Humaid ibnu Hilal, dari Abu Qatadah dan Abud Dahma yang keduanya sering melakukan perjalanan ke Baitullah. Keduanya mengatakan bahwa kami mendatangi seorang lelaki Badui, lalu lelaki Badui itu berkata kepada kami bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah memegang tangannya, kemudian mengajarinya apa yang telah diajarkan oleh Allah kepadanya. Lalu beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya kamu tidak sekali-kali meninggalkan sesuatu karena takut kepada Allah, melainkan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan memberimu (sebagai gantinya) hal yang lebih baik dari itu.
31-33. Maka dari itu, tatkala diperlihatkan kepadanya kuda-kuda yang gagah lagi sangat kencang larinya. “yang tenang,” maksudnya, yang salah satu cirinya adalah ash-shufun, yaitu salah satu kakinya terangkat tinggi saat berdiri, dan itu merupakan pemandangan yang sangat indah dan kegagahan yang sangat menakjubkan, terutama bagi orang yang membutuhkannya, seperti para raja. Kuda-kuda itu pun terus diperlihatkan kepadanya hingga matahari hilang dari penglihatan. Dengan demikian kuda-kuda itu telah membuatnya lupa melakukan shalat di waktu sore dan berdzikir.
Lalu ia berkata dengan penuh penyesalan atas apa yang telah terjadi dari dirinya dan sebagai taqarrubnya kepada Allah disebabkan apa yang telah membuatnya lupa mengingatNya, dan demi mengutamakan cinta Allah atas cinta kepada yang lain, “Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik ini.” Kata aku menyukai mengandung makna (aku lebih mengutamakan). Artinya, aku lebih mengutamakan suka kepada barang baik ini, yaitu harta pada umumnya, dan yang dimaksud di sini adalah kuda. “Sehingga aku lalai mengingat Rabbku sampai kuda itu hilang dari pandangan. Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku.” Maka mereka pun mengembalikannya. “Lalu ia” pada kuda-kuda itu “mengusap-usap kaki dan lehernya.” Maksudnya, beliaupun lalu memotongnya dengan pedangnya pada bagian leher dan kakinya.
Lalu nabi sulaiman berkata kepada pelatih kuda, ‘bawalah semua kuda itu kembali kepadaku. ‘ lalu dia pun mengusap-usap kaki dan leher kuda itu sebagai wujud syukurnya kepada Allah. 34. Dan kami tidak hanya mencurahkan karunia kepada nabi sulaiman. Sungguh, kami pun telah menguji nabi sulaiman dengan penyakit yang menyebabkan hilangnya kekuatan yang dimilikinya, dan karena itu kami jadikan dia hanya mampu tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh yang lemah tak berdaya, kemudian dia pun menyadari kelalaiannya dan bertobat kepada Allah.
Shad Ayat 33 Arab-Latin, Terjemah Arti Shad Ayat 33, Makna Shad Ayat 33, Terjemahan Tafsir Shad Ayat 33, Shad Ayat 33 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Shad Ayat 33
Tafsir Surat Shad Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)