{39} Az-Zumar / الزمر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | فصلت / Fussilat {41} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ghafir غافر (Yang Maha Pengampun) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 40 Tafsir ayat Ke 15.
رَفِيعُ الدَّرَجَاتِ ذُو الْعَرْشِ يُلْقِي الرُّوحَ مِنْ أَمْرِهِ عَلَىٰ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ لِيُنْذِرَ يَوْمَ التَّلَاقِ ﴿١٥﴾
rafī’ud-darajāti żul-‘arsy, yulqir-rụḥa min amrihī ‘alā may yasyā`u min ‘ibādihī liyunżira yaumat-talāq
QS. Ghafir [40] : 15
(Dialah) Yang Mahatinggi derajat-Nya, yang memiliki ’Arsy, yang menurunkan wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, agar memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari Kiamat),
Sesungguhnya Allah Mahatinggi, derajat-Nya naik membumbung tinggi sehingga Dia tidaklah sama dengan makhluk-makhluk-Nya, kedudukan-Nya naik tinggi, Dia adalah pemilik ‘Arsy yang agung. Di antara bentuk rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya adalah bahwa Dia mengutus para Rasul kepada mereka untuk menyampaikan wahyu yang dengannya mereka hidup, sehingga mereka hidup dengan dasar ilmu dari Rabb mereka. Di samping para Rasul itu juga memberikan peringatan kepada hamba-hamba Allah tentang kehadiran Hari Kiamat di mana di sana orang-orang terdahulu dan orang-orang terakhir akan bertemu.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan tentang kebesaran dan keagungan diri-Nya, juga tentang ketinggian’ Arasy-Nya yang besar berada di atas semua makhluk-Nya bagaikan atap bagi semuanya. Seperti yang disebutkan dalam firman-Nya:
(Yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. (Al-Ma’arij: 3-4)
Insya Allah akan dijelaskan bahwa ini merupakan jarak antara ‘Arasy sampai bumi yang ketujuh, menurut pendapat segolongan ulama Salaf dan ulama Khalaf, dan ini merupakan pendapat yang paling kuat. Bukan hanya seorang ulama telah menyebutkan bahwa ‘Arasy itu dari yaqut merah yang mempunyai garis tengah sama dengan jarak perjalanan lima puluh ribu tahun, dan ketinggiannya dari bumi yang ketujuh sama dengan jarak perjalanan lima puluh ribu tahun. Dalam kisah tentang ‘kambing gunung’ telah disebutkan hal yang menunjukkan ketinggian ‘Arasy dari langit ke tujuh, yaitu jarak yang sangat jauh.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Yang mengutus Jibril dengan (membawa) perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. (Al-Mu’min: 15)
Semakna dengan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang menyebutkan:
Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu, “Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwa tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku.” (An-Nahl: 2)
Juga semakna dengan firman-Nya:
Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruhul Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan. (Asy-Syu’ara: 192194)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat), (Al-Mu’min: 15)
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Yaumut Talaq adalah salah satu nama hari kiamat, yang dengannya Allah memperingatkan kepada hamba-hamba-Nya.
Ibnu Juraij mengatakan, Ibnu Abbas r.a. telah mengatakan bahwa pada hari itu Adam bersua dengan keturunannya yang terakhir.
Ibnu Zaid mengatakan bahwa pada hari itu semua hamba Allah bersua.
Qatadah, As-Saddi, Bilal ibnu Sa’d, dan Sufyan ibnu Uyaynah mengatakan bahwa pada hari itu bersualah penduduk langit dan penduduk bumi, juga Khaliq dan makhluk-Nya.
Maimun ibnu Mahran mengatakan bahwa hari itu bertemu antara penganiaya dan orang yang dianiaya olehnya.
Ada juga yang mengatakan bahwa sesungguhnya Yaumut Talaq mempunyai pengertian yang mencakup semua pendapat di atas, juga mencakup pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang akan menjumpai amal baik dan amal buruk yang telah dikerjakannya; ini dikatakan oleh ulama lainnya.
Kemudian Allah menjelaskan bagian dari kebesaran dan kesempurnaanNya, hal yang menuntut keharusan memurnikan ibadah kepadaNya, seraya berfirman, رَفِيعُ الدَّرَجَاتِ ذُو الْعَرْشِ “Yang Mahatinggi derajatNya, Yang mempunyai ‘Arasy,” yakni, Yang Mahatinggi lagi Tertinggi, yang bersemayam di atas Arasy dan itu adalah keistimewaanNya. Derajatnya tinggi dengan ketinggian yang menjadikan Dia terpisah dari semua makhlukNya dan dengan itu pula martabatNya semakin tinggi, sifat-sifatNya luhur, DzatNya Mahatinggi, tidak bisa didekati kecuali dengan amal yang bersih lagi suci dan menyucikan, yaitu ikhlash yang bisa mengangkat derajat para pelakunya, mendekatkan mereka kepadaNya dan menjadikan mereka berada di atas makhlukNya.
Kemudian Allah mengingatkan akan nikmatNya atas hamba-hambaNya berupa kerasulan dan wahyu seraya berfirman, يُلْقِي الرُّوحَ “Yang menyampaikan ruh.” Maksudnya adalah: Wahyu yang bagi ruh dan hati laksana ruh bagi jasad. Jasad tanpa ruh tidak akan bisa hidup, dan demikian pula ruh dan hati tanpa ruh wahyu tidak bisa menjadi baik dan tidak akan beruntung. Maka Allah جَلَّ جَلالُهُ يُلْقِي الرُّوحَ مِنْ أَمْرِهِ “yang menyampaikan ruh dengan perintahNya” yang di dalamnya terkandung kebaikan dan kemaslahatan bagi manusia, عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ “kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya,” yaitu, para rasul yang telah Dia utamakan dan diistimewakan dengan wahyu dan berdakwah kepada hamba-hambaNya.
Faidah dari diutusnya para rasul adalah menggapai kebahagiaan untuk manusia di dunia, agama dan akhirat mereka, dan menghilangkan kesengsaraan dari mereka dalam urusan dunia, agama, dan akhirat mereka, maka dari itu Dia berfirman, لِيُنْذِرَ “Supaya dia memperingatkan.” Maksudnya, supaya orang yang diberi wahyu oleh Allah itu memberikan peringatan, يَوْمَ التَّلَاقِ “tentang Hari Pertemuan.” Maksudnya, supaya ia mempertakuti manusia akan hari itu dan menghimbau mereka untuk mempersiapkan diri dengan melakukan sebab-sebab yang dapat menyelamatkan diri mereka dari apa yang akan terjadi pada hari itu. Allah menyebutnya yaumut talaq (hari pertemuan) adalah karena pada hari itu sang Khaliq (Pencipta) bertemu dengan makhluk-makhlukNya, dan pertemuan antara sesama mereka serta pertemuan para pelaku dengan amal-amal perbuatannya dan juga balasannya untuk mereka.
Yakinlah dengan seyakin-yakinnya bahwa dialah yang mahatinggi derajat-Nya, dan dia pula yang memiliki ‘arsy, dan yang menurunkan wah-yu yakni Al-Qur’an dengan perintah-Nya kepada siapa yang dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya untuk menjadi rasul-Nya, agar rasul itu memperingatkan manusia tentang hari pertemuan, yaitu hari kiamat. 16. Yaitu pada hari ketika mereka, manusia keluar dari kubur tanpa kemampuan menyembunyikan rahasia diri; dan tidak sesuatu pun keadaan perbuatan mereka yang tersembunyi di sisi Allah. Lalu Allah berfirman, ‘milik siapakah kerajaan pada hari ini” kemudian terdengar jawaban, ‘milik Allah yang maha esa lagi maha mengalahkan. ‘.
Ghafir Ayat 15 Arab-Latin, Terjemah Arti Ghafir Ayat 15, Makna Ghafir Ayat 15, Terjemahan Tafsir Ghafir Ayat 15, Ghafir Ayat 15 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ghafir Ayat 15
Tafsir Surat Ghafir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)