{39} Az-Zumar / الزمر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | فصلت / Fussilat {41} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ghafir غافر (Yang Maha Pengampun) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 40 Tafsir ayat Ke 69.
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِ اللَّهِ أَنَّىٰ يُصْرَفُونَ ﴿٦٩﴾
a lam tara ilallażīna yujādilụna fī āyātillāh, annā yuṣrafụn
QS. Ghafir [40] : 69
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang (selalu) membantah ayat-ayat Allah? Bagaimana mereka dapat dipalingkan?
Apakah kamu (wahai Rasul) tidak takjub kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, mereka berselisih padanya, padahal ayat-ayat tersebut jelas petunjuknya, menetapkan tauhid dan kodrat Allah. Bagaimana ia berpaling darinya padahal ia shahih? Kemana mereka akan pergi setelah penjelasan yang jelas ini.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang al-mala-ul a’la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan. (Shad: 69)
Yakni seandainya tidak ada wahyu, maka dari manakah aku dapat mengetahui perselisihan yang terjadi di kalangan mala-ul a’la Yakni tentang Adam a.s. dan membangkangnya iblis tidak mau bersujud kepadanya, juga tentang resolusi iblis yang menentang Tuhannya karena Dia lebih mengutamakan Adam daripada dirinya.
Adapun mengenai hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yaitu bahwa:
telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id maula Bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami Jahdam Al-Yamami, dari Yahya ibnu Abu Kasir, dari Zaid ibnu Abu Salam, dari Abu Salam, dari Abdur Rahman ibnu Aisy, dari Malik ibnu Yukhamir, dari Mu’az r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menahan dirinya tidak menemui kami di suatu pagi hari dalam salat Subuh, hingga kami hampir melihat sinar mentari akan terbit. Tiba-tiba Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ keluar dengan cepat, lalu diiqamahkanlah salat Subuhnya. Beliau mengerjakan salat Subuhnya dengan ringan (cepat). Setelah bersalam, beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Tetaplah di tempat.” – Kemudian beliau menghadapkan wajahnya ke arah kami dan bersabda: Sesungguhnya tadi malam aku bangun, lalu salat sebagaimana biasanya kulakukan, dan aku mengantuk dalam salatku hingga aku sadar, tiba-tiba aku melihat Tuhanku dengan penampilan yang sangat baik, lalu Dia berfirman, ‘Hai Mumammad, tahukah kamu, mengapa mala-ul a’la berbantah-bantahan?” Aku menjawab.”Ya Tuhanku, aku tidak megetahui, ” sebanyak tiga kali. Lalu kulihat Dia meletakkan telapak tangan-Nya di antara dua tulang belikatku, sehingga aku dapat merasakan kesejukan jari-jemari-Nya menembus dadaku. Maka Dia menampakkan kepadaku segala sesuatu sehingga aku mengetahui. Lalu Dia bertanya.”Hai Muhammad, apakah yang diperselisihkan oleh al-mala-ul a’la?” Aku menjawab, “Tentang perbuatan-perbuatan yang menghapuskan dosa-dosa.” Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى bertanya, “Apakah yang dimaksud dengan hal-hal yang menghapuskan dosa itu?” Aku menjawab, “Melangkahkan kaki menuju ke salat berjamaah, duduk di dalam masjid sesudah mengerjakan salat, dan mengerjakan wudu dengan sempurna di saat-saat yang sulit.” Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى bertanya.”Apakah yang dimaksud dengan amal-amal yang meninggikan derajat itu?” Aku menjawab, “Memberi makan (fakir miskin), bertutur kata dengan lemah lembut, dan mengerjakan salat di saat manusia lelap dalam tidurnya.” Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Mintalah.” Aku memohon, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Engkau (agar aku dapat) mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang munkar, dan cinta kepada kaum miskin. Dan aku memohon kepada-Mu, ampunilah bagiku dan berilah aku rahmat. Dan apabila Engkau hendak menimpakan suatu cobaan terhadap suatu kaum, maka matikanlah aku dalam keadaan tidak terkena cobaan. Dan aku memohon kepada Engkau kecintaan kepada-Mu, kecintaan kepada orang yang mencintai-Mu, dan kecintaan kepada amal yang mendekatkan diriku kepada kecintaan kepada-Mu.” Lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya ini adalah hak, maka hafalkanlah dan amalkanlah.
Ini adalah hadis mimpi yang terkenal, dan orang yang menganggapnya terjadi saat beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam keadaan terbangun merupakan suatu kekeliruan. Hadis ini ada di dalam kitab-kiab sunan diriwayatkan melalui berbagai jalur. Hadis yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi melalui riwayat Jahdam ibnu Abdullah Al-Yamami dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
Bantah-bantahan ini bukanlah bantah-bantahan yang disebutkan di dalam Al-Qur’an, karena bantah-bantahan ini telah ditafsirkan. Sedangkan mengenai bantah-bantahan yang disebutkan di dalam Al-Qur’an akan ditafsirkan dalam penjelasan berikutnya, yaitu:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِ اللَّهِ “Apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah” yang sangat jelas sekali, dengan rasa heran terhadap sikap mereka yang sangat keji. أَنَّى يُصْرَفُونَ “Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan,” yakni, bagaimana mereka bisa berpaling darinya?! Kemana mereka pergi setelah penjelasan yang sangat sempurna itu?! Apakah mereka menemukan ayat-ayat lain yang jelas yang melawan ayat-ayat Allah?! Sekali-kali tidak, demi Allah. Ataukah justru mereka menemukan syubhat-syubhat (pemikiran-pemikiran rancu) yang sejalan dengan keinginan nafsu mereka yang dengannya mereka membantah demi kebatilan mereka?!
Setelah disimpulkan pada ayat-ayat yang lalu bahwa Allah-lah pe-nguasa alam semesta ini, dan yang berkuasa menghidupkan dan mematikan, maka ayat-ayat berikut kembali menghadapkan perhatian terhadap orang-orang yang mendebat kebenaran wahyu terutama tentang akibat yang akan mereka terima karena perbuatan tersebut. “apakah kamu, wahai nabi Muhammad, tidak memperhatikan tentang orang-orang yang selalu membantah dengan batil terhadap semua bukti kebenaran ayat-ayat Allah’ bagaimana jalan pikiran mereka sehingga mereka dapat dipalingkan dari bukti-bukti kebenaran yang sangat jelas dari wahyu itu”70. Orang-orang yang mendebat dengan batil wahyu Allah itu adalah orang-orang yang mendustakan kitab, yakni Al-Qur’an, dan wahyu yang dibawa oleh rasul-rasul kami yang telah kami utus, yakni zabur, taurat, dan injil. Kelak mereka akan mengetahui akibat dari sanggahan mereka itu.
Ghafir Ayat 69 Arab-Latin, Terjemah Arti Ghafir Ayat 69, Makna Ghafir Ayat 69, Terjemahan Tafsir Ghafir Ayat 69, Ghafir Ayat 69 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ghafir Ayat 69
Tafsir Surat Ghafir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran