{39} Az-Zumar / الزمر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | فصلت / Fussilat {41} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ghafir غافر (Yang Maha Pengampun) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 40 Tafsir ayat Ke 43.
لَا جَرَمَ أَنَّمَا تَدْعُونَنِي إِلَيْهِ لَيْسَ لَهُ دَعْوَةٌ فِي الدُّنْيَا وَلَا فِي الْآخِرَةِ وَأَنَّ مَرَدَّنَا إِلَى اللَّهِ وَأَنَّ الْمُسْرِفِينَ هُمْ أَصْحَابُ النَّارِ ﴿٤٣﴾
lā jarama annamā tad’ụnanī ilaihi laisa lahụ da’watun fid-dun-yā wa lā fil-ākhirati wa anna maraddanā ilallāhi wa annal-musrifīna hum aṣ-ḥābun-nār
QS. Ghafir [40] : 43
Sudah pasti bahwa apa yang kamu serukan aku kepadanya bukanlah suatu seruan yang berguna baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya tempat kembali kita pasti kepada Allah, dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itu akan menjadi penghuni neraka.
Benar, dakwah yang kalian serukan kepadaku agar aku meyakininya adalah sesuatu yang tidak patut untuk didakwahkan. Ia tidak bisa dimintai perlindungan, tidak di dunia dan tidak di akhirat, karena ia tidak mampu dan tidak sempurna. Ketahuilah bahwa tempat kembali seluruh makhluk adalah kepada Allah. Dia membalas setiap pelaku perbuatan sesuai dengan perbuatannya, dan bahwa orang-orang yang melanggar batasan-batasan-Nya dengan melakukan kemaksiatan, menumpahkan darah dan kekufuran adalah penduduk neraka.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya. (Al-Mu’min: 43)
Yaitu memang benar.
Menurut As-Saddi dan Ibnu Jarir, makna firman-Nya, “La jarama” artinya benar.
Ad-Dahhak mengatakan bahwa La jarama artinya bukan dusta.
Ali ibnu AbuTalhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna firman-Nya, “La jarama, ” ialah tidak sebenarnya apa yang kamu seru supaya aku beriman kepadanya, yaitu berupa berhala-berhala dan tandingan-tandingan yang kalian ada-adakan itu. tidak dapat memperkenankan seruan apa pun, baik di dunia maupun di akhirat. (Al-Mu’min: 43)
Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah berhala itu tidak dapat berbuat apa-apa.
Qatadah mengatakan, berhala itu tidak dapat memberi manfaat dan tidak dapat pula menolak mudarat.
As-Saddi mengatakan bahwa berhala itu tidak dapat menjawab orang yang menyerunya, baik di dunia ini maupun di akhirat.
Hal ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa orang-orang yang menyerunya? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat), niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka. (Al-Ahqaf: 5-6)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. (Fatir: 14)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah. (Al-Mu’min: 43)
Yakni kelak di negeri akhirat, maka Allah akan membalas setiap orang sesuai dengan amal perbuatannya. Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya:
dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka. (Al-Mu’min: 43)
Artinya, mereka kekal di dalamnya karena sikap mereka yang berlebihan, yaitu mempersekutukan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
لَا جَرَمَ “Sudah pasti,” maksudnya, yang sudah pasti dan yakin أَنَّمَا تَدْعُونَنِي إِلَيْهِ لَيْسَ لَهُ دَعْوَةٌ فِي الدُّنْيَا وَلَا فِي الْآخِرَةِ “bahwa apa yang kamu serukan kepadaku itu tidak dapat memperkenankan seruan apa pun, baik di dunia maupun di akhirat.” Maksudnya, tidak berhak diserukan kepadanya dan tidak pula dijadikan sandaran di dunia dan di akhirat karena ketidakberdayaan dan kelemahannya, dan karena ia tidak bisa memberikan manfaat ataupun menimpakan marabahaya, tidak bisa mematikan, menghidupkan ataupun membangkitkan. وَأَنَّ مَرَدَّنَا إِلَى اللَّهِ “Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah” , lalu Dia akan memberikan balasan kepada setiap orang sesuai dengan perbuatannya. وَأَنَّ الْمُسْرِفِينَ هُمْ أَصْحَابُ النَّارِ “Dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka.” Merekalah orang-orang yang telah melampaui batas terhadap diri mereka dengan lancang terhadap Allah, melakukan kemaksiatan dan kekafiran kepadaNya.
Sudah pasti dan tidak dapat disangkal lagi bahwa apa yang kamu serukan sedemikian rupa kepadaku agar aku beriman kepadanya, bukanlah suatu seruan yang baik yang akan berguna bagi kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Dan sadarilah bahwa sesungguhnya tempat kembali kita pada akhirnya pasti kepada Allah tuhan yang maha esa, dan ketahuilah sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas dengan berbuat durhaka kepada Allah, mereka itu-lah orang-orang yang akan menjadi penghuni neraka. 44. Maka dengan demikian kelak kamu akan ingat dan mengakui kebe-naran yang aku sampaikan kepada kamu dan bahkan apa yang kukatakan kepadamu selama ini sesuatu yang layak untuk diyakini. Dan oleh sebab itu, aku menyerahkan seluruh urusanku hanya kepada Allah. Sungguh, Allah maha melihat akan apa yang diperbuat oleh hamba-hamba-Nya dan akan memberi balasan yang setimpal dengan apa yang diperbuat. ‘.
Ghafir Ayat 43 Arab-Latin, Terjemah Arti Ghafir Ayat 43, Makna Ghafir Ayat 43, Terjemahan Tafsir Ghafir Ayat 43, Ghafir Ayat 43 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ghafir Ayat 43
Tafsir Surat Ghafir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”
(HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran