{38} Shad / ص | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | غافر / Ghafir {40} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Az-Zumar الزمر (Rombongan-Rombongan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 39 Tafsir ayat Ke 8.
۞ وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا ۖ إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ ﴿٨﴾
wa iżā massal-insāna ḍurrun da’ā rabbahụ munīban ilaihi ṡumma iżā khawwalahụ ni’matam min-hu nasiya mā kāna yad’ū ilaihi ming qablu wa ja’ala lillāhi andādal liyuḍilla ‘an sabīlih, qul tamatta’ bikufrika qalīlan innaka min aṣ-ḥābin-nār
QS. Az-Zumar [39] : 8
Dan apabila manusia ditimpa bencana, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali (taat) kepada-Nya; tetapi apabila Dia memberikan nikmat kepadanya dia lupa (akan bencana) yang pernah dia berdoa kepada Allah sebelum itu, dan diadakannya sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah, “Bersenang-senanglah kamu dengan kekafiranmu itu untuk sementara waktu. Sungguh, kamu termasuk penghuni neraka.”
Bla manusia diterpa oleh ujian, kesulitan dan penyakit, maka dia mengingat Rabb-nya, dia memohon dan berdoa kepada-Nya. Kemudian bila Allah menjawabnya dan mengangkat kesulitannya serta menggantinya dengan kenikmatan-Nya, maka dia lupa terhadap permohonannya kepada Rabb-nya saat dia memerlukan-Nya, dan diapun mempersekutukan-Nya dengan sesuatu untuk menyesatkan orang lain sehingga tidak beriman dan tidak taat kepada Allah. Katakanlah kepadanya (wahai Rasul) seraya mengancam mereka: Silakan menikmati kekufuran kalian sebentar saja sampai kematian datang kepadamu dan ajalmu pun habis, sesungguhnya kamu termasuk penduduk neraka yang kekal di dalamnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan apabila manusia itu ditimpa kemudaratan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya. (Az-Zumar: 8)
Yaitu disaat terdesak ia berendah diri memohon pertolongan hanya kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterima kasih. (Al-Isra: 67)
Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya dalam surat ini:
kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya, lupalah dia akan kemudaratan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu. (Az-Zumar: 8)
Yakni dalam keadaan sejahtera dan makmur dia lupa terhadap doa dan tadarru’ yang pernah ia panjatkan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain, yaitu:
Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. (Yunus: 12)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) darijalan-Nya. (Az-Zumar: 8)
Yaitu dalam keadaan sejahtera dia mempersekutukan Allah menjadikan bagi-Nya tandingan-tandingan.
Katakanlah; “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.” (Az-Zumar: 8)
Yakni katakanlah kepada orang yang keadaannya demikian dan jalan hidupnya seperti itu, “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu sedikit waktu.’ Ini merupakan ancaman yang keras dan janji yang pasti, semakna dengan firman-Nya:
Katakanlah, “Bersenang-senanglah kamu karena sesungguhnya tempat kembalimu ialah neraka.” (Ibrahim: 30)
Dan firman-Nya:
Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras. (Luqman: 24)
Allah جَلَّ جَلالُهُmemberitakan tentang kemurahan, kebaikan, dan karuniaNya kepada hambaNya, dan betapa minimnya syukur sang hamba kepadaNya, dan bahwa pada saat dia ditimpa kesem-pitan, seperti sakit, kefakiran, atau terjebak ke dalam suatu kesulitan di laut atau lainnya, sedangkan dia mengetahui saat itu bahwasa-nya tidak ada yang bisa menyelamatkannya dalam kondisi seperti itu kecuali Allah, maka mereka pun berdoa kepadaNya dengan merendahkan diri lagi kembali, dia benar-benar meminta perto-longan kepadaNya agar dibebaskan dari apa yang tengah menim-panya dan ia benar-benar memelas berdoa, {ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ} “Kemudian apabila Dia memberikan,” yakni, Allah memberikan {نِعْمَةً مِنْهُ} “nik-mat(Nya) kepadanya” seperti, ia dibebaskan dari marabahaya dan kesempitan {نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ}”lupalah dia kepada apa yang dia berdoa kepadaNya sebelum itu.” Maksudnya, ia lupa kepada mara-bahaya tersebut yang karenanya dia telah berdoa kepada Allah, dan ia terus berjalan seolah-olah ia belum pernah ditimpa mara-bahaya dan ia terus dalam kesyirikannya, {وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ}”dan dia mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan dari jalanNya.” Maksudnya, menyesatkan dirinya dan menyesatkan orang lain, karena penyesatan itu merupakan bagian dari kesesatan; yang disebutkan adalah konsekuensi dari yang lazim untuk me-nunjukkan kepada yang lazim itu sendiri.
{قُلْ} “Katakanlah” kepada si pembangkang yang mengganti nikmat Allah dengan kekafiran ini, {تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلا إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ} “Ber-senang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguh-nya kamu termasuk penghuni neraka,” maka sama sekali tidak akan berguna bagimu apa yang kamu bersenang-senang dengannya apabila tempat tinggal terakhirnya adalah neraka.
{أَفَرَأَيْتَ إِنْ مَتَّعْنَاهُمْ سِنِينَ ثُمَّ جَاءَهُمْ مَا كَانُوا يُوعَدُونَ مَا أَغْنَى عَنْهُمْ مَا كَانُوا يُمَتَّعُونَ}
“Maka bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun, kemudian datang kepada mereka azab yang telah diancamkan kepada mereka, niscaya tidak berguna bagi mereka apa yang dulu mereka nikmati.” (Asy-Syu’ara`: 205-207).
Ayat ini berbicara tentang tabiat manusia. Dan apabila manusia ditimpa bencana, kesulitan, atau apa saja yang tidak menyenangkan, dia memohon pertolongan kepada tuhannya dengan kembali taat dan mendekatkan diri kepada-Nya. Tetapi apabila dia memberikan nikmat, kekayaan, atau sesuatu yang menyenangkan kepadanya, dia lupa akan bencana yang pernah dia berdoa kepada Allah agar selamat darinya sebelum kenikmatan itu datang, dan diadakannya sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan manusia dari jalan-Nya, yaitu islam. Wahai nabi Muhammad, katakanlah kepada mereka, ‘bersenang-senanglah kamu sementara waktu dengan kekafiranmu itu sampai kematian menjemputmu. Sungguh, kamu termasuk penghuni neraka di akhirat kelak. ‘9. Wahai orang kafir, siapakah yang lebih mulia di sisi Allah; kamu yang memohon kepada-Nya hanya saat tertimpa bencana ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan membaca Al-Qur’an, salat, dan berzikir dalam sujud dan berdiri karena cemas dan takut kepada azab Allah di akhirat dan mengharapkan rahmat tuhannya’ wahai nabi Muhammad, katakanlah, ‘apakah sama orang-orang yang mengetahui, berilmu, berzikir, dan melaksanakan salat, dengan orang-orang yang tidak mengetahui, tidak berilmu, dan selalu mengikuti nafsunya” sebenarnya hanya orang yang berakal sehat dan berpikiran jernih yang dapat menerima pelajaran serta mampu membedakan antara kebenaran dan kebatilan.
Az-Zumar Ayat 8 Arab-Latin, Terjemah Arti Az-Zumar Ayat 8, Makna Az-Zumar Ayat 8, Terjemahan Tafsir Az-Zumar Ayat 8, Az-Zumar Ayat 8 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Az-Zumar Ayat 8
Tafsir Surat Az-Zumar Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)