{39} Az-Zumar / الزمر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | فصلت / Fussilat {41} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ghafir غافر (Yang Maha Pengampun) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 40 Tafsir ayat Ke 46.
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا ۖ وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ ﴿٤٦﴾
an-nāru yu’raḍụna ‘alaihā guduwwaw wa ‘asyiyyā, wa yauma taqụmus-sā’ah, adkhilū āla fir’auna asyaddal-‘ażāb
QS. Ghafir [40] : 46
Kepada mereka diperlihatkan neraka, pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Lalu kepada malaikat diperintahkan), “Masukkanlah Fir‘aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras!”
Mereka tenggelam pertama kali dan binasa, kemudian di dalam kubur mereka disiksa di mana api neraka disodorkan kepada mereka di pagi dan petang hari sampai hari perhitungan amal, dan di hari kiamat dikatakan: Masukkanlah keluarga Fir’aun ke dalam neraka sebagai balasan atas perbuatan buruk yang mereka lakukan. Ayat ini merupakan dasar yang menetapkan adanya siksa kubur.
Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat), “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” (Al-Mu’min: 46)
Yakni paling keras sakitnya dan paling besar azabnya. Ayat ini merupakan dalil pokok di kalangan mazhab ahli sunnah wal jama’ah yang menyatakan adanya azab di alam barzakh (alam kubur), yaitu firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang. (Al-Mu’min: 46)
Akan tetapi, timbul suatu pengertian bahwa tidak diragukan lagi ayat ini adalah ayat Makkiyyah, dan mereka telah menjadikannya sebagai dalil yang menunjukkan adanya azab kubur di alam barzakh.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnul Qasim alias Abun Nadr, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Sa’id ibnu Amr ibnu Sa’id ibnul As, telah menceritakan kepada kami Sa’id (yakni ayahnya), dari Aisyah r.a., bahwa pernah ada seorang wanita Yahudi yang menjadi pelayannya, maka tidak sekali-kali Aisyah berbuat suatu kebaikan kepadanya, melainkan ia mendoakan bagi Aisyah, “Semoga Allah memelihara dirimu dari siksa kubur.” Aisyah r.a. melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ masuk menemuinya, maka ia bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah siksa kubur itu ada sebelum hari kiamat?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Tidak ada. Siapa yang menduga demikian?” Aisyah menjawab, “Wanita Yahudi ini, tidak sekali-kali aku berbuat baik kepadanya melainkan dia mendoakan bagiku, ‘Semoga Allah memelihara dirimu dari siksa kubur’.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Orang-orang Yahudi itu pendusta dan terhadap Allah mereka lebih pendusta lagi, tiada azab sebelum hari kiamat.” Kemudian selang beberapa waktu menurut apa yang dikehendaki Allah, pada suatu hari beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ keluar di tengah hari seraya memakai kain selimut, sedangkan kedua mata beliau memerah, lalu beliau berseru dengan suara yang sangat keras: Alam kubur itu bagaikan sepotong malam hari yang sangat gelap. Hai manusia, sekiranya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu banyak menangis dan sedikit tertawa. Hai manusia, mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur, karena sesungguhnya siksa kubur itu benar (adanya).
Sanad hadis ini sahih dengan syarat Bukhari dan Muslim, tetapi keduanya tidak mengetengahkannya.
Imam Ahmad meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Az-Zuhri, dari Urwah, dan Aisyah r.a. yang menceritakan bahwa pernah ada seorang wanita Yahudi meminta-minta kepadanya, maka ia memberinya, lalu wanita Yahudi itu berdoa “Semoga Allah menyelamatkan dirimu dari siksa kubur.” Siti Aisyah r.a. tidak suka dengan hal tersebut. Dan ketika ia melihat Nabi Saw datang, maka ia menanyakan hal itu kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, dan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Tidak ada” Kemudian setelah peristiwa ini berlalu, Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan disiksa di dalam kubur kalian.
Hadis ini pun dengan syarat keduanya.
Maka timbullah pertanyaan, bagaimanakah menggabungkah antara hal ini dan keadaan ayat sebagai ayat Makkiyyah yang mengandung kesimpulan dalil yang menunjukkan adanya siksa kubur?
Sebagai jawabannya dapat dikatakan bahwa ayat ini hanya menunjukkan bahwa arwah itu ditampilkan di hadapan neraka di setiap pagi dan petang di alam barzakh, dan tidak ada suatu pengertian pun yang menunjukkan menjalarnya rasa sakit arwah sampai kepada tubuh (jasad) kasarnya di alam kubur, karena hal tersebut hanya khusus terjadi pada roh. Adapun mengenai terjadinya azab pada jasad dan rasa sakit karena azab itu, maka tiada suatu dalil pun yang menunjukkan ke arahnya melainkan hanya melalui sunnah, yaitu dalam hadis-hadis yang dapat diterima, seperti yang akan dikemukakan kemudian.
Dapat pula dikatakan bahwa sesungguhnya ayat ini hanya menunjukkan adanya azab bagi orang-orang kafir di alam barzakhnya, dan tidak mengandung suatu kepastian yang menyatakan adanya azab bagi orang mukmin di alam kuburnya karena dosa yang dilakukannya. Di antara dalil yang memperkuat pendapat ini ialah sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Umar, telah menceritakan kepada kami Yunus, dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah r.a., bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ masuk ke dalam rumahnya yang pada saat itu di hadapan Aisyah ada seorang wanita Yahudi, sedangkan Siti Aisyah berkata (kepada wanita Yahudi itu), “Apakah kamu meyakini bahwa kamu diazab dalam kuburmu?” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ terkejut, lalu bersabda, “Sesungguhnya yang diazab (dalam kubur) hanyalah orang Yahudi.” Aisyah melanjutkan kisahnya, bahwa lalu kami tinggal beberapa malam sesudah peristiwa itu, kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Ingatlah, sesungguhnya kalian akan diazab di dalam kubur (mu). Siti Aisyah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sesudah peristiwa itu selalu memohon perlindungan kepada Allah dari azab kubur.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Muslim, dari Harun ibnu Sa’id dan Harmalah, keduanya dari Ibnu Wahb, dari Yunus ibnu Yazid Al-Aili, dari Az-Zuhri dengan sariad yang sama.
Dapat pula dikatakan bahwa sesungguhnya ayat ini menunjukkan arwah diazab di alam barzakhnya, tetapi bukan berarti tubuh kasar yang ada di dalam kuburnya ikut merasakannya. Ketika hal mengenai ini diwahyukan kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, maka barulah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memohon perlindungan kepada Allah dari siksa kubur. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Imam Bukhari telah meriwayatkan melalui hadis Syu’bah, dari Asy’as, dari Ibnu Abusy Sya’sa, dari ayahnya, dari Masruq, dari Aisyah r.a. bahwa pernah ada seorang wanita Yahudi masuk menemuinya, lalu wanita Yahudi itu mengatakan, “Kami berlindung kepada Allah dari azab kubur.” Maka Aisyah r.a. menanyakan azab kubur itu kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, dan beliau menjawab: Benar, azab kubur itu adalah hak (benar). Siti Aisyah r.a. mengatakan bahwa tidak sekali-kali ia melihat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sesudah peristiwa itu bila telah selesai dari salatnya, melainkan memohon perlindungan dari azab kubur.
Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dengan segera membenarkan berita yang disampaikan oleh wanita Yahudi tersebut dan mengakuinya. Sedangkan dalam hadis-hadis yang sebelumnya dinyatakan bahwa pada mulanya beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengingkari hal tersebut, hingga turunlah kepadanya wahyu yang menerangkannya. Barangkali keduanya merupakan dua peristiwa —hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui— dan hadis-hadis mengenai azab kubur banyak sekali.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: pada pagi dan petang. (Al-Mu’min: 46) Maksudnya, di setiap pagi dan petang selama dunia masih berputar. Dikatakan kepada mereka, “Hai kaum Fir’aun, inilah tempat tinggal kalian,” dengan nada mencemoohkan dan kecaman serta menghina mereka.
