{39} Az-Zumar / الزمر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | فصلت / Fussilat {41} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ghafir غافر (Yang Maha Pengampun) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 40 Tafsir ayat Ke 9.
وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ ۚ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿٩﴾
wa qihimus-sayyi`āt, wa man taqis-sayyi`āti yauma`iżin fa qad raḥimtah, wa żālika huwal-fauzul-‘aẓīm
QS. Ghafir [40] : 9
dan peliharalah mereka dari (bencana) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (bencana) kejahatan pada hari itu, maka sungguh, Engkau telah menganugerahkan rahmat kepadanya dan demikian itulah kemenangan yang agung.”
Tepislah dari mereka akibat buruk dari keburukan mereka, jangan menyiksa mereka karenanya. Dan barangsiapa yang Engkau lindungi dari akibat buruk perbuatannya di hari perhitungan, maka Engkau telah merahmatinya dan memberi nikmat kepadanya dengan keselamatan dari siksa-Mu, dan hal itu adalah kemenangan yang besar di mana tiada kemenangan sepertinya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. (Al-Mu’min: 9)
Yaitu dari perbuatan jahat atau dari balasan kejahatan yang dilakukannya.
Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu (hari kiamat), maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya. (Al-Mu’min: 9)
Yakni Engkau telah belas kasihan kepadanya dan Engkau selamatkan dia dari hukuman.
dan itulah kemenangan yang besar. (Al-Mu’min: 9)
الْحَكِيمُ “Dan peliharalah mereka dari keburukan,” yakni, dari amal perbuatan jahat dan balasannya, sebab ia akan mendatangkan keburukan bagi pelakunya.
وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ “Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari keburukan pada hari itu,” maksudnya, pada Hari Kiamat, فَقَدْ رَحِمْتَهُ “maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya,” sebab rahmatMu terus tercurah kepada manusia, tidak ada yang bisa menghalanginya kecuali dosa mereka dan amal perbuatan buruk mereka. Maka siapa saja yang Engkau pelihara dari keburukan dan Engkau bimbing ia untuk beramal kebajikan dan memperoleh pahalanya yang sangat besar, وَذَلِكَ “dan itulah,” yakni, hilangnya hal-hal yang membahayakan karena dipelihara dari keburukan-keburukan dan karena tercapainya hal-hal yang disukai dengan tercapainya rahmat itu, هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ “adalah kemenangan yang besar” yang tidak ada kemenangan yang sebanding dengan-nya dan tidak ada pula yang diperlombakan oleh manusia yang lebih baik darinya.
Doa para malaikat di atas mengandung dalil sempurnanya pengetahuan mereka tentang Tuhannya, juga (disyariatkannya) bertawasul kepada Allah dengan nama-namaNya yang indah yang Dia suka kalau hamba-hambaNya bertawasul kepadaNya dengan nama-nama tersebut dan memohon dengan apa-apa yang sangat pantas untuk dijadikan doa kepadaNya. Oleh karena doa mereka demi tercapainya rahmat dan dihapusnya segala bekas dosa yang telah dikerjakan oleh jiwa manusia yang telah diketahui oleh Allah kelemahan dan akibatnya karena kemaksiatan-kemaksiatan yang telah dilakukannya, dan prinsip-prinsip serta sebab-sebab lainnya yang semua itu telah diketahui Allah, maka para malaikat bertawa-sul dengan اَلرَّحِيْمُ dan اَلْعَلِيْمُ (Yang Maha Pengasih lagi Maha Mengetahui).
(Doa di atas juga) mengandung makna kesempurnaan etika (adab) mereka terhadap Allah جَلَّ جَلالُهُ, di mana mereka mengikrarkan rububiyahNya terhadap mereka dengan rububiyah yang umum dan yang khusus, dan ikrar mereka bahwa mereka sama sekali tidak memiliki wewenang sedikitpun. Doa yang mereka lakukan kepada Allah itu benar-benar hanya berasal dari hamba yang faqir (butuh) dari segala sisinya, tidak pernah berjasa sedikitpun kepada Rabb, melainkan semua itu adalah murni merupakan karunia Allah, kemurahan dan kebaikanNya. Dan ia juga mengandung makna sikap sempurna mereka yang selalu sejalan dengan kehendak Allah, yaitu mencintai amal perbuatan apa saja yang dicintaiNya, yang sebenarnya ia adalah berupa amal ibadah yang mereka lakukan, dan mereka bersungguh-sungguh seperti kesungguhan orang-orang yang mencintai, dan dari para pengabdi yang mana mereka adalah orang-orang Mukmin yang dicintai Allah جَلَّ جَلالُهُ di antara makhlukNya.
Semua makhluk yang mukallaf itu dibenci oleh Allah kecuali orang-orang yang beriman di antara mereka. Dan di antara bentuk kecintaan para malaikat kepada mereka adalah mereka berdoa kepada Allah dan berusaha keras untuk kebaikan kondisi mereka. Sebab doa bagi seseorang adalah merupakan bukti yang paling tinggi yang menunjukkan kecintaannya (kepada orang yang didoakannya), ia tidak akan berdoa kecuali untuk orang yang dicintainya.
Dan juga mengandung makna tentang apa yang Allah uraikan dan rincikan dari doa mereka setelah FirmanNya, وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا “Mereka memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman,” yaitu peringatan yang sangat lembut tentang bagaimana mentadabburi (menghayati) KitabNya, dan seharusnya orang yang menghayati, tidak berhenti hanya sekedar pada lafazhnya saja, melainkan semestinya ia menghayati makna yang terkandung di dalam lafazh itu. Lalu apabila ia telah memahaminya dengan pemahaman yang benar sebagaimana mestinya, maka ia mencermati dengan akal pikirannya kepada perintah (yang terkandung dalam lafazh tersebut. Pent) dan kepada metode-metode yang dapat mengantarkan kepadanya, kepada apa-apa yang tidak akan bisa tercapai kecuali dengannya, dan kepada apa yang menjadi sandarannya, lalu memastikan bahwa itulah yang Allah kehendaki, dan sebagaimana Dia pastikan bahwa Dia menghendaki makna khusus yang dikandung oleh lafazh itu. Dan yang wajib dipastikan bahwa Allah menghendakinya adalah dua hal: Pertama, pengetahuan dan keyakinannya bahwasanya makna tersebut termasuk bagian dari makna (lafazh) dan yang dimaksud. Kedua, pengetahuannya bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, dan bahwa Allah memerintah hamba-hambaNya untuk menghayati makna-makna kitabNya. Dialah yang menginformasikan bahwa kitabNya itu adalah petunjuk, cahaya, dan penjelasan bagi segala sesuatu, dan ia adalah ungkapan (perkataan) yang paling fasih dan paling jelas. Maka dengan demikian seseorang akan memperoleh ilmu yang sangat agung dan kebaikan yang berlimpah sesuai dengan bimbingan Allah kepadanya.
Dan di dalam tafsir kami ini terdapat hal-hal seperti ini yang sangat banyak sekali, Allah telah mengaruniakan kepada kami, yang kadang-kadang pada sebagian ayat tidak tampak bagi orang yang tidak merenungkan akan kebenaran makna tersebut. Kami memohon kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ, semoga Dia berkenan membukakan kepada kami sebagian dari perbendaharaan rahmatNya yang menjadi sebab bagi kebaikan (keshalihan) kondisi kami dan kondisi kaum Muslimin. Kami tidak memiliki selain ketergantungan kepada kemurahanNya dan bertawasul dengan kebaikanNya yang terus kami panjatkan pada setiap saat dan setiap waktu. Dan kami memohon kepadaNya sebagian dari karuniaNya untuk memelihara kami dari kejahatan jiwa kami yang selalu menjadi penghalang dan rintangan untuk memperoleh rahmatNya. Sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Pemberi, yang telah mengaruniakan segala sebab-sebab dan faktor-faktornya.
Dan doa itu juga mengandung makna bahwa pendamping, yaitu seperti istri, anak, dan sahabat akan merasa berbahagia dengan teman karibnya, dan bahkan hubungannya dengannya menjadi sebab bagi kebaikan yang ia raih di luar amalnya dan menjadi sebab amalnya, sebagaimana para malaikat mendoakan orang-orang Mukmin dan orang-orang shalih dari bapak-bapak mereka, istri-istri, dan anak keturunan mereka.
Jadi, harus ada keshalihan mereka, sebab Allah berfirman, وَمَنْ صَلَحَ “Dan orang-orang shalih,” barulah yang demikian itu merupakan hasil dari amal mereka. Wallahu a’lam.
Permohonan para malaikat selanjutnya, ‘dan ya Allah tuhan kami yang maha pemurah, peliharalah mereka dari bencana kejahatan. Dan orang-orang yang engkau pelihara mereka dari bencana kejahatan pada hari itu, maka sungguh, engkau telah menganugerahkan rahmat yang sa-ngat luas kepadanya dan demikian itulah curahan rahmat kemenangan yang teramat agung. ’10. Sesungguhnya bagi orang-orang yang kafir, kepada mereka pada hari kiamat itu diserukan oleh para malaikat, ‘sungguh, kebencian Allah, kepadamu, wahai orang-orang yang durhaka, jauh lebih besar daripada kebencianmu kepada dirimu sendiri, karena ketika kamu diseru oleh rasul dan orang-orang beriman untuk beriman kepada Allah dan rasul-Nya, lalu kamu mengingkarinya dengan menolak seruan itu. ‘.
Ghafir Ayat 9 Arab-Latin, Terjemah Arti Ghafir Ayat 9, Makna Ghafir Ayat 9, Terjemahan Tafsir Ghafir Ayat 9, Ghafir Ayat 9 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ghafir Ayat 9
Tafsir Surat Ghafir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”
(HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran