{39} Az-Zumar / الزمر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | فصلت / Fussilat {41} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ghafir غافر (Yang Maha Pengampun) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 40 Tafsir ayat Ke 82.
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ كَانُوا أَكْثَرَ مِنْهُمْ وَأَشَدَّ قُوَّةً وَآثَارًا فِي الْأَرْضِ فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ ﴿٨٢﴾
a fa lam yasīrụ fil-arḍi fa yanẓurụ kaifa kāna ‘āqibatullażīna ming qablihim, kānū akṡara min-hum wa asyadda quwwataw wa āṡāran fil-arḍi fa mā agnā ‘an-hum mā kānụ yaksibụn
QS. Ghafir [40] : 82
Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di bumi, lalu mereka memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu lebih banyak dan lebih hebat kekuatannya serta (lebih banyak) peninggalan-peninggalan peradabannya di bumi, maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka.
Apakah orang-orang yang mendustakan itu tidak berjalan di muka bumi lalu merenungkan akhir hidup umat-umat yang mendustakan sebelum mereka, bagaimana akibat yang menimpa mereka? Padahal umat-umat terdahulu itu lebih kuat jumlahnya, perlengkapannya dan karya peninggalannya di muka bumi berupa bangunan besar, bangunan menjulang, pertanian dan lainnya, namun apa yang mereka usahakan itu tidak bisa membantu mereka saat azab Allah turun menimpa mereka.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan tentang umat-umat terdahulu yang mendustakan rasul-Nya, dan apa yang telah menimpa mereka berupa azab yang keras, padahal mereka adalah orang-orang yang kuat dan berpengaruh di muka bumi dan mempunyai harta benda yang banyak serta kekayaan yang berlimpah. Akan tetapi, semuanya itu tidak memberikan manfaat barang sedikit pun kepada mereka dan tidak dapat menolak dari mereka barang sedikit pun dari perintah (azab) Allah.
Demikian itu karena ketika datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa keterangan-keterangan, bukti-bukti yang jelas, serta hujah-hujah yang pasti, mereka tidak mengindahkan seruan para rasul itu dan tidak mau menerimanya, bahkan mereka merasa cukup dengan pengetahuan yang ada pada mereka dengan anggapan bahwa itu lebih baik daripada apa yang disampaikan oleh para rasul kepada mereka.
Mujahid mengatakan bahwa umat-umat terdahulu itu mengatakan, “Kami lebih mengetahui daripada mereka (para rasul itu), bahwa kami tidak akan dibangkitkan dan tidak akan diazab.”
As-Saddi mengatakan bahwa mereka merasa senang dengan pengetahuan yang mereka miliki, padahal sikap mereka itu jahil (bodoh), maka ditimpalah mereka oleh azab Allah yang belum pernah mereka alami sebelumnya.
Allah جَلَّ جَلالُهُ menghimbau kepada orang-orang yang mendustakan rasul untuk melakukan perjalanan jauh di muka bumi ini dengan jiwaraga mereka dan bertanya kepada orang-orang, فَيَنْظُرُوا “lalu memperhatikan” dengan renungan dan mencari bukti, bukan pandangan lalai atau peremehan, كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ “Bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka” dari umat-umat terdahulu, seperti kaum ‘Ad, Tsamud dan lain-lain yang dahulu lebih kuat dan lebih banyak harta kekayaannya dan lebih dahsyat peninggalan-peninggalannya di bumi ini, seperti bangunan-bangunan benteng, tumbuh-tumbuhan yang unik dan pertanian yang sangat banyak, فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ “tetapi apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka.” Saat keputusan Allah datang kepada mereka, kekuatan mereka sama sekali tidak berguna dan mereka pun tidak bisa menebus diri mereka dengan harta kekayaan mereka dan tidak pula dapat bertahan di dalam benteng-benteng mereka.
Adalah benar bahwa tanda-tanda kebesaran Allah itu terdapat dalam fenomena alam yang terkembang. Namun demikian, tanda-tanda kebesaran Allah itu juga ada dalam sejarah peradaban umat manusia. Ayat-ayat berikut mengajak manusia untuk mengembara di permukaan bumi menyaksikan jejak sejarah dari umat terdahulu yang berpaling dari jalan kebenaran. Allah berfirman, ‘maka apakah mereka orang-orang musyrik mekah dan generasi mana saja yang membaca firman Allah ini, tidak mengadakan perjalanan dan mengembara di bumi, lalu mereka memperhatikan dengan mata kepala dan mata hati, bagaimana kesudahan orang-orang terdahulu yang hidup sebelum mereka. Mereka umat terdahulu itu lebih banyak hasil pembangunannya dan juga lebih hebat kekuatannya serta lebih banyak peninggalan-peninggalan peradabannya di bumi. Maka, ketahuilah bahwa seluruh apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka sedikit pun dari kehancuran yang menimpa mereka. 83. Mengapa peradaban umat-umat terdahulu itu hancur dan hanya tinggal sejarahnya saja berupa fosil atau tinggalan lainnya’ itu semua tidak lain karena disebabkan oleh kedustaan dan olok-olokan mereka terhadap para rasul yang diutus dari kalangan mereka sendiri. ‘maka ketika para rasul yang berasal dari kalangan mereka sendiri, datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata berupa petunjuk dari Allah, mereka membelakangi petunjuk Allah yang dibawa oleh para rasul itu, karena congkak dan sombong, merasa lebih senang dan lebih hebat dengan ilmu yang ada pada mereka, dan karena itu, mereka dikepung oleh azab yang dahulu mereka memperolok-olokkannya.
Ghafir Ayat 82 Arab-Latin, Terjemah Arti Ghafir Ayat 82, Makna Ghafir Ayat 82, Terjemahan Tafsir Ghafir Ayat 82, Ghafir Ayat 82 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ghafir Ayat 82
Tafsir Surat Ghafir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)