Ibnu Zaid mengatakan bahwa mereka (Fir’aun dan kaumnya) sekarang berada di dalam neraka di setiap pagi dan petang hingga hari kiamat.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id, telah menceritakan kepada kami Al-Muharibi, telah menceritakan kepada kami Lais, dari Abdur Rahman ibnu Sarwan, dari Huzail, dari Abdullah ibnu Mas’ud r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya arwah para syuhada berada di dalam perut burung-burung hijau yang terbang bebas di dalam surga membawa mereka ke mana pun yang mereka kehendaki. Dan sesungguhnya arwah anak-anak kecil kaum mukmin berada di dalam perut burung-burung pipit yang terbang bebas di dalam surga membawa mereka sekehendak mereka, lalu burung-burung itu hinggap di lentera-lentera yang bergantung di ‘Arasy. Dan sesungguhnya arwah Fir aun dan kaumnya berada di dalam perut burung-burung hitam yang setiap pagi dan petang pergi ke neraka Jahanam. Yang demikian itulah pengertian ‘ditampakkan kepada mereka neraka pada pagi dan petang’.
Ats-Tsauri telah meriwayatkannya dari Abu Qais, dari Abul Huzail ibnu Syurahbil, dari perkataan Ibnu Mas’ud r.a. sehubungan dengan nasib arwah Fir’aun dan kaumnya.
Hal yang sama telah dikatakan oleh As-Saddi di dalam hadis Isra melalui riwayat Harun Al-Abdi, dari Abu Sa’id Al-Khudn r.a., dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang antara lain disebutkan bahwa kemudian aku dibawa pergi menuju ke tempat sejumlah banyak orang yang semuanya laki-laki. Tiap orang dari mereka mempunyai perut sebesar rumah yang besar; mereka dalam keadaan terbelenggu dengan memakai pakaian kaum Fir’aun, dan kaum Fir’aun ditampakkan kepada mereka neraka di setiap pagi dan petang.
dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat), “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” (Al-Mu’min: 46)
Fir’aun bersama kaumnya seperti unta yang terkena racun; mereka menumbukkan dirinya pada batu dan pohon, sedangkan mereka tidak sadar dengan perbuatannya itu.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnu Akhram, telah menceritakan kepada kami Amir ibnu Mudrik Al-Harisi, telah menceritakan’ kepada kami Atabah ibnu Yaqzhan, dari Qais ibnu Muslim, dari Tariq, dari Syihab, dari Ibnu Mas’ud r.a., dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda, “Tidak sekali-kali seseorang berbuat kebaikan dari kalangan orang muslim ataupun orang kafir, melainkan Allah memberi balasan.” Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah balasan orang kafir itu?” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: jika dia telah menyambung tali persaudaraan atau memberikan suatu sedekah atau mengerjakan kebaikan, maka Allah memberinya balasan berupa harta, anak, kesehatan, dan lain sebagainya yang serupa. Kami bertanya, “Lalu apakah balasan baginya di negeri akhirat nanti?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Azab tanpa penderitaan (yang harus diterimanya) Lalu beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membaca firman-Nya: Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras. (Al-Mu’min: 46)
Al-Bazzar telah meriwayatkan hadis ini di dalam kitab musnadnya, dari Zaid ibnu Akhram, kemudian ia mengatakan bahwa kami tidak mengetahui Zaid ibnu Akhram mempunyai isnad selain hadis ini.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdul Karim ibnu Abu Umair, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Muhammad Al-Fazzari Al-Balkhi yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Al-Auza’i saat ditanya oleh seorang lelaki yang mengatakan kepadanya, “Semoga Allah merahmatimu, kami telah melihat banyak burung yang keluar dari dalam laut menuju ke arah barat. Burung-burung itu berbulu putih, gelombang demi gelombang; tiada yang mengetahui bilangannya kecuali hanya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Dan apabila hari telah petang, burung-burung itu kembali dalam keadaan hitam legam bulunya.” Al-Auza’i mengatakan, “Kamu telah menyaksikannya dengan mata kepalamu sendiri?” Lelaki itu menjawab, “Benar.” Maka Al-Auza’i mengatakan bahwa sesungguhnya di dalam perut burung-burung itu terdapat arwah Fir’aun dan kaumnya, ditampakkan kepada mereka neraka di setiap pagi dan petang, lalu kembali ke sarang mereka, sedangkan bulu mereka telah hangus terbakar hingga menjadi hitam. Di malam hari bulu hitam itu rontok, lalu muncul kembali bulu putihnya, setelah itu burung-burung itu pergi lagi menuju ke neraka setiap pagi, dan petangnya kembali ke sarangnya. Demikianlah kebiasaan yang terjadi pada mereka di dunia. Apabila kiamat telah terjadi, Allah berfirman: Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras. (Al-Mu’min: 46) Al-Auza’i mengatakan bahwa mereka (Fir’aun dan bala tentaranya) berjumlah kurang lebih enam ratus ribu personel.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq, telah menceritakan kepada kami Malik, dari Nafi’, dari Ibnu Umar r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Sesungguhnya seseorang di antara kalian apabila mati, ditampakkan kepadanya setiap pagi dan petang kedudukannya. Jika dia termasuk ahli surga, maka surgalah yang ditampakkan kepadanya; dan jika dia ahli neraka, maka yang ditampakkan kepadanya adalah neraka. Lalu dikatakan kepadanya, “Inilah tempatmu kelak sampai Allah membangkitkan kamu untuk menempatinya di hari kiamat.”
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini di dalam kitab sahih masing-masing melalui hadis Malik dengan sanad yang sama.
45-46. “Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka”. Allah Yang Mahakuat lagi Maha Pengasih memelihara lelaki beriman yang mendapat hidayah itu dari keburukan apa yang telah direncanakan Firaun, dan Allah melindunginya dai rencana Firaun untuk membunuh dan membinasakannya karena ia telah menampakan kepada mereka sikap yang tidak mereka sukai dan ia menampakkan kepada mereka bahwa ia berpihak kepada Nabi Musa, ia mengajak mereka kepada apa yang diserukan oleh Nabi Musa.
Ini adalah pekara yang mereka tidak sanggup melakukannya padahal pada saat itu mereka adalah orang-orang yang berkuasa. Lelaki ini telah membuat mereka sangat marah dan jengkel kepadanya.
Maka dari itu mereka hendak malakukan tipudaya terhadapnya, namun Allah melindunginya dari tipudaya dan rencana jahat mereka. Tipudaya dan rencana jahat mereka berbalik menimpa mereka sendiri. “Dan Firaun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk.” Allah menenggelamkan mereka semuanya dalam satu pagi hari, dan di alam barzakh kemudian, “kepada mereka ditampakan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat (dikatakan kepada malaikat), ‘masukanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras’.” Itulah siksaan dan hukuman yang sangat keji yang ditimpakan terhadap orang-orang yang mendustkan para utusan Allah dan membangkang terhadap perintahNya.
Kepada mereka akan diperlihatkan di alam barzakh azab yang amat buruk, yakni neraka yang diperlihatkan pada setiap pagi dan petang, dan juga pada hari terjadinya kiamat, lalu kepada malaikat diperintahkan, ‘masukkanlah fir’aun dan kaumnya ke dalam neraka yang di dalamnya terdapat azab yang sangat keras!’47. Ayat yang lalu memberitakan azab yang diterima oleh fir’aun dan pengikut-pengikutnya di dalam neraka. Melalui ayat ini dan ayat-ayat berikut, Allah menjelaskan kondisi saling menghujat di kalangan peng-huni neraka. Dan ingatlah bagaimana kelak pada waktu mereka ber-ada dalam neraka, ketika itu mereka berbantah-bantahan di dalam neraka, maka orang yang lemah sebagai pengikut berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri yang memimpin mereka, ‘sesungguhnya kami dahulu ketika kita sama-sama hidup di dunia adalah pengikut-pengikutmu yang setia. Maka oleh sebab itu, dapatkah kamu melepaskan kami dari azab ini ataupun memikul sebagian dari azab api neraka yang sedang menimpa kami’.
Ghafir Ayat 46 Arab-Latin, Terjemah Arti Ghafir Ayat 46, Makna Ghafir Ayat 46, Terjemahan Tafsir Ghafir Ayat 46, Ghafir Ayat 46 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ghafir Ayat 46
Tafsir Surat Ghafir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